Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menyoal Kemampuan Literasi pada Guru Melalui Jumlah Artikel yang Dihasilkan

25 Oktober 2021   06:24 Diperbarui: 26 Oktober 2021   21:26 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karya ilmiah | Sumber: shutterstock

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe

(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Guru merupakan kelompok sosial yang elit dalam hal akademik. Sebagai kelompok sosial yang berintelektual maka sudah sepatutnya guru dituntut mengahasilkan karya-karya ilmiah. 

Kontinuitas dalam menghasilkan karya ilmiah tersebut, merupakan bagian dari tuntutan pekerjaan di berbagai lembaga pendidikan. Ini wajib untuk dilaksanakan.

Dalam mewujudkan komunitas ilmiah yang kompeten, salah satunya adalah terus menerus menghasilkan "karya tulis". Baik melalui kajian-kajian kepustakaan maupun melalui observasi lapangan. Tentu standar yang digunakan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah yang sudah ditetapkan oleh dunia pendidikan.

Tidak berarti kegiatan menulis mengabaikan tugas utama seorang guru yaitu mengajar. Guru harus memiliki sikap keingintahuan yang tinggi. S

ikap itu tercermin dalam setiap tindakan guru seperti terus membaca, melakukan penelitian dan membuat laporan penelitian dalam sebuah karya tulis.

Setidaknya dalam setahun, para guru baik secara perseorangan maupun secara kelompok menghasilkan satu artikel ilmiah. Melakukan kajian ilmiah sesuai dengan disiplin ilmu yang digelutinya. Tidak mudah, namun ini tuntutan yang harus dilakukan sebagai bagian dari kehidupan civitas akademik.

Pentingkah guru membuat artikel ilmiah? Jawabannya sangat penting. Secara umum, penulis menguraikan manfaat membuat karya ilmiah terlebih khusus bagi guru. 

1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.

Menulis berarti seseorang harus membaca. Dengan membaca seseorang akan mudah memperolehnya informasi yang mendukung karya ilmiah yang akan dituliskan. 

Selain itu, melalui membaca akan memberikan rujukan yang mutakhir tentang topik karya ilmiah yang akan dibuat.

Ketika seorang membaca untuk kepentingan penulisan artikel ilmiah, sangatlah berbeda dengan sekadar hanya membaca. Harus memahami secara keseluruhan isi bacaan tersebut. Ini bertujuan agar tidak salah memberikan kesimpulan pada isi bacaan yang akan dijadikan rujukan dalam penulisan artikel ilmiah.

Ilustrasi Membaca Efektif | Sumber: pintaria.com
Ilustrasi Membaca Efektif | Sumber: pintaria.com

Membaca efektif berarti membaca secara keseluruhan dari sumber bacaan yang dipilih. Oleh karena itu, dibutuhkan kecepatan membaca dan pemahaman isi secara komprehensif. Kecepatan yang harus dimiliki pembaca tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi secara menyeluruh.

Bagi guru membaca adalah pekerjaan rutin yang harus dilakukan setiap hari. Paling tidak meluangkan waktu 1 jam dalam sehari untuk membaca buku, jurnal atau pun surat kabar. 

Dengan membaca tentu akan banyak informasi yang dapat diperoleh dan memperkaya pengetahuan seorang guru. 

Keterampilan membaca yang dimiliki oleh seorang guru berdampak positif pada kualitas mengajar. Berbekal informasi dan pengalaman dari membaca, guru akan dengan mudah menjawab pertanyaan dari para siswa.

 Jika itu dilakukan secara rutin, maka sudah pasti guru tidak akan kesulitan dalam memahami materi yang akan diajarkan kepada siswa.

2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber

Membuat paragraf yang baik dengan menggabungkan beberapa rujukan bukan perkara gampang. Hal ini dilakukan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jam terbang seseorang sangat membantunya dalam hal menyusun paragraf dengan baik.

Semakin banyak artikel ilmiah yang dibuat, semakin baik juga tulisan yang dihasilkan. Kualitas artikel akan semakin meningkat seiring dengan jumlah artikel yang dihasilkan. Termasuk kemudahan dalam menggabungkan hasil bacaan sebagai rujukan sebuah artikel ilmiah yang akan dihasilkan.

Penulis sendiri menemukan masih banyak mahasiswa yang kurang cakap dalam hal merangkai paragraf dengan beberapa rujukan. Bahkan antar kalimat yang satu dengan kalimat lainnya tidak memiliki kesinambungan. Sehingga tidak menjadi satu pokok pikiran yang utuh dalam sebuah paragraf.

Dengan menulis artikel ilmiah, seorang guru akan dengan mudah menyiapkan materi ajar secara komprehensif. Membuat materi ajar dari berbagai rujukan (buku) yang telah diverifikasi kebenarannya. 

Semakin baik materi ajar yang disajikan, semakin mudah pula siswa memahami materi ajar dengan cakupan yang lebih luas dan dalam.

3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan

Kegiatan kepustakaan merupakan salah satu kegiatan ilmiah yang harus dilakukan oleh setiap civitas akademik. 

Kegiatan kepustakaan adalah kegiatan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian. 

Informasi yang didapat dalam kegiatan studi kepustakaan tersebut bisa diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain. 

Ilustrasi Kegiatan Kepustakaan | Sumber: istockphoto
Ilustrasi Kegiatan Kepustakaan | Sumber: istockphoto

Guru sebagai kaum akademik seharusnya memiliki banyak referensi untuk bahan ajar. Oleh karena, kegiatan kepustakaan menjadi salah satu cara untuk mengumpulkan berbagai referensi tersebut. Semakin banyak referensi untuk mengajak semakin mudah guru menjelaskan materi yang diajarkan.

Kegiatan kepustakaan lahir dari kesadaran sebagai tuntutan dunia kerja. Apalagi dunia kerja tersebut menuntut orang untuk selalu bersikap ilmiah. Bagaimana mungkin dunia kerja yang ilmiah di isi oleh orang-orang yang tidak ilmiah. 

Dunia kerja seperti lembaga pendidikan harus di isi oleh orang-orang yang memiliki sikap ilmiah yang salah satunya adalah kegiatan kepustakaan.

4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis

Salah satu kekuatan menulis artikel ilmiah adalah menyajikan data-data. Pada dasarnya data merupakan sekumpulan informasi atau juga keterangan-keterangan dari suatu hal yang diperoleh dengan melalui pengamatan atau juga pencarian ke sumber-sumber tertentu. Sumber-sumber data bisa berupa dokumentasi atau pun surat-surat.

Data yang diperoleh namun belum diolah lebih lanjut dapat menjadi sebuah fakta atau anggapan. Data diolah berdasarkan jenis data yang dimiliki. Selanjutnya, data dianalisis dengan analisis kuantitatif maupun kualitatif tergantung jenis data tersebut.

Kemampuan menganalisis data merupakan salah satu cara pengorganisasian fakta/data. Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk menganalisis data. Kemampuan menganalisis data merupakan salah kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru.

Analisis data yang benar akan memperoleh kesimpulan yang tepat. Kesimpulan yang tepat akan menghasilkan strategi yang dilakukan. 

Hal ini erat kaitannya dengan evaluasi pembelajaran. Jika analisis data evaluasi pembelajaran dilakukan secara benar maka akan memperoleh kesimpulan yang tepat. 

Dari kesimpulan tersebut maka akan melahirkan strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

5. Memperoleh kepuasan intelektual

Kepuasan intelektual adalah salah satu prestasi yang diperoleh dari jerih payah seseorang menghasilkan artikel ilmiah. Bangga jika artikel ilmiah di publikasikan di berbagai jurnal. Apalagi jika artikel ilmiah yang dibuat menjadi topik diskursus di ruang-ruang akademik.

Penulis sendiri merasa bangga bila artikel ilmiah di jadikan rujukan tulisan bagi orang lain. Ada rasa bangga dan puas bila artikel ilmiah yang dihasilkan mendapatkan apresiasi dari para pembaca. Satu kali artikel ilmiah dijadikan rujukan bagi orang lain itu ibarat mendapatkan sanjungan beribu-ribu kali.

Bagi guru kepuasan intelektual sangatlah dibutuhkan. Pernahkah membayangkan seorang guru memberikan tugas kepada siswa, untuk membuat artikel ilmiah namun guru sendiri tidak pernah menulis artikel ilmiah? Kondisi ini banyak terjadi di berbagai sekolah. Harus terbuka untuk menyampaikan ini walau pun harus mendapatkan kritikan.

Menulis artikel ilmiah berarti mengangkat martabat intelektual seorang guru. Dengan menulis seorang guru akan dikenal rekam jejak intelektualitasnya. Kendati pun demikian kita perlu mengapresiasi karya sebagian guru dalam hal menulis artikel ilmiah. Di tengah kesibukannya, mereka masih meluangkan waktu untuk menulis.

Membangun Profesional Guru Melalui Artikel Ilmiah

Penulisan artikel ilmiah merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang guru. Dari tinjauan konseptual, penulisan artikel ilmiah dapat meningkatkan professional serta serta kompeten pada bidangnya.

Hal ini sejalan dengan salah satu tugas guru yaitu melakukan penelitian dan pengembangan yang kemudian di dokumentasikan dalam wujud karya tulis.

Kegiatan menulis artikel ilmiah tidak saja perlu dilakukan dalam rangka memperoleh angka kredit untuk kenaikan jabatan atau untuk keperluan akreditasi tetapi yang lebih besar adalah untuk peningkatan profesionalisme guru. 

Guru mestinya mengasikan banyak artikel ilmiah sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap tuntutan profesionalisme kerja. Tidak berarti mengabaikan tugas utama seorang guru yaitu mengajar.

Penulis artikel ilmiah seharusnya di agendakan dalam satu bentuk program kerja sekolah terutama untuk para guru. Sehingga tidak ada guru yang tidak memiliki karya ilmiah selama mengajar. Padahal salah satu tugas guru adalah menghasilkan karya ilmiah.

Kita mengharap dalam satu tahun para guru dalam mencatatkan namanya di jurnal nasional yang terakreditasi. Baik secara individu maupun secara kelompok agar membuat artikel ilmiah sesuai bidang ilmu masing-masing. 

Dengan demikian, status guru sebagai kelompok akademik betul-betul dapat dipertanggung jawabkan. Sekian

Mengeruda, 25 Oktober 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun