Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Metode Ceramah dalam Pembelajaran: Apakah Masih Relevan?

24 Oktober 2021   10:24 Diperbarui: 25 Oktober 2021   14:55 11032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran. Foto: Kompas.com/RIZA FATHONI

Salah satu pokok Kurikulum 2013 pada skema pertama yaitu menyajikan tentang "Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran." Langkah utama untuk menopang peningkatan efektivitas pembelajaran tersebut ialah meningkatkan efektivitas interaksi. Ini berarti proses pembelajaran menitikberatkan pada proses pembelajaran yang interaktif antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa yang lainnya.

Banyak metode dan model pembelajaran yang direkomendasikan sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum pembelajaran. Metode ceramah, diskusi, demostrasi, eksperimen yang dapat diterapkan oleh guru dalam mengajar. Bisa dilakukan secara elaborasi maupun dilakukan secara sendiri-sendiri.

Selain metode pembelajaran, variatif model pembelajaran dapat dipilih oleh para guru. Tentu model pembelajaran yang dipilih sesuai dengan karakteristik materi ajar. Selain karakteristik materi ajar, yang perlu diperhatikan oleh guru dalam hal memilih model pembelajaran adalah karakteristik kelas. 

Karakteristik kelas berkaitan dengan dinamika serta kompleksitas masalah yang dihadapi oleh para siswa. Sebagai contoh jika karakter kelas keseharian memiliki tingkat keaktifan rendah maka sangat cocok menggunakan model pembelajaran kooperatif atau kolaborasi. Tujuan adalah mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Salah satu metode pembelajaran klasikal yang sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Metode pembelajaran ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan pengajaran melalui penerangan dan penuturan lisan oleh guru kepada siswa tentang suatu topik materi. Metode ceramah dianggap metode yang kurang efektif karena bersifat monolog non partisipatif. Benarkah demikian?

Penulis pernah melakukan "bidik data" mengenai pemahaman guru akan proses pembelajaran dalam kurikulum 2013. Mayoritas guru berpandangan bahwa proses pembelajaran pada kurikulum 2013 lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Merujuk pada jawaban tersebut, sebagian guru juga berpendapat bahwa metode ceramah sudah tidak relevan lagi dalam proses pembelajaran.

Yang mencengangkan adalah adanya pergeseran paradigma pembelajaran. Seakan ada kesan jika proses pembelajaran lebih banyak melibatkan keaktifan siswa maka peran guru secara otomatis menjadi pasif. Lihat saja saat proses pembelajaran berlangsung guru lebih banyak duduk diam di tempat bila siswa melakukan diskusi kelompok. 

Kembali pada topik tulisan ini, kurikulum pendidikan 2013 tidak pernah meniadakan metode pembelajaran ceramah. Metode ceramah masih merupakan alternatif pilihan dari berbagai metode pembelajaran yang ada. Otoritas, pengetahuan dan pengalaman guru sangat menentukan dalam hal memilih metode pembelajaran.

Bilamana guru menggunakan metode ceramah?

Dapat dipastikan bagi sebagian orang metode ceramah masih merupakan pilihan alternatif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Metode ceramah dianggap lebih praktis karena hanya mengandalkan kemampuan guru. Dalam metode ceramah, guru bertindak sebagai satu-satunya sumber pengetahuan bagi siswa. 

Setidaknya, ada beberapa alasan guru menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran:

1. Sarana dan sumber belajar yang tidak mendukung.

Secara sederhana, metode ceramah merupakan salah satu metode yang tidak banyak menggunakan sarana dan sumber belajar. Hal ini tentu sangatlah cocok diterapkan di beberapa sekolah yang memiliki kekurangan sarana dan sumber belajar. Sebab, metode ceramah lebih memfokuskan pada aktivitas siswa seperti mendengarkan, menulis dan menjawab pertanyaan langsung dari guru.

Sarana pembelajaran bisa berupa peralatan ekperimen, laboratorium, perpustakaan, maupun sumber pendukung lainnya seperti internet. Jika sarana pembelajaran seperti yang sudah diuraikan tersebut tidak ada, maka metode pembelajaran seperti eksperimen tidak bisa dilakukan. Maka alternatif pilihan yang terbaik ada menggunakan metode ceramah.

Sumber belajar yang tidak mendukung, seperti ketiadaan buku juga menjadi hambatan bagi guru. Guru tidak mungkin menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok kalau ketiadaan sumber belajar. Salah satu bahan rujukan diskusi siswa bersumber dari buku-buku pelajaran.

Sebagai satu-satunya sumber belajar siswa saat menerapkan metode ceramah maka guru harus mempersiapkan materi secara maksimal. Paling tidak mampu menjawab kebutuhan siswa dalam hal memahami materi ajar. Jika ada pertanyaan dari siswa, maka guru harus mampu menjawabnya secara benar dan bertanggung jawab.

2. Kompleksitas materi ajar yang sangat luas

Salah satu alasan guru menerangkan metode ceramah karena kompleksitas materi ajar yang sangat luas. Kecakapan seorang guru sangat menentukan penyerapan materi ajar oleh siswa. 

Kompleksitas materi ajar mendorong guru untuk memberikan pengulangan materi dengan tujuan memberikan pemahaman kepada siswa melalui penjelasan (ceramah) langsung.

Ada siswa yang sulit memahami materi walaupun sudah melakukan diskusi kelompok atau sudah melakukan eksperimen. Dengan ceramah, guru dapat menyajikan materi pelajaran yang luas serta mudah dipahami oleh siswa. Sebab, materi pelajaran yang banyak dan belum dipahami oleh siswa tersebut dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.

Metode ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditekankan. Sehingga, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ini sangat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

3. Karakteristik materi ajar yang bersifat hafalan dan fakta

Metode mengajar ceramah akan lebih efektif apabila karakter materi pelajaran bersifat fakta, hafalan dalam aspek kognitif semata. Melalui ceramah, guru hanya berupaya menyajikan fakta-fakta yang sudah ada. Peran guru hanya menguraikan materi ajar yang disertai dengan fakta-fakta umum yang mayoritas sudah ketahui oleh siswa.

Sebagi misal, guru menjelaskan materi tentang konflik sosial kepada siswa. Akan lebih mudah dipahami oleh siswa bila guru menyertakan dengan contoh konkrit sebagai fakta pendukung. Guru akan mengaitkan materi konflik sosial dengan fenomena sosial seperti tawuran antar pelajar. Dan fakta tersebut merupakan keadaan yang benar-benar ada dan tidak perlu dibuktikan lagi secara langsung.

Materi pelajaran bersifat fakta tersebut hanya perlu dicatat agar mudah diingat. Sangat tepat jika materi tersebut diberikan kepada siswa dengan metode ceramah. Apalagi materi pelajaran tersebut ‘matching’ dengan kehidupan dan lingkungan siswa sehari-hari.

Selain itu melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah. Karakteristik dan  siswa juga sangat menentukan penerapan metode pembelajaran ceramah. 

Jika kelas ramai maka sangat cocok untuk menerapkan metode ceramah karena guru secara langsung menguasai kelas. Dalam pembelajaran dengan metode ceramah, memang guru memiliki otoritas penuh dalam mengontrol kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Pengusaha Metode ceramah yang baik

Pengusaha Metode ceramah yang baik akan berdampak maksimal dalam proses pembelajaran. Kemampuan menguasai materi saat melakukan ceramah pada saat pembelajaran mutlak dimiliki oleh guru. Menerapkan metode ceramah berarti mampu meyakinkan siswa bahwa apa yang dijelaskan adalah benar.

Guru harus menguasai secara baik teknik dan cara berceramah. Apabila guru menerapkan metode ceramah maka seorang guru harus mampu berceramah dengan menarik, memberi motivasi dan sugesti kepada siswa tentang materi pelajaran yang sedang dibahas. Butuh persiapan yang cukup agar memperoleh hasil yang maksimal.

Tidak hanya menguasai materi ajar, saat menerapkan metode ceramah guru harus memperhatikan penampilan. Penampilan guru harus menarik bagi siswa. Termasuk dalam hal berpakaian, gaya berkomunikasi dan lain sebagainya. 

Sepele namun berarti, karena guru menjadi icon selama proses pembelajaran yang menggunakan ceramah. Penampilan memang bukan menjadi satu-satu nya daya tarik dalam ceramah namun memiliki kekuatan pikat tersendiri bagi siswa.

Menjadikan Metode Ceramah yang interaktif

Banyak orang beranggapan bahwa metode ceramah  kurang melibatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Bahkan, metode ceramah dianggap salah satu metode konvensional yang banyak ditentang orang namun ‘diam-diam’ dilaksanakan di ruang kelas. Sebab, metode ini dianggap membuat siswa kurang aktif dalam belajar. Benarkah demikian?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kembali kepada otoritas guru yang memberikan ceramah. Jika guru benar-benar menguasai teknik ceramah secara baik maka pembelajaran akan tetap menyenangkan dengan tetap melibatkan interaksi siswa. Tidak akan terjadi kebosanan dalam diri siswa selama proses pembelajaran.

Dalam ceramah guru masih bisa melibatkan interaksi dengan siswa. Seperti memberikan pertanyaan kepada siswa disela-sela ceramah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa siswa serius mengikuti pembelajaran atau tidak. Jika ini dilakukan secara konsisten maka siswa akan selalu memperhatikan guru selama ceramah berlangsung.

Gaya komunikasi yang baik saat ceramah akan menarik perhatian siswa. Secara sadar tentu akan memotivasi siswa sehingga mau memperhatikan penjelasan guru. Gaya komunikasi guru tidak hanya sekedar menarik, tetapi juga memberikan keyakinan pada siswa akan pentingnya materi ajar yang diterimanya.

Untuk menguatkan peran guru, penulis ingin menegaskan kembali bahwa baik guru yang mengajar  ilmu pengetahuan alam maupun pengetahuan sosial merupakan rumpun ilmu "social science" atau ilmu sosial bukan "natural science" atau ilmu alam. Ilmu Sosial adalah kajian bidang ilmu yang mengupas hubungan manusia dan lingkungannya, serta masyarakat dan interaksi didalamnya. Maka komunikasi seorang merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran, apalagi dalam penerapan metode pembelajaran ceramah.

Perlu di ingat bahwa metode ceramah masih merupakan metode pembelajaran yang efektif. Terlepas dari banyak kekurangan yang dimilikinya namun juga dalam konteks tertentu masih sangat relevan digunakan. Semoga guru semakin bijaksana dalam menentukan metode belajar yang tepat dan efektif. Semoga.

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe

(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Mengeruda, 24 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun