Mohon tunggu...
Edy Azhari
Edy Azhari Mohon Tunggu... Guru - Nama

“Tugas Anda bukanlah untuk mencari cinta, tetapi hanya untuk mencari dan menemukan semua penghalang dalam diri Anda yang telah Anda bangun untuk melawannya.” - Rumi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

1 Mei 2022   04:41 Diperbarui: 1 Mei 2022   06:58 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kesulitan yang sering dihadapi saat memutuskan perkara dilema etika sangat tergantung pada paradigma yang dipilih, karena hal ini berkaitan erat dengan nilai-nilai kebajikan yang kita yakini. Perbedaan nilai-nilai kebajikan yang dianut dapat menghasilkan keputusan dengan paradigma dilema etika yang berbeda, hal ini akan berlanjut pada berbedanya pandangan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahn yang terjadi sehingga mempersulit tercapainya kesepakatan. Adapun beberapa hal yang membuat kesulitan dalam pengambilan terhadap dilema etika dilingkungan saya diantaranya yaitu :

1.Terlalu banyak pertimbangan moral terhadap permasalahan yang terjadi sehingga berimbas pada keputusan yang dihasilkan bahkan terdapat adanya beberapa pembiaran terhadap permasalahan dilema etika.

2.Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang paradigma dilema etika dan bujukan moral, begitu juga dengan proses pengujian keputusan sehingga keputusan yang diambil lebih mengarah keaspek moral dan kesetiaan.

3.Pengaruh budaya sekolah dimana kurang konsisten terhadap peraturan dan keyakinan yang berlaku di sekolah.

4.Jarangnya dilakukan refleksi dan evaluasi secara berkala terhadap keputusan-keputusan yang sudah diambil sehinga tidak terukur efesiensi dan dampak dari keputusan tersebut.

Pengambilan keputusan sangat berpengaruh pada pembelajaran yang memerdekakan bagi murid, guru bisa saja mengambil keputusan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodir segala kebutuhan peserta didik secara menyeluruh, murid dilayani dengan proses, konten dan produk yang berbeda sesuai dengan minat dan kemauannya. Dengan diferensiasi ini kemerdekaan belajar pada murid akan tercapai.  Begitu juga dengan proses coaching terhadap murid (coachee) seorang guru bisa menuntun murid untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan belajarnya, menemukan potensi diri, mengajarkan untuk berkomitmen dan sikap bertangungjawab.

Pembiasaan budaya positif sangat berpengaruh terhadap kemerdekaan belajar pada murid, dimana kita sebagai guru akan paham tentang kebutuhan dasar murid, berkomitmen terhadap keyakinan kelas yang dirancang bersama sesuai dengan kebutuhan murid, adanya posisi kontrol dari guru yang membantu murid untuk menyelesaikan permasalahan dilingkungan belajarnya serta proses restitusi terhadap murid yang melakukan pelanggaran peraturan dan keyakinan yang disepakati bersama.

Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus memahami dengan baik berbagai  paradigma dalam pengambilan keputusan. salah satu paradigma yang akan mempengaruhi kehidupan murid di masa depan adalah paradigma jangka panjang versus jangka pendek, maka penting bagi seorang pendidik untuk mengkaji secara mendalam apakah keputusan yang diambil untuk peserta didik dapat mempengaruhi masa depan muridnya. Jika pengambilan keputusan tidak diperhitungkan dampak jangka panjangnya, ini akan berpengaruh terhadap masa depan murid yang mengalami permasalahan tersebut. Banyak kasus yang terjadi sehingga menimbulkan dilema etika, seperti misalnya seorang murid mengancam gurunya dengan tindakan kriminal, berbuat curang ketika ujian pelajaran tertentu pada Ujian Akhir Sekolah sementara murid tersebut berprestasi pada pelajaran lainnya dan masih banyak contoh kasus lain yang jika kita sebagai guru salah atau keliru dalam membuat keputusan atas permasalahan yang terjadi bisa pastikan akan mempengaruhi kehidupan murid dimasa yang akan datang.  

Kesimpulan

Modul 3.1 ini merupakan modul yang sangat penting bagi seorang guru dalam konteks pemimpin pembelajaran, hendaknya keputusan yang diambil sebagai langkah keberpihakan kepada murid sebagaimana yang diamanahkan dalam konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Seorang guru juga harus memahami nilai dan perannya serta memiliki visi yang jelas, sehingga segala bentuk keputusan yang diambil selaras dengan peraturan dan keyakinan yang sudah berlaku. Pembiasaan budaya positif oleh seorang guru dapat dijadikan sebagai role model bagi rekan sejawat dilingkungan sekolah, dijadikan teladan bagi murid-murid untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas keputusan yang dihasilkan di lingkungan pendidikan tersebut.

Membuat keputusan pembelajaran di kelas menggunakan pembelajaran berdiferensiasi, guru memahami kebutuhan belajar murid, mengerti tentang bakat dan minat murid secara individu serta menerapkan pembelajaran sosial emosional bisa membuat proses pembelajaran menjadi bermakna. Dalam proses pengujian keputusan yang diambil bisa didukung melalui praktik coaching agar penelusuran potensi atau informasi yang digali didapatkan dengan maksimal. Melalui kegiatan coaching juga akan dapat dihasilkan analisis dan pengujian yang lebih mendalam, dalam artian coaching merupakan implementasi 9 langkah pengujian pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Segala bentuk keputusan yang diambil, sebagai pemimpin pembelajaran harus didasarkan pada filosofi pendidikan yakni menuntun seluruh kodrat alam dan kodrat zaman agar peserta didik dapat menggapai kebahagiaan dan keselamatannya.

Salam dan Bahagia ... !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun