Mohon tunggu...
Edwin Satrio Pratama
Edwin Satrio Pratama Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110017 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus DIalektika Model Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan - Prof Apollo

30 November 2024   20:40 Diperbarui: 30 November 2024   20:40 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memfasilitasi Penyelesaian Konflik Secara Sistematis Pendekatan dialektika Hegelian mendorong proses audit menjadi lebih terstruktur melalui dialog berbasis tahapan. Dengan memahami konflik sebagai sesuatu yang alami dan perlu dikelola, model ini mengurangi potensi eskalasi sengketa menjadi persoalan hukum yang lebih kompleks.

Mendorong Pendidikan Pajak Proses audit tidak hanya bertujuan menemukan ketidaksesuaian, tetapi juga berfungsi sebagai media edukasi bagi WP. Interaksi dialektis ini membuka ruang bagi kedua pihak untuk saling memahami perspektif dan membangun pemahaman bersama.

Meningkatkan Akuntabilitas dalam Sistem Perpajakan Nasional Dalam konteks Indonesia, pendekatan ini sangat relevan mengingat keragaman tingkat literasi pajak di antara WP. Model dialektika Hegelian membantu menciptakan mekanisme audit yang lebih obyektif, transparan, dan mendukung keadilan fiskal.

 

Dialektika Hegelian

Sumber: Fototeca Storica Nazionale 
Sumber: Fototeca Storica Nazionale 

Dialektika adalah metode berargumen yang sering digunakan dalam filsafat, di mana perdebatan berlangsung antara dua sisi yang bertentangan. Contoh klasiknya adalah filsuf Yunani kuno, Plato, yang menyampaikan argumennya melalui dialog atau debat, biasanya dengan karakter Socrates sebagai tokoh utama yang menguji pandangan lawan bicaranya. Proses ini memungkinkan pengembangan pemikiran dari gagasan sederhana menjadi lebih kompleks.

Dialektika Hegel, yang diperkenalkan oleh filsuf Jerman abad ke-19 G.W.F. Hegel, juga mengandalkan proses kontradiktif, tetapi penerapan "sisi yang berlawanan" bergantung pada topik yang dibahas. Misalnya, dalam logika, kontradiksi dapat berupa definisi konsep yang saling berlawanan. Melalui proses ini, pandangan yang awalnya sederhana berkembang menjadi lebih kompleks.

Dialektika Hegelian terdiri dari tiga tahap utama: tesis, antitesis, dan sintesis. Proses ini digunakan untuk menganalisis konflik atau pertentangan (tesis vs antitesis) hingga tercapai solusi baru (sintesis).

Hegel mengakui bahwa metode dialektiknya terinspirasi oleh tradisi Plato, tetapi ia mengkritik pendekatan Plato yang menurutnya terbatas pada klaim filosofis tertentu dan gagal melampaui skeptisisme. Bagi Hegel, kontradiksi adalah elemen penting yang mendorong kemajuan pemahaman filosofis. Ia berusaha membawa metode dialektika ke tingkat yang lebih tinggi dengan menjadikannya alat untuk mencapai kebenaran yang lebih mendalam dan ilmiah.

Dalam Ensiklopedia Ilmu Filsafat, Hegel menjelaskan metode dialektikanya secara rinci, membaginya ke dalam tiga momen utama:

  1. Momen pemahaman, di mana konsep memiliki definisi stabil.
  2. Momen dialektis atau rasional negatif, di mana batasan dari definisi awal terlihat, menyebabkan definisi tersebut berubah menjadi kebalikannya. Proses ini dikenal sebagai aufheben, yang berarti membatalkan sekaligus mempertahankan.
  3. Momen spekulatif atau rasional positif, yang menyatukan dua momen sebelumnya untuk menghasilkan pemahaman baru yang lebih kaya dan kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun