Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pemelintiran "Liburan" Menjadi "Pembelajaran"

18 Januari 2025   13:15 Diperbarui: 30 Januari 2025   12:03 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dekonstruksi Makna Pembelajaran Selama Ramadan

Menurut Jacques Derrida, makna adalah dinamis dan selalu terbuka untuk interpretasi. Ini berarti, setiap kata atau frasa bisa memiliki berbagai makna yang bergantung pada konteksnya. 

Sebagai contoh, kata "liburan" bagi seorang siswa mungkin berarti waktu untuk bersantai dan bermain, sementara bagi seorang pekerja kantoran, "liburan" bisa berarti waktu untuk bepergian atau istirahat dari pekerjaan sehari-hari.

Ketidakjelasan definisi "pembelajaran" selama Ramadan menambah kompleksitas situasi. Jika pemerintah menyatakan bahwa tidak ada libur tetapi ada "pembelajaran" yang diatur khusus selama Ramadan, ini bisa membingungkan banyak orang. 

Orang tua mungkin kebingungan tentang apakah anak-anak mereka perlu mengikuti kelas seperti biasa atau mengikuti pembelajaran dari rumah dengan jadwal yang berbeda.

Meskipun dinyatakan tidak ada libur, sebagian dari masyarakat mungkin merasa bahwa mendidik di bulan suci ini bisa mengganggu proses ibadah mereka. 

Sebagai contoh, seorang siswa yang harus mengikuti kelas online selama Ramadan mungkin merasa kesulitan untuk fokus pada ibadahnya. 

Orang tua juga mungkin merasa bahwa jadwal pembelajaran yang padat selama Ramadan bisa mengganggu waktu keluarga yang biasanya digunakan untuk beribadah bersama dan mempererat hubungan keluarga.

Pandangan dari Ahli Pendidikan

Dalam teori dekonstruksi Derrida, makna kata tidak statis dan dapat berubah tergantung pada konteksnya. Penggunaan istilah "pembelajaran" di bulan Ramadan dalam pengertian yang kaku dapat menimbulkan kesalahpahaman dan ketidakpuasan di kalangan pendidik, siswa, dan orang tua. 

Pendekatan pembelajaran yang efektif mungkin tidak dapat diterapkan selama bulan ibadah ini. Ini dapat mengurangi kualitas pendidikan secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun