Semakin banyak artikel ilmiah yang dibuat, semakin baik juga tulisan yang dihasilkan. Kualitas artikel akan semakin meningkat seiring dengan jumlah artikel yang dihasilkan. Termasuk kemudahan dalam menggabungkan hasil bacaan sebagai rujukan sebuah artikel ilmiah yang akan dihasilkan.
Penulis sendiri menemukan masih banyak mahasiswa yang kurang cakap dalam hal merangkai paragraf dengan beberapa rujukan. Bahkan antar kalimat yang satu dengan kalimat lainnya tidak memiliki kesinambungan. Sehingga tidak menjadi satu pokok pikiran yang utuh dalam sebuah paragraf.
Dengan menulis artikel ilmiah, seorang guru akan dengan mudah menyiapkan materi ajar secara komprehensif. Membuat materi ajar dari berbagai rujukan (buku) yang telah diverifikasi kebenarannya.Â
Semakin baik materi ajar yang disajikan, semakin mudah pula siswa memahami materi ajar dengan cakupan yang lebih luas dan dalam.
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
Kegiatan kepustakaan merupakan salah satu kegiatan ilmiah yang harus dilakukan oleh setiap civitas akademik.Â
Kegiatan kepustakaan adalah kegiatan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian.Â
Informasi yang didapat dalam kegiatan studi kepustakaan tersebut bisa diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain.Â
Guru sebagai kaum akademik seharusnya memiliki banyak referensi untuk bahan ajar. Oleh karena, kegiatan kepustakaan menjadi salah satu cara untuk mengumpulkan berbagai referensi tersebut. Semakin banyak referensi untuk mengajak semakin mudah guru menjelaskan materi yang diajarkan.
Kegiatan kepustakaan lahir dari kesadaran sebagai tuntutan dunia kerja. Apalagi dunia kerja tersebut menuntut orang untuk selalu bersikap ilmiah. Bagaimana mungkin dunia kerja yang ilmiah di isi oleh orang-orang yang tidak ilmiah.Â