Boleh jadi ini perasaan saya sahaja atau bisa jadi saya yang kelewat "baper" alias bawa perasaan. Tapi siapa yang nggak kayak gitu kalau dikasih kesempatan untuk menyentuh langsung pemain kelas dunia. Ibarat kata, saya sebagai penggemar sepakbola, bersalaman langsung dengan pemain sepakbola dunia 2017, Christian Ronaldo.
Lah... ini rasanya hampir sama, beda lapangannya saja. Saya bersama dengan 24 orang lainnya mendapatkan privelesemenyentuh langsung dapur produksi maskapai penerbangan Garuda Indonesia, yang dinobatkan oleh aliansi maskapai dunia, Skytrax sebagai "World Best Cabin Crew 2017" untuk keempat kalinyasebagaimana dilansir oleh kompas.com ( 20/06/2017) dan "World's Top 10 Airline 2017" sebagaimana saya kutip dari laman ini.
Kami bergerak ramai-ramai dengan kru kompasiana dari markas BBJ sekitar pukul 08.30 WIB dengan menumpang Big Bus Scania berwarna merah dengan type seat 2-2 kapasitas 47 orang menuju kantor Kementerian Perhubungan di jalan Merdeka Barat No. 8, Gambir, Jakarta Pusat. Dari sana kami konvoi bersama staf DJPU (Dirjen Perhubungan Udara) menuju GITC.
Metodologi Survey Maskapai Penerbangan Kelas Dunia
Saya mengutip dari laman worldairlinesawards.com, standar maskapai penerbangan kelas dunia yang dieksekusi oleh Skytrax mengedepankan keakurasian survey konsumen secara personal atau boleh dikatakan sama dengan "Passenger's Choice Award" .
Survey untuk penghargaan 2017 sendiri dilaksanakan dari Agustus 2016 hingga Mei 2017 secara daring melibatkan hampir 20 juta orang responden dari total 24 juta orang database penumpang dari 320 maskapai penerbangan di 105 negara menggunakan bahasa Inggris, China dan Spanyol.
Ada tiga aspek dalam penilaian penumpang dengan skala 1 -5 (skala 1 /bintang 1 untuk buruk, skala 5/bintang 5 untuk terbaik) yakni mulai dari layanan dari darat atau airport (ada 18 item penilaian), produk atau fasilitas onboard (ada 18 item penilaian), dan layanan kabin (ada 13 item penilaian). Jadi keseluruhan ada 39 item jumlahnya.
Penilain oleh Skytrax bersifat independen dan imparsial artinya atas kemauan dan biaya sendiri serta tidak memihak. Kesemuanya murni berdasarkan penilaian konsumen. Penilaian 20 juta orang penumpang tadi pada akhirnya mengerucut pada dua bagian besar penghargaan yakni secara kelas dunia atau global (ada 11 model penghargaan) dan secara kategori (ada 7 model penghargaan).
Konsistensi Garuda Experience
Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan kelas dunia sebagai "World Best Cabin Crew 2017" sebagai yang keempat kalinya. Kalau dalam kreasi gol sepakbola sudah melebihi "hattrick". Teknik dan resep dapur produksi kru kabin dapat saya cobai langsung dengan kunjungan ke GITC.
Bayangkan mulai dari masuk gerbang komplek GITC hingga ke ballroom Asana, kami disambut dengan ramah bersahabat dengan senyuman oleh petugas keamanan, petugas lobby, koordinator acara hingga setiap calon pramugara dan pramugari yang bertemu dengan kami.
Ternyata rasa memang gak bohong. Konsep layanan khas dan berkarakter Indonesia banget yang dikenal dengan sebutan "Garuda Experience" itu memang luar biasa.
Dalam lima tahapan tersebut Garuda Indonesia sedapat mungkin berpedoman pada nilai dasar seperti tepat waktu dan aman (tentang produk), cepat dan tepat (tentang proses), bersih dan nyaman (tentang bangunan), serta andal, profesional dan kompeten (tentang staf).
Pedoman nilai dasar tersebut jelas ditanamkan di GITC dengan pelatihan terpadu mulai untuk cabin crew (pramugari dan paramugara), cockpit crew (pilot dan co-pilot), dan flight operation officer ( petugas pengarah penerbangan), dan petugas kargo udara (airline business).
Tak hanya berfokus di latihan konsistensi pelayanan terhadap penumpang. Maskapai “The Airline of Indonesia” ini juga konsisten latihan persiapan untuk situasi darurat seperti simulasi evakuasi di darat dan di air untuk kru kabin.
Selain itu khusus untuk kru kokpit (baik ab initio, pilot, dan ko-pilot) juga sekali 6 bulan wajib untuk penyegaran keterampilan untuk pilot sekali 6 bulan di flight simulator baik untuk situasi normal maupun untuk situasi darurat seperti terbang dengan satu mesin atau menghadapi cross-wind dan sebagainya.
Simulasi Evakuasi Darat dan Air
Saya dan kompasianer sobat aviasi berkesempatan merasakan keramahan kru kabin namun juga bergairah saat melihat mereka berebut mencicipi makanan dan minuman yang disajikan khusus untuk penumpang selama penerbangan.
Tak berhenti sampai di situ, saya juga terbawa suasana saat berada di kolam renang, gedung F (gedung Flight Attendant Training) menyaksikan simulasi evakuasi penumpang pesawat di darat dan juga di air dari bangunan replika pesawat terbang, boleh saya bilang hampir mirip dengan insiden darurat sesungguhnya.
Sebelumnya, saya dan kompasianer sobat aviasi diajak bersama-sama dengan Dirjen Perhubungan Udara, DR. Ir. Agus Santoso, MSC, Ibu Puji Nur Handayani selaku Direktur Produksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Bapak Capt. Triyanto Moeharsono selaku Direktur Operasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Bapak Capt. Martinus Kayadu selaku Kepala GITC, dan Bapak Capt. Setijabudi selaku Senior Manger Operasional GITC, mengenal Flight Simulator di gedung Flight Operation Training, tak jauh dari ballroom Asana GITC.
Mesin simulator pesawat terbang itu umunya bisa dipakai oleh lulusan sekolah pilot (ab initio) dan pilot dari berbagai maskapai domestik maupun luar negeri. Umumnya calon pilot maupun pilot melaksanakan simulasi di mesin simulator sesuai dengan lisensi pesawat yang digunakan dengan minimum selama 4 jam, tarif sewanya sekitar USD 400- 500 per jam.
Meskipun saya dan kompasianer sobat aviasi tidak beneran praktik langsung simulasi evakuasi dan simulasi flight simulator namun "sentuhan rasa" maskapai kelas dunia begitu merangsek, rasanya ingin lebih lagi, tak berhenti hanya di sentuhan tapi...
Kunci Menjadi Kelas Dunia : Persiapan dan Latihan yang Baik dan Benar
Suhu udara Jakarta belakangan ini cukup panas dan membuat saya dan kompaniaser sobat aviasi kegerahan bahkan lepek. Meski sudah agak lama berada di dekat kolam renang dan ditiup angin kencang yang mengalir di sela bangunan komplek GITC. Berkas sinar mentari berwana jingga mulai mewarnai langit di Cengkareng, saya pun menyudahi kesempatan menengok dapur kelas dunia ala Garuda Indonesia.
Persiapan dan latihan yang baik dan benar oleh manajemen perusahaan kepada kru kabin, kru kokpit, kru kargo dan kru operasi penerbangan di komplek GITC mampu menghasilkan kualitas layanan kepada penumpang berkelas.
Garuda Indonesia mampu berada di nomor 10 maskapai penerbangan kelas dunia dari 320 maskapai dalam jajaran " World's Top 10 Airline 2017" adalah buah dari kedua kunci tersebut, di tahun 2016 masih di urutan ke-11. Di GITC, saya dapat merasakan suasana kegembiraan dalam belajar baik itu di dalam gedung latihan kru kabin maupun di gedung latihan operasi penerbangan.
Benar merasakan "sentuhan rasa" sekali lagi melalui berlatih dengan gembira secara konsisten dan berkelanjutan. Pada akhirnya rasa itu mampu menghadirkan bahkan membentuk dunia penerbangan menjadi lebih menyenangkan ketimbang sekedar untuk tujuan penghidupan. Pentingnya sentuhan rasa kegembiraan dalam belajar terus menerus.
Sebagaimana yang diungkapakan oleh seorang pakar dan praktisi dunia penerbangan AS,FAA (Federal Aviation Association), Pete Campbell," Learning should be fun. If you don't have fun in aviation then you don't learn. And when laerning stops, you die" (Belajar seharusnya menyenangkan. Jika kamu tidak dapat bergembira dalam dunia penerbangan maka kamu tidak belajar. Dan ketika kamu berhenti belajar, kamu mati)"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H