Mohon tunggu...
Edward EfendiSilalahi
Edward EfendiSilalahi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Manajemen di Universitas 17 Agustus 45 Jakarta

Menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mandiri dan berkelanjutan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Globalisasi Tantangan dan Masalah-masalah Sumber Daya Manusia

15 Agustus 2020   10:15 Diperbarui: 15 Agustus 2020   10:24 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

C.   Implementasi Sistem Sumber Daya Manusia Global

Studi yang dilakukan belum lama di Amerika  Serikat dan negara-negara Uni Eropa menyimpulkan bahwa adalah realistis bagi sebuah perusahaan untuk mencoba menerapkan sistem sumber daya manusia yang distandardisasi dalam sebagian besar atau semua fasilitasnya di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha mungkin harus menunda merekrut para manajer lokal pada beberapa jabatan atau posisi spesifik. Salah satu kesimpulan lain dari studi tersebut adalah bahwa para pengusaha yang telah sukses menerapkan sistem sumber daya manusia global mengaplikasikan berbagai praktik-praktik sumber daya manusia internasional terbaik yang mereka lakukan. Hal ini membuat mereka mampu untuk menciptakan sistem sumber daya manusia global yang secara global dapat diterima dan dapat dikembangkan secara efektif dan para staf sumber daya manusia mereka kemudian dapat menerapkannya secara lebih efektif.

Terdapat tiga praktik terbaik agar sistem sumber daya manusia global yang dikembangkan dapat diterima oleh para manajer lokal di seluruh dunia :

1.    Perusahaan dan semua manajer mereka harus berpikir bahwa mereka memiliki lingkup dan perspektif global dan semua atau sebagian besar fungsi-fungsi dan operasi unit bisnis mereka benar-benar berbasis global. Mereka bukan merupakan kumpulan sejumlah besar entitas lokal begitu saja. Sebagai contoh, organisasi yang benar-benar global mensyaratkan para manajer mereka untuk bekerja dalam tim global, mengidentifikasi dan merekrut serta menempatkan secara global para karyawan yang telah mereka pekerjakan. Hal ini memudahkan bagi para manajer di mana saja operasi perusahaan untuk menerima faktor-faktor global agar memiliki sistem sumber daya manusia yang lebih terstandardisasi.

2.    Para manajer sumber daya manusia berupaya untuk menstandardisasi seleksi, pelatihan, penilaian, kompensasi, atau praktik-praktik sumber daya manusia lainnya di seluruh dunia walau pada awalnya akan mendapatkan resistensi dari manajer setempat karena perbedaan cara, perbedaan budaya dan banyak hal lainnya. Namun untuk mengatasinya dapat dilakukan penilaian dan pengukuran secara hati-hati apakah budaya lokal atau perbedaan-perbedaan lain pada kenyataannya mungkin akan melemahkan sistem yang akan dipergunakan perusahaan atau tidak.

       Untuk itu para manajer sumber daya manusia harus memiliki pengetahuan mengenai masalah-masalah hukum setempat, memiliki kemauan berperilaku berbeda saat hal itu dibutuhkan kemudian harus dilakukan uji pasar (test case) perangkat sumber daya manusia yang baru.

3.    Budaya perusahaan yang kuat membantu memanfaatkan kewenangan untuk menolak perbedaan geografis. Perusahaan yang mempunyai budaya perusahaan yang kuat akan lebih mudah untuk mencapai kesepakatan antar karyawan walau secara geografis jaraknya jauh untuk menerapkan praktik-praktik yang terstandardisasi di seluruh dunia. Sebagai contoh, procter & gamble memiliki budaya perusahaan yang kuat, karena cara P&G merekrut, menyeleksi, melatih dan memberikan kompensasi pada mereka, maka para manajernya memiliki kesadaran yang kuat terhadap nilai-nilai bersama. Procter & gamble menekankan pertumbuhan penjualan yang teratur sehingga mendorong terciptanya keseragaman yang relatif tinggi di antara para manajernya. Orang baru yang direkrut dengan cepat belajar menyesuaikan diri dan berpikir dengan "kita" dari pada "saya".

       Mereka belajar untuk menghargai kebersamaan (tim), konsistensi, disiplin diri dan pendekatan metodikal. Karena semua manajer P&G di seluruh dunia cenderung berbagi nilai ini, mereka berada dalam perasaan yang lebih seragam terhadap satu sama lainnya dibandingkan perbedaan mereka secara geografis.

       Memiliki kesepakatan global memudahkan perusahaan untuk mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik sumber daya manusia yang terstandardisasi di seluruh dunia.

Dari tiga praktik sumber daya manusia yang dikembangkan, penyusunan staf organisasi global perusahaan adalah inti dari sumber daya manusia internasional. Proses ini meliputi pengidentifikasian dan penyeleksian orang-orang yang akan mengisi posisi tersebut di luar negeri dan kemudian menempatkan mereka di posisi-posisi itu.

Perusahaan multi national (multinational company) menggunakan beberapa jenis manajer international. Lokal adalah warga dari warga dari negara setempat mereka bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun