Mohon tunggu...
edy mulyadi
edy mulyadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Media Trainer,Konsultan/Praktisi PR

masih jadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Doa yang Pahit dari Kampung Akuarium

8 Agustus 2016   14:38 Diperbarui: 8 Agustus 2016   14:51 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagaikan koor, mereka juga mendesak agar RR, begitu dia biasa disapa,  maju bertarung  memperebutkan kursi DKI-1. Orang-orang ini yakin, gubernur yang sekarang bukan saja kejam dan arogan, tapi juga sangat kuat. Itulah sebabnya dibutuhkan lawan yang seimbang, yang mampu mengalahkannya. Dan, mereka melihat hanya RR lah sosok itu.

Bagaimana dengan Rizal Ramli sendiri? Sejauh ini dia menyatakan belum terpikir untuk maju. Dia masih ingin menjalani hobi membaca buku dan menikmati lukisan yang nyaris tak disentuhya selama 11 bulan menjadi Menko. Kendati bisa merasakan penderitaan warga yang terzalimi, dia tidak terpancing menjadikan berbagai empati dan dukungan itu untuk kepentingan politiknya. Bahkan, malam itu, RR sama sekali tidak berkampanye. Dia tidak menyinggung-nyinggung soal kemungkinannya maju jadi gubernur.

Lalu, tentang doa pahit yang dilantunkan Suleman dan warga tadi?

“Saya tahu, doa tersebut karena bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara merasa terzalimi, sedih, dan putus asa. Tapi, kalau boleh saya sarankan, kita tidak usah berdoa seperti itu. Maaf, itu doa tentang keburukan. Kita serahkan saja kepada Allah Yang Maha Kuasa. Biarkan Dia yang menghukum para penguasa yang telah menzalimi rakyatnya. Allah tidak tidur,” katanya dengan mata yang tergenang... (*)

Jakarta, 8 Agustus 2016

Edy Mulyadi, Direktur Program Centre for Economic and Democacy Studies (CEDeS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun