Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Taman Kenangan Wisata Bahari Lamongan

2 Juni 2011   15:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:56 6758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perjalanan di WBL diawali dengan memasuki ‘Rumah Kucing’, disana terdapat puluhan kucing dari berbagai daerah dan juga dari luar negeri atau koleksi kucing dari seluruh penjuru dunia. Kucing-kucing yang lucu dan imut itu ditempatkan di dalam ruangan (4m2) dengan interior yang menarik dan di dalamnya terdapat tempat bermain bagi kucing tersebut. Sebenarnya saya iba juga melihat kucing-kucing yang lucu itu dibatasi geraknya dan tidak dapat bebas berkeliaran. Dan ketika kami berada di tempat tersebut, terlihat hampir semuanya binatang itu sedang dalam keadaan tidur nyenyak.

Lalu tak jauh dari ‘Rumah Kucing’ ada ‘Circuit Go Kart’, kamipun langsung memasuki arena bermain tersebut. Pada tempat ini setiap orang harus membeli tiket sebesar Rp.25.000 untuk satu kali permainan. Arena Go Kart yang cukup luas tersebut ternyata banyak diminati oleh para pengunjung WBL. Sehingga kami harus sabar menunggu giliran untuk menikmati permainan ini sebuah permainan yang ternyata hanya diperbolehkan bagi remaja dan orang dewasa saja. Hampir disemua tempat permainan atau arena yang banyak diminati oleh pengunjung WBL selalu ada antrian yang panjang !

Kemudian setelah saya dan rekan-rekan merasa puas bermain go kart, kami berjalan menuju ‘Planet Kaca’ yang cukup mengasyikan. Disana kami memasuki sebuah rumah yang gelap dan didalamnya terdapat dinding-dinding kaca sehingga seperti jebakan tikus bila kita memasukinya. Namun kami secara bersama-sama berhasil melewati permaian Planet Kaca tersebut.

Perjalan kami di area WBL sudah cukup lama, namun kami semuanya tidak merasakan kelelahan ataupun bosan. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11.30 wib ketika kami berada di arena permainan ‘Space Shuttle’. Selanjutnya kami mengunjungi : ‘Sarang Bajak Laut’, ‘Playground’, ‘Goa Insectarium’, ‘Tembak Ikan’dan Permainan yang cukup merangsang adrenalin kita yaitu ‘Crazy Car Coaster’. Sebuah permainan kereta meluncur diatas rel yang berliku-liku semacam Jet Coaster yang cukup mengerikan tapi sangat mengasyikan. Permainan ini juga sangat diminati oleh para pengunjung. Namun khusus bagi pengunjung yang mempunyai penyakit jantung di larang mengikuti permainan ini.

Setelah kami bermain lebih dari sepuluh arena dan permainan WBL tersebut, kami merasa haus dan lapar kemudian saya dan kawan-kawanpun langsung menuju restoran yang ada di sekitar area Kolam Renang. Disana kami makan siang bersama di Taman Hidangan. Sebuah kantin yang selalu ramai dipenuhi oleh pengunjung WBL yang ingin menyantap makanan dan minuman.

Pada jam 12.30 wib usai istirahat makan siang saya dan kawan-kawan sepakat untuk menuju ‘Rumah Sakit Hantu’, karena kami tadi hanya melewati saja. Arena ini memiliki daya tarik tersendiri karena pengunjung memiliki perasaan takut dan ngeri untuk memasukinya. Kami benar-benar menikmati arena ini dengan perasaan gembira. Didalam rumah tersebut ada banyak hantu yang bisa kita temui ditambah dengan suara-suara yang menyeramkan. Sesekali teman-teman saya itu berteriak seperti ketakutan dan disambut gelak tawa oleh yang lainnya itu. Dan ternyata di lain pihak sebagian besar pengunjung juga tertarik untuk melihat yang terjadi di dalam gedung Rumah Sakit Hantu itu.

Di arena lainnya yaitu ‘Paus Dangdut’, ‘Jet Coaster’ dan ‘Bompers Boat’ serta ‘Bumpers Car’, secara berturut-turut saya dan kawan-kawan menikmati permainan tersebut. Dan yang paling mengesankan diantaranya adalah permainan ‘Bumpers Car’. Sebuah permaian mobil bump yang mantap dengan hanya menginjak gas, pegang stirnya kemudian berputar-putar di arena dan berulang-kali saling bertabrakan dengan mobil lainnya.

Lalu setelah puas dengan permainan-permainan yang fantastis di WBL tersebut, kami memasuki ‘Permainan Air’. Disana kami harus melewati rintangan dan serangan air yang tersembunyi. Saat melewati tempat tertentu, tiba-tiba dari arah yang tidak terduga, kami disemprot air. Sehingga kita saya dan teman-teman tertawa dan menjerit-jerit kaget. Kami semua sangat menikmati permainan ini. Ketika ada serangan atau jebakan air, bukannya lari menghindar tapi malah menari-nari dan tertawa riang di depannya. Dan jebakan serangan air terus berlangsung dari pintu masuk hingga pintu keluar taman tersebut. Setelah keluar permainan ini kami semua jadi basah kuyub. Pada pintu masuk ada tulisan : "Bagi mereka yang menderita sakit jantung dilarang masuk". Sedang di pintu keluar ada tulisan : “Kebahagiaan masa kecil tidak akan terulang…. Anda telah disucikan kembali. Anda telah lulus dari emosi”

Sungguh semua permainan yang ada di WBL memberikan kesan yang menyenangkan kami. Setelah bermain dengan air, saya dan teman-teman berunding untuk menentukan permainan lainnya, karena ternyata bila kita ingin mengikuti semua permainan yang ada di WBL tidak akan cukup dilakukan dalam waktu satu hari. Ada lebih kurang 35 wahana permainan di WBL tersebut. Akhirnya kami sepakat untuk bermain ‘Flying Fox’ sebuah olahraga extream yang akan memacu adrenalin, yaitu meluncur di atas permukan air laut dengan panjang lintasan 200 meter. Pada permainan ini kami harus membeli tiket sebesar Rp.20.000/orang. Amat mengasyikan dan sangat menyenangkan !

Akhirnya waktu telah menunjukan pukul 16.30 wib dimana saya dan teman-teman beristirahat sejenak di depan pintu masuk 'Anjungan Wali Songo'. Sebelum pulang kami menyempatkan diri masuk ke Anjungan Wali Songo, didalamnya terdapat miniatur makam sembilan wali. Miniatur ini, sengaja di buat mirip bentuk aslinya agar para pengunjung bisa mengenang sejarah perjuangan para wali dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Sebelum memasuki lokasi, saya melihat ada sebuah miniatur gapura yang lazim terdapat pada setiap makam para wali. Gapura ini di kenal dengan nama Gapura Padhuraksa yang bentuk aslinya bisa di lihat di makam Sunan Sendang Duwur dan Sunan Drajat di Lamongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun