Dalam Sebulan ini saya mendapat pelajaran yang sangat berharga. Satu dari Bp Muhaimin Iqbal www.geraidinar.com dan satu lagi dari Ust. Yusuf Mansyur. Kedua guru favorit ini begitu detil dan kuat (dalil argumetasi syar’i) dalam mem brake-down materi tentang berwirausaha.
Pelajaran pertama
Dari Bpk Muhaimin Iqbal, adalah berdagang itu sangat mudah jika produk yang kita jual adalah produk yang baik. Orang akan rela mengantri, memperbincangkannya, bahkan mau membayar lebih dulu untuk mendapatkankannya.
Pertanyaanya “produk yang baik” itu seperti apa? Disinilah menariknya. Definis “produk yang baik” itu tidak diambil dari kamus, tidak dari akademisi, dan tidak dari praktisi. Tetapi definisi “produk yang baik” diambilkan dari Alqur’an. Yakni surat Ibrahim (surat ke 14 dalam Al-Qur’an) ayat ke 24-26.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Alloh telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (QS 14 : 24)
Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seijin Tuhannya. Alloh membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.(QS 14 : 25)
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun”.(QS 14 : 26)
Kata “Kalimat yang baik” diatas, oleh ahli tafsir maknanya adalah perbuatan yang baik.
Dari definisi diatas, jelas bahwa untuk menentukan produk itu baik atau tidak, bisa dilihat dari akarnya kuat atau tidak. Akar untuk suatu produk adalah “alasan kehadiran produk itu”. untuk apa? Jika akarnya (alasan mengapa produk itu ada) kuat, orang akan mudah memperbincangkan produk itu yang efeknya “getok tular” maupun viral akan seperti pohon yang rantingnya menjulang ke langit. Dan, Produk itu akan berbuah (Bermanfaat bagi banyak orang) dengan seijin Tuhannya.
Maka agar kita tidak setengah mati dalam berdagang (menjual produk) hal pertama yang harus dipenuhi adalah menemukan “produk yang baik” itu. Yang kriterianya jelas; akarnya (alasan mengapa produk itu ada) kuat. Orang mudah memperbincangkannya sehingga produk itu gampang terkenal (seperti pohon yang rantingnya menjulang ke langit). dan Produk itu harus bermanfaat bagi banyak orang atau seperti pohon yang berbuah dengan seijin Rabb-nya.
Pelajaran kedua.
Ust. YM begitu sapaan beliau memaparkan tentang berbisnis dengan lebih membumi. Tanpa basa basi. Setelah dibuka oleh direktur PayTren sebuah Perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Layanan Pembayaran, Ust YM tanpa tedeng aling aling menggebrak bahwa PayTrend memang MLM (Multi Level Marketing). “Emang kenape,.. ada masalah dengan MLM?” begitu sapa beliau.
Saya sendiri tersentak. Karena saya sangat tidak suka dengan MLM. Dan pernah mendengar ada Ulama yang mengharamkan MLM. Apa yang membedakan MLM Ust YM dengan yang lain?
Yang membedakan adalah; MLM pada umumnya hanya money game. Contohnya, Anda punya produk yang biaya produksinya Rp.5.000,- dijual dengan harga Rp.50.000,- keuntungan sebesar 45.000 itulah yang dibagikan menjadi bonus jaringan. Harga yang bayar konsumen jauh melebihi manfaat yang diterima konsumen. Harganya menjadi sangat mahal.
Apa bedanya dengan MLM ala Ust YM?
Pertama, bonus jaringan yang dibagikan buka didapat dari menaikan harga yang begitu tinggi. Tetapi didapat dari pembagian keuntungan yang wajar. Semisal keuntungan dari jasa pembayaran listrik yang hanya Rp 3.500,-/transaksi. Itulah yang dibagi ke mitra mitra. Kecil dong? Memang kecil , tapi kalo dikali dengan jumlah yang banyak hasilnya ya tetap banyak.
Oleh karena itu dipilihlah Bidang “Jasa Pembayaran”. Yang bisa melayani seluruh orang. Orang mau bayar litrik?, mau beli tiket pesawat? Mau beli pulsa? bisa lewat situ. Jika sudah bergabung, kita bisa mengisi sendiri semua kebutuhan kita, bahkan bisa ikut jualan, mau jualan pulsa? Jualan tiket, jualan listrik? Semua bisa.
Loh kan MLM? Berarti harganya mahal dong??? Itulah kelebihan MLM ini, harga produk yang dijual, sama dengan yang lain. Bahkan bisa lebih murah. Lha terus kita sebagai mitra keuntungan nya sedikit dongg,.. ? Emang sedikit tapi coba kalikan seluruh orang indonesia disekitar anda.
Dari Data tahun 2013 Potensi keuntungan “Jasa Pembayaran” mencapi Rp.340Trilliun. Tahun ini 2015 diperkirakan melonjak ke 600 Trilliun. Angka yang kecil?
Lebih dari itu, Bisnis ini telah memenuhi kriteria “produk yang baik”. Karena memenuhi kriteria seperti QS 14 ayat 24-26 sbb;
- Alasan lahirnya produk ini semata semata untuk membantu ummat. Yah,. Membantu, anda perlu tiket pesawat tidak perlu lewat orang lain. Lewat diri anda sendiri, harganya? Sama dengan dimanapun. Anda perlu pulsa? Tak perlu ke toko pulsa, pake paytren. Harganya sama jika beli di tempat umum. Dan tidak ada mark-up. Pembagian hasil keuntungannya jelas dan transparan.
- Orang mudah bercerita kepada yang lainnya yang menimbulkan efek getok tular dan viral.
- Dan insyaalloh produk ini berbuah. Membawa manfaat bagi sesama.
Bagaimana jika kita punya produk sendri? Bagaimana membuatnya agar memenuhi kriteria “Produk yang Baik”. Ust YM memberikan tips bahwa bisnis tidak akan bisa besar jika orientasinya pribadi. Misal buka bakso agar cepet kaya, biasanya malah sulit kaya. Karena tujuannya salah. Perbaikilah Niat dengan minimal dua parameter. Satu berorientasi ummat/pelanggan, yang kedua memenuhi standart syar’i. Insyaalloh dimudahkan oleh Alloh SWT.
Contohnya,
- Jualan Karpet. Niatkan untuk membantu orang agar sholatnya nyaman karena sholat dengan karpet yang bagus.
- Jualan Herbal, Niatkan agar orang mudah mendapat produk herbal yang bagus sehingga konsumen mendapat kesehatan dan dapat bersyukur atas kesehatannya.
Semoga kita dapat mengamalkannya. Saya sendiri belum ikut MLM nya Ust YM ini. Tetapi mulai terbuka pikiran bahwa tidak semuanya MLM buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H