Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Beginilah "Sentuhan Rasa" Maskapai Penerbangan Kelas Dunia

11 April 2018   23:50 Diperbarui: 12 April 2018   06:28 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garuda Indonesia dan Skytrax Award 2017 (www.kompas.com)

Boleh jadi ini perasaan saya sahaja atau bisa jadi saya yang kelewat "baper" alias bawa perasaan. Tapi siapa yang nggak kayak gitu kalau dikasih kesempatan untuk menyentuh langsung pemain kelas dunia. Ibarat kata, saya sebagai penggemar sepakbola, bersalaman langsung dengan pemain sepakbola dunia 2017, Christian Ronaldo.

Lah... ini rasanya hampir sama, beda lapangannya saja. Saya bersama dengan 24 orang lainnya mendapatkan privelesemenyentuh langsung dapur produksi maskapai penerbangan Garuda Indonesia, yang dinobatkan oleh aliansi maskapai dunia, Skytrax sebagai "World Best Cabin Crew 2017" untuk keempat kalinyasebagaimana dilansir oleh kompas.com ( 20/06/2017) dan "World's Top 10 Airline 2017" sebagaimana saya kutip dari laman ini.

Garuda Indonesia dan Skytrax Award 2017 (www.kompas.com)
Garuda Indonesia dan Skytrax Award 2017 (www.kompas.com)
Kesempatan baik itu dengan berkunjung ke Garuda Indonesia Training Center (GITC)  yang berlokasi di Jalan Raya Duri Kosambi No.125, Cengkareng, Jakarta Barat pada Kamis, 5 April 2017 yang lalu pas tengah hari.

Tampilan GITC dari udara via Google Earth (dok.pribadi)
Tampilan GITC dari udara via Google Earth (dok.pribadi)
Bergerak dari komplek markas besar tepatnya di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) , Palmerah  saya dan teman-teman kompasianer lengkap berseragam kaos katun warna putih dan topi hitam bertajuk "Sobat Aviasi" dan "Blogtrip Sobat Aviasi".

Kami bergerak ramai-ramai dengan kru kompasiana dari markas BBJ sekitar pukul 08.30 WIB dengan menumpang Big Bus Scania berwarna merah dengan type seat 2-2 kapasitas 47 orang menuju kantor Kementerian Perhubungan di jalan  Merdeka Barat No. 8, Gambir, Jakarta Pusat.  Dari sana kami konvoi bersama staf DJPU (Dirjen Perhubungan Udara) menuju GITC.

Metodologi Survey  Maskapai Penerbangan Kelas Dunia

Saya mengutip dari laman worldairlinesawards.com, standar maskapai penerbangan kelas dunia yang dieksekusi oleh Skytrax mengedepankan keakurasian  survey konsumen secara personal atau boleh dikatakan sama dengan "Passenger's Choice Award"

Survey untuk penghargaan 2017 sendiri dilaksanakan dari Agustus 2016 hingga Mei 2017 secara daring melibatkan hampir 20 juta orang responden dari total 24 juta orang database penumpang dari  320 maskapai penerbangan di 105 negara menggunakan bahasa Inggris, China dan Spanyol.

Ada tiga aspek dalam penilaian penumpang dengan skala 1 -5 (skala 1 /bintang 1 untuk buruk, skala 5/bintang 5 untuk terbaik) yakni  mulai dari layanan dari darat atau airport (ada 18 item penilaian), produk atau fasilitas onboard (ada 18 item penilaian), dan layanan kabin (ada 13 item penilaian). Jadi keseluruhan ada 39 item jumlahnya.

Penilain oleh Skytrax bersifat independen dan imparsial artinya atas kemauan dan biaya sendiri serta tidak memihak. Kesemuanya murni berdasarkan penilaian konsumen. Penilaian 20 juta orang penumpang tadi pada akhirnya mengerucut pada dua bagian besar penghargaan yakni secara kelas dunia atau global (ada 11 model penghargaan) dan secara kategori (ada 7 model penghargaan).

Konsistensi  Garuda Experience

Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan kelas dunia sebagai "World Best Cabin Crew 2017" sebagai yang keempat kalinya. Kalau dalam kreasi gol sepakbola sudah melebihi "hattrick".  Teknik dan resep dapur produksi  kru kabin dapat saya cobai langsung dengan kunjungan ke GITC.

Bayangkan mulai dari masuk gerbang komplek GITC hingga ke ballroom Asana, kami disambut dengan ramah bersahabat dengan senyuman oleh petugas keamanan, petugas lobby, koordinator acara hingga setiap calon pramugara dan pramugari yang  bertemu dengan kami.

Ternyata rasa memang gak bohong. Konsep layanan khas dan berkarakter Indonesia banget yang dikenal dengan sebutan "Garuda Experience" itu memang luar biasa.  

(garuda-indonesia.com. kompas.com)
(garuda-indonesia.com. kompas.com)
Konsep "The Airline of Indonesia"  yang konsisten menghadirkan karakter Indonesia dalam balutan "Garuda Experience"  pada hakikahnya adalah merangsang pancaindera konsumen atau penumpang atau  "5 Senses"  (Sight, Sounds, Scent, Taste, and Touch) dan meliputi 24 titik sentuhan konsumen mulai dari sebelum perjalanan (pre-journey), sebelum penerbangan (pre-flight), saat dalam penerbangan (in-flight), setelah penerbangan (post-flight ) dan setelah perjalanan (post- journey).

Dalam lima tahapan tersebut Garuda Indonesia sedapat mungkin berpedoman pada nilai dasar seperti tepat waktu dan aman (tentang produk), cepat dan tepat (tentang proses), bersih dan nyaman (tentang bangunan), serta andal, profesional dan kompeten (tentang staf).

Pedoman nilai dasar tersebut jelas ditanamkan di GITC dengan pelatihan terpadu mulai untuk cabin crew (pramugari dan paramugara), cockpit crew (pilot dan co-pilot),  dan flight operation officer ( petugas pengarah penerbangan), dan petugas kargo udara (airline business).

Tak hanya berfokus di  latihan konsistensi pelayanan terhadap penumpang. Maskapai “The Airline of Indonesia” ini juga konsisten latihan persiapan untuk situasi darurat seperti simulasi evakuasi di darat dan di air untuk kru kabin.

Selain itu khusus untuk kru kokpit (baik ab initio, pilot, dan ko-pilot) juga sekali 6 bulan wajib untuk penyegaran keterampilan untuk pilot sekali 6 bulan di flight simulator  baik untuk situasi normal maupun untuk situasi darurat seperti terbang dengan satu mesin atau menghadapi cross-wind dan sebagainya.

Simulasi Evakuasi Darat dan Air

Saya dan kompasianer sobat aviasi berkesempatan merasakan keramahan kru kabin namun juga bergairah saat melihat mereka berebut mencicipi makanan dan minuman yang disajikan khusus untuk penumpang selama penerbangan.

Tak berhenti sampai di situ, saya juga terbawa suasana saat berada di kolam renang, gedung F (gedung Flight Attendant Training) menyaksikan simulasi evakuasi penumpang pesawat di darat dan juga di air dari bangunan replika pesawat terbang, boleh saya bilang hampir mirip dengan insiden darurat sesungguhnya.

Persiapan Simulasi Evakuasi Darat (dok.pribadi)
Persiapan Simulasi Evakuasi Darat (dok.pribadi)
Simulasi Evakuasi di Air (dok.pribadi)
Simulasi Evakuasi di Air (dok.pribadi)
Kartu Petujuk Keselamatan (www.flightreport.com)
Kartu Petujuk Keselamatan (www.flightreport.com)
Simulasi Flight Simulator Boeing 737-300

Sebelumnya, saya dan kompasianer sobat aviasi diajak bersama-sama dengan  Dirjen Perhubungan Udara, DR. Ir. Agus Santoso, MSC, Ibu Puji Nur Handayani selaku Direktur Produksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,  Bapak Capt. Triyanto Moeharsono selaku Direktur Operasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,  Bapak Capt. Martinus Kayadu selaku Kepala GITC, dan Bapak Capt. Setijabudi selaku Senior Manger Operasional GITC, mengenal Flight Simulator di gedung Flight Operation Training, tak jauh dari ballroom Asana GITC.

Sobat Aviasi Selfie di Kabin Simulator DC-10 (dok.pribadi)
Sobat Aviasi Selfie di Kabin Simulator DC-10 (dok.pribadi)
Setelah masuk gerbang, saya diwajibkan melewati "walktrough metal detector" sebelum disambut senyum merekah oleh petugas lobby gedung. Tampak di belakan lobby, terpajang fligh simulator antik pesawat DC-10. Langsung saja saya dan kompasianer sobat aviasi berebutan masuk ke  dalam kabin simulator yang gelap dan dingin serta penuh dengan instrumen antik, tak lupa menyempatkan berfoto ria.

Tampilan "Overhead Instruments" Simulator DC-10 (dok.pribadi)
Tampilan "Overhead Instruments" Simulator DC-10 (dok.pribadi)
Selanjutnya saya bergerak menuju lantai atas, ke pintu balkon menuju deretan flight simulator berada. Ada 6 (enam) unit Flight  Simulator untuk pesawat jenis Airbus A320 (1 unit) , Boeing 737-800 (2 unit), Air Bus A330 (1 unit),Boeing 737-300/400 (1 unit) dan Bombardier CRJ-1000 (1 unit).

Mesin simulator pesawat terbang itu umunya bisa dipakai oleh lulusan sekolah pilot (ab initio) dan pilot dari berbagai maskapai domestik maupun luar negeri. Umumnya calon pilot maupun pilot melaksanakan simulasi di mesin simulator sesuai dengan lisensi pesawat yang digunakan dengan minimum selama 4 jam, tarif sewanya sekitar USD 400- 500 per jam.

Status Progress Simulator di Pilot Longue (dok.pribadi)
Status Progress Simulator di Pilot Longue (dok.pribadi)
Sobat pembaca juga bisa menyaksikan video kegiatan di GITC dan informasi perihal sobat aviasi di, dengan klik video di bawah ini:

Meskipun saya dan kompasianer sobat aviasi tidak beneran praktik langsung simulasi evakuasi dan simulasi flight simulator  namun "sentuhan rasa" maskapai kelas dunia begitu merangsek, rasanya ingin lebih lagi, tak berhenti hanya di sentuhan tapi...

Kunci Menjadi Kelas Dunia : Persiapan dan Latihan yang Baik dan Benar  

Suhu udara Jakarta belakangan ini cukup panas dan membuat saya dan kompaniaser sobat aviasi kegerahan bahkan lepek. Meski sudah agak lama berada di dekat kolam renang dan ditiup angin kencang yang mengalir di sela bangunan komplek GITC.  Berkas sinar mentari berwana jingga mulai mewarnai  langit di Cengkareng, saya pun menyudahi kesempatan menengok dapur kelas dunia ala Garuda Indonesia.

Persiapan dan latihan yang baik dan benar oleh manajemen perusahaan kepada kru kabin, kru kokpit, kru kargo dan kru operasi penerbangan di komplek GITC mampu menghasilkan kualitas layanan kepada penumpang berkelas.

Garuda Indonesia mampu berada di nomor 10 maskapai penerbangan kelas dunia dari 320 maskapai dalam jajaran " World's Top 10 Airline 2017" adalah buah dari kedua kunci tersebut, di tahun 2016 masih di urutan ke-11.  Di GITC, saya dapat merasakan suasana kegembiraan dalam belajar baik itu di dalam gedung latihan kru kabin maupun di gedung latihan operasi penerbangan.

Benar merasakan "sentuhan rasa" sekali lagi melalui berlatih dengan gembira secara konsisten dan berkelanjutan. Pada akhirnya rasa itu mampu menghadirkan bahkan membentuk  dunia penerbangan menjadi lebih menyenangkan ketimbang sekedar untuk  tujuan penghidupan. Pentingnya sentuhan rasa kegembiraan dalam belajar terus menerus.

Sebagaimana  yang diungkapakan oleh seorang pakar dan praktisi dunia penerbangan AS,FAA (Federal Aviation Association), Pete Campbell," Learning should be fun. If you don't have fun in aviation then you don't learn. And when laerning stops, you die"   (Belajar seharusnya menyenangkan. Jika kamu tidak dapat bergembira dalam dunia penerbangan maka kamu tidak belajar. Dan ketika kamu berhenti belajar, kamu mati)"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun