Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Saling Mengunci antara "Brain-rot" dan "Overthinking"

14 Desember 2024   18:00 Diperbarui: 15 Desember 2024   17:01 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Merasakan overthinking. (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Tidak hanya itu, overthinking yang berlebihan juga dapat memperparah gejala brain-rot. Ketika individu terjebak dalam siklus berpikir berulang, keadaan mental mereka semakin memburuk, menyebabkan penurunan pada daya ingat dan konsentrasi (Andrews dan Wilding, 2019).

Turmoil mental ini berevolusi menjadi lingkaran setan di mana brain-rot menyuburkan overthinking, dan sebaliknya. Wegner (2018) menyoroti bahwa overthinking dapat melemahkan pengambilan keputusan. Kondisi ini membuat Dani terjebak dalam paradoks informasi.

Peran Variabel Moderator

Tingkat pendidikan dan dukungan sosial berperan penting dalam memoderasi hubungan antara brain-rot dan overthinking. Remaja yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan dukungan sosial yang kuat cenderung lebih efektif dalam mengelola stres yang dihasilkan dari kedua fenomena ini.

Penelitian oleh Twenge et al. (2018) menunjukkan bahwa interaksi sosial yang positif dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan media sosial, sementara tingkat pendidikan yang rendah dapat memperburuk keadaan tersebut.

Kurangnya pengetahuan tentang manajemen stres dan kesehatan mental juga membuat individu menjadi lebih rentan terhadap brain-rot dan overthinking. Tanpa pemahaman yang memadai, remaja mungkin kesulitan untuk mengatasi stres, yang dapat memperparah situasi mental mereka.

Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi langkah-langkah praktis yang dapat diambil untuk memutus siklus negatif ini, seperti meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan mental dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung, guna meningkatkan kesejahteraan mental di kalangan remaja.

Kesimpulan

Brain-rot dan overthinking saling berhubungan, membentuk siklus yang merugikan bagi kesehatan mental remaja. 

Penggunaan teknologi yang berlebihan dapat memicu overthinking, yang kemudian memperburuk gejala brain-rot, sehingga penting bagi individu seperti Dani untuk mengelola interaksi mereka dengan dunia digital secara lebih sehat.

Diskusi teoritik dalam psikologi dan psikiatri mengenai perilaku digital sangat penting untuk memahami peran pendidikan dan dukungan sosial dalam mengatasi masalah ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun