Mohon tunggu...
Edward Simanungkalit
Edward Simanungkalit Mohon Tunggu... -

Selama ini terus belajar menulis yang dimulai sejak tahun 1993 hingga sekarang. Belakangan belajar menulis buku dan telah berhasil menulis buku: "ORANG TOBA: Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula" (2015). Aktivitas menulis ini didasari satu keyakinan bahwa "kebenaran itu memerdekakan". Ternyata belajar itu tak ada hentinya, karena belajar di Sekolah Kehidupan tak ada habis-habisnya. All Truth is God's Truth.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Si Raja Batak Nenek-Moyang Bangso Batak dan Toba Induk Bangso Batak? (1)

8 Januari 2016   02:41 Diperbarui: 22 Maret 2016   12:32 3387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="TOBA (sumber gambar: www.rumah petik.com)"][/caption]Oleh: Edward Simanungkalit *

Di dalam buku W.M. Hutagalung berjudul: “PUSTAHA BATAK: Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak” dan banyak buku Sejarah Batak lainnya disebutkan bahwa Si Raja Batak adalah nenek-moyang Suku Batak atau Bangso Batak. Suku Batak yang dimaksud adalah Suku non-Melayu yang berada di daratan Sumatera Utara bahkan kemudian ada juga buku yang memasukkan Nias sebagai keturunan Si Raja Batak. Para leluhur dari etnis-etnis tersebut akan diperlihatkan pada tulisan berikut ini. 

 

Raja-Raja Toba

Di Humbang, mulai dari Silaban Rura hingga Siborong-borong, yang sekarang berada di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, telah ditemukan adanya aktivitas banyak manusia sekitar 6.500 tahun lalu. Dalam bukunya “Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia”, Peter Bellwood (2000:339) menulis: “Sebagai contoh, sebuah inti polen dari rawa Pea Simsim dekat Danau Toba di Sumatera bagian Utara (1.450 m dpl) menunjukkan bahwa pembukaan hutan kecil-kecilan mungkin sudah dimulai pada 4.500 Sebelum Masehi.”. Bellwood merujuk kepada hasil penelitian paleontologi oleh Bernard Kevin Maloney (1979) dari Universitas Hull, Inggris, di daerah Humbang, sebelah barat Danau Toba dan Bernard K. Maloney sendiri sudah menulis beberapa buku tentang hal ini.

Penelitian paleontologi atas pembukaan hutan ini dilakukan pada 4 (empat) tempat, yaitu: di Pea Simsim, sebelah barat Nagasaribu, di Pea Bullock, dekat Silangit – Siborongborong, di Pea Sijajap, daerah Simamora Nabolak, dan di Tao Sipinggan, Silaban. Penelitian ini membuktikan bahwa telah ada aktivitas manusia sekitar 6.500 tahun lalu di Humbang (www.anu.edu.au; www.manoa.hawaii.edu; www.lib.washington.edu). Mereka itu datang dari pesisir timur Sumatera bagian Utara yang telah dilakukan beberapa kali penelitian arkeologi prasejarah di beberapa tempat mulai dari Serdang dekat Medan sampai Lhok Seumawe (ORANG TOBA: Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula, 2015:21-24). Mereka ini banyak dan penulis namakan mereka dengan nama  Raja-Raja Toba, karena hanya menurunkan Orang Toba. Jadi, Raja-Raja Toba bukan satu orang figur, tetapi lebih dari satu orang atau banyak orang dan mereka itu yang menurunkan Orang Toba terbukti dari DNA-nya (2015:31-35).

 

[caption caption="Sumber: http://sopopanisioan.blogspot.co.id"]

[/caption] 

Si Raja Batak

Selama ini Si Raja Batak disebut-sebut sebagai nenek-moyang Bangso Batak atau Suku Batak. Si Raja Batak disebutkan nama kampungnya di Sianjur Mulamula di kaki Pusuk Buhit, yang sekarang berada di daerah Kabupaten Samosir. Berdasarkan mitologi seperti yang ditulis oleh W.M. Hutagalung,  dalam bukunya: “PUSTAHA BATAK: Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak” (1926), bahwa Si Raja Batak merupakan keturunan dari Raja Ihatmanisia yang merupakan anak dari Si Borudeak Parujar dalam perkawinannya dengan Raja Odapodap dari Langit Ketujuh. Berbagai tulisan maupun buku-buku sejarah “Batak” lainnya menyebutkan bahwa Si Raja Batak berasal dari Hindia Belakang dan membuka kampung di Sianjur Mulamula. Walaupun ada versi-versi asal-usul lain, tetapi pada dasarnya Si Raja Batak sampai di Sianjur Mulamula yang disebut  merupakan kampung awal Bangso Batak atau Suku Batak (2015:1-11).

Para penulis “Sejarah Batak” tadi menyebutkan bahwa keturunan Si Raja Batak pergi menyebar dan membentuk Batak Toba, Batak Pakpak, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Secara khusus, W.M. Hutagalung (1926) menulis tarombo di mana marga-marga Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing merupakan keturunan Si Raja Batak dari marga-marga Toba. Dengan demikian, selain keturunan Si Raja Batak, maka seluruh marga-marga Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing itu adalah keturunan Batak Toba juga yang kesemuanya disebut Bangso Batak/Suku Batak, sehingga Batak Toba merupakan induk dari marga-marga Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing. Memang masih ada buku-buku yang menguraikan tentang marga-marga bahkan ada yang memasukkan Nias sebagai sub-etnik Batak yang merupakan keturunan Raja Asi-asi. Kemudian Raja Aceh yang pergi ke Gayo dan Raja Jau ke tanah Jawa berasal dari Sianjur Mulamula. Akan tetapi, buku W.M. Hutagalung (1926) yang paling menarik, karena paling laris manis, sehingga paling banyak dibaca oleh masyarakat dan tentulah  dapat diperkirakan pengaruhnya demikian luas. Setelah Bibel, Buku Ende, dan Almanak Gereja, sepertinya buku inilah yang paling banyak dibeli masyarakat terutama masyarakat Toba.

[caption caption="Buku (sumber gambar: http://sopopanisioan.blogspot.co.id)"]

[/caption]

Pada tebing bukit di Sianjur Mulamula, Samosir ada dibuat tulisan: “PUSUK BUHIT – SIANJUR MULAMULA – MULA NI HALAK BATAK – 5 SUKU: BATAK TOBA, BATAK MANDAILING, BATAK KARO, BATAK PAPPAK, BATAK SIMALUNGUN”. Selanjutnya, Monumen Pintu Gerbang Tomok memuat tulisan: BATAK TOBA, BATAK SIMALUNGUN, BATAK MANDAILING, BATAK ANGKOLA, BATAK PAKPAK, BATAK KARO. Sementara dalam website Pemkab Samosir, tentang Si Raja Batak ini ditulis sebagai berikut: “Si Raja Batak, yang tinggal di Kaki Gunung Pusuk Buhit mempunyai dua putra, yaitu Guru Tateabulan dan Raja Isumbaon. Kemudian nama dua putra ini menjadi nama dari dua kelompok besar marga Bangso Batak/Suku Batak, yaitu Lontung dan Sumba. Dari kedua kelompok marga ini lahirlah marga-marga orang Batak, yang saat ini sudah hampir 500 marga. Sampai saat ini orang Batak mempercayai bahwa asal mula Bangso Batak/Suku Batak ada di Pusuk Buhit Sianjur Mulamula.” (www.samosirkab.go.id).

Kemudian mengenai masa hidup Si Raja Batak ini, maka dikemukakan beberapa pihak sebagai berikut:

Richard Sinaga, dalam bukunya "LELUHUR MARGA MARGA BATAK, DALAM SEJARAH SILSILAH DAN LEGENDA" (1997) mengemukakan bahwa masa hidup Si Raja Batak kira-kira pada tahun 1200 Masehi atau awal abad ke-13 Masehi.

Batara Sangti Simanjuntak, dalam bukunya berjudul “Sejarah Batak”, mengatakan bahwa Si Raja Batak di Tanah Batak baru ada pada tahun 1305 Masehi atau awal abad ke-14 Masehi.

Kondar Situmorang, dalam Harian Sinar Indonesia Baru terbitan tanggal 26 September 1987 dan tanggal 03 Oktober 1987 serta tanggal 24 Oktober 1987, dengan judul “Menapak Sejarah Batak”, mengatakan bahwa Si Raja Batak baru ada pada tahun 1475 Masehi.

Sarman P. Sagala, dalam website Pemkab Samosir mengatakan, bahwa Si Raja Batak hidup pada tahun 1200 atau awal abad ke-13 (http://dishubkominfo.samosirkab.go.id/).

Ketut Wiradnyana, arkeolog Balai Arkeologi Medan yang telah melakukan penelitian arkeologi di Samosir, dalam seminar “Telaah Mitos dan Sejarah dalam Asal Usul Orang Batak” di Unimed (Jumat, 09/01-2015), mengatakan bahwa  orang Batak pertama di Sianjurmulamula dan mereka telah bermukim di sana sejak 600-1000 tahun yang lalu (http://humas.unimed.ac.id).

Prof. Dr. Uli Kozok, dalam seminar “Telaah Mitos dan Sejarah dalam Asal Usul Orang Batak” di Unimed (Jumat, 09/01-2015), mengemukakan bahwa Si  Raja Batak lahir sekitar 600-800 tahun yang lalu (http://humas.unimed.ac.id).

Demikianlah telah diuraikan di atas tentang masa hidup Si Raja Batak sebagaimana dikemukakan tadi keseluruhannya berkisar antara 500-1000 tahun lalu atau tidak lebih dari 1000 tahun.

 

Sejarah Harus Ditulis Ulang

Di atas telah dipaparkan bahwa ternyata sebelum Si Raja Batak tiba di Sianjur Mulamula, Tanah Toba pada millenium kedua Masehi pada sekitar 500 – 1.000 tahun lalu, maka telah ada banyak manusia di Humbang pada sekitar 6.500 tahun lalu. Mereka ini penulis sebut Raja-Raja Toba, karena mereka pun juga menurunkan Orang Toba dan hanya menurunkan Orang Toba. Mereka itu datang dari pesisir timur Sumatera bagian Utara yang telah dilakukan penelitian arkeologi di sepanjang dekat Medan hingga Lhok Seumawe dan diperkirakan kedatangan mereka di sana pada masa Mesolitik, sekitar 6.000 – 10.000 tahun lalu. Mereka adalah ras Australomelanesoid atau disebut juga Orang Negrito. Kemudian sesuai dengan analisa DNA Orang Toba yang dilakukan oleh Mark Lipson (2014:87) bahwa ditemukan adanya unsur Negrito. Jadi, Orang Toba adalah keturunan Orang Negrito, yang telah banyak populasinya di Humbang sejak sekitar 6.500 tahun lalu. Raja-Raja Toba jauh lebih dulu datang daripada Si Raja Batak di Tanah Toba (Negeri Toba). Akibatnya, sejarah harus ditulis ulang. ***

 

(*) Pemerhati Sejarah Alternatif Peradaban

 

Tulisan ini terkait dengan tulisan-tulisan sebelumnya:

ORANG TOBA: Asal-usul, Budaya, Negeri, dan DNA-nya

ORANG TOBA: Austronesia, Austroasiatik, dan Negrito

ORANG TOBA BUKAN KETURUNAN SI BORU DEAK PARUJAR

PUSUK BUHIT BUKAN GUNUNG LELUHUR ORANG TOBA

ORANG TOBA DAN SIANJURMULAMULA

ORANG TOBA DENGAN TAROMBO SIANJUR MULA-MULA

SI RAJA BATAK ATAU SI RAJA TOBA

ORANG SIMALUNGUN KETURUNAN SI RAJA BATAK DARI SIANJUR MULAMULA – PUSUK BUHIT; FAKTA ATAU MITOS?

ORANG PAKPAK: Hubungannya dengan Si Raja Batak; Fakta atau Mitos?

ORANG KARO: Hubungannya dengan Si Raja Batak; Fakta atau Mitos?

ORANG SIMALUNGUN: Hubungannya dengan Si Raja Batak; Fakta atau Mitos? 

ORANG MANDAILING: Hubungannya dengan Si Raja Batak; Fakta atau Mitos? 

MEMBAYANGKAN PAKPAK SEBAGAI ETNIS TERSENDIRI: Sebuah Renungan 

HALAK TOBA – ORANG TOBA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun