Suamiku masih diam di tempat semula. Malam makin gulita. Sunyi. Hanya suara angin sayup-sayup menerobos masuk melalui jendela ke kamar kami. Pelan-pelan dia menghampiriku yang sedari tadi duduk di pinggir ranjang sembari menggendong bayi perempuanku yang kelima. Lalu, suamiku memeluk dan mencium keningku. Dia juga mencium bayi yang ada di gendonganku. Begitu juga empat anak perempuan yang sedang tidur pulas di kamar itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!