Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pemelintiran "Liburan" Menjadi "Pembelajaran"

18 Januari 2025   13:15 Diperbarui: 30 Januari 2025   12:03 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Mikhail Bakhtin, setiap tindakan verbal memiliki dimensi dialogis yang mencerminkan makna dan konteks sosial (Bakhtin, 1981). Dengan mengabaikan konteks budaya dan religius dalam kebijakan pendidikan, hal ini dapat menambah beban bagi siswa dan guru. Pada akhirnya, ini bisa merugikan proses belajar-mengajar itu sendiri.

Implikasi Sosial dari Keputusan Ini

Andai keputusan yang dibuat adalah tidak mengambil libur di bulan Ramadan, hal ini menunjukkan inkonsistensi dalam pemahaman kebijakan publik. 

Hal ini juga dapat menciptakan beban emosional dan mental bagi siswa dan guru. Sebagai contoh, seorang siswa yang harus terus belajar tanpa jeda mungkin merasa kelelahan dan stres. Guru yang juga harus terus mengajar tanpa waktu istirahat yang memadai bisa mengalami burnout.

Banyak yang berargumen bahwa kebijakan semacam ini menciptakan beban emosional dan mental bagi siswa dan guru. Tanpa adanya waktu istirahat yang cukup, kualitas pembelajaran dapat menurun. 

Siswa yang kelelahan mungkin tidak mampu memahami materi pelajaran dengan baik, dan guru yang stres mungkin tidak dapat mengajar dengan efektif.

Miller (2021) mengingatkan bahwa menghargai momen penting dalam budaya masyarakat sangat diperlukan untuk meningkatkan well-being sosial (Miller, 2021). 

Jadi, dengan tidak memberikan libur selama Ramadan, pemerintah mungkin tidak menghargai kebutuhan spiritual dan budaya masyarakat. Ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan dan protes dari masyarakat yang merasa bahwa kebutuhan mereka tidak dipahami dan dihormati.

Sebaliknya, memberikan libur selama Ramadan, meski dengan intensi menghargai kebutuhan spiritual dan budaya masyarakat, tetapi dengan memelintir "liburan" itu dengan istilah "pembelajaran" dapat mengakibatkan ketidakpuasan dan protes dari kalangan masyarakat yang merasa bahwa kebutuhan mereka tidak dipahami dan dihormati.

Daftar Referensi

Bakhtin, Mikhail. (1981). The Dialogic Imagination: Four Essays. University of Texas Press. URL: https://archive.org/details/dialogicimaginat0000bakh?form=MG0AV3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun