Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berwirausaha Itu Sebuah Keberanian Sama Seperti Menulis

24 Oktober 2016   17:15 Diperbarui: 24 Oktober 2016   17:28 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis buku, Dr. Ir. Manerep Pasaribu sedang menerangkan peranan wirausaha dalam meningkatkan perekonomian negara ( sumber: dokumen IKATM -USU Jabodetabek)

Pada sabtu yang lalu, 22 Oktober 2016 yang di dalam ruangan aula di sebuah hotel mewah di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan saya sempat berdiskusi dengan salah satu peserta sekaligus senior saya waktu kuliah, sebut saja namanya Bang Mahendra Sitepu, atau akrab disapa Bang Mahe. Bang Mahe saat ini telah memiliki 3 (tiga) bidang usaha yakni digital/ IT, garmen dan kesehatan dan domisili di Medan dan sempat menorehkan prestasi nasional sebagai finalis wirausaha mandiri dan final start-up Bekraf & Ideafest di tahun 2016 ini. 

Sebagai seorang wirausaha, dia memandang jika wirausaha itu adalah pengetahuan maka kalau diterapkan oleh orang yang berbeda-beda dan dengan metode yang sama maka sepatutnya hasilnya pasti mendekati sama. Namun sepertinya tidak demikian, kerap kali hasilnya dari pengetahuan tentang wirausaha yang sama memperolehnya : ada banyak kegagalan, ada juga yang beruntung dan ada juga yang mendulang keberhasilan gemilang.

Ini artinya wirausaha adalah bukan semata pengetahuan yang dapat diperoleh di buku maupun sekolah (hard skill) tapi juga keterampilan yang terus diasah secara terus menerus layaknya soft skill seperti kemampuan diri yang terus diasah yakni komunikasi, ketahanan mental, kesabaran, dan manajemen waktu.

Pengetahuan Antara Kepemimpinan Dan Inovasi

Kami sempat berdiskusi demikian karena ruang aula tersebut sedang membahas tentang membahas tentang jiwa dan roh kewirausahaan melalui kacamata seorang penulis buku. Acara bedah buku yang berjudul: “From The Perspective of Strategic Management: Knowledge, Innovation and Entreprenuership” karya Dr.Ir. Manerep Pasaribu.  Untuk mempertajam diskusi, pengusaha konstruksi migas dari PT Petronesia Benimel, Ir.  Benny Siagian bersama dengan pengurus Ikatan Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara (IKATM-USU) menghadirkan panelis pembanding yang ahli di bidangnya yakni Dr. Ir Jonner Napitupulu, akademisi USU sekaligus pengurus KADIN Sumatera Utara juga Ahli Mekanika Tanah, Ir. Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama PT Pelindo I dan Ir. Jamsaton Nababan, Development Director PT Pertamina EP Cepu.

Panitia dan pengurus IKAT USU bersama penulis dan panelis pembanding acara bedah buku (sumber foto: dokumen IKATM-USU )
Panitia dan pengurus IKAT USU bersama penulis dan panelis pembanding acara bedah buku (sumber foto: dokumen IKATM-USU )
Penulis mengulas buku setebal 486 halaman secara singkat selama 30 menit, intisari buku adalah penguatan 3 (tiga) mazhab yaitu pertama,  “There is no Innovation without Knowledge” (“Tidak ada inovasi tanpa knowledge - Nonaka Takeuchi ,1995) kemudian kedua : “Innovation is the Specific Tool of Entrepreneur”  (Inovasi adalah alat khusus bagi pewirausaha – Peter Drucker, 1985)dan terakhir atau ketiga : “There is no Innovation without Leadership” (Tidak ada inovasi tanpa kepemimpinan – De Meyer and Grag, 2005). 

Dan yang memaksa penulis  untuk terus berkarya adalah munculnya Paranoia, yakni ketakutan positif sebagai seorang pengajar di universitas bilamana tidak menerbitkan buku panduan bagi mahasiswa maka akan selesai karir dan berhenti servisnya di universitas.  Maka dengan aplikasi manajemen strategis yakni memanfaatkan dan memadukan sumber daya yang tersedia mulai dari fasilitas kerja dan asisten yang didorong oleh Paranoia dan dikuatkan oleh  kerangka dan tujuan menulis buku di antara kesibukannya di dunia industri dan kampus maka penulis mampu melahirkan buku-buku karyanya untuk umum khususnya mahasiswanya.

Presentasi Penulis Buku, Dr.Ir. Manerep Pasaribu tentang 3 (Tiga) Mazhab. (sumber foto: dokumentasi IKATM-USU)
Presentasi Penulis Buku, Dr.Ir. Manerep Pasaribu tentang 3 (Tiga) Mazhab. (sumber foto: dokumentasi IKATM-USU)
Mempertajam uraian yang disampaikan oleh penulis buku, salah seorang pembanding dari akademisi USU, Dr. Ir. Jonner Napitupulu membagikan pengalamannya dimana dengan inovasi maka sumber daya yang tersedia dalam membangun contohnya fasilitas infrastruktur menjadi efisien sehingga pembiayaannya menjadi ekonomis sebagaimana yang beliau terapkan dalam pembangunan di kampus USU juga di perusahaan Lyduma Group miliknya. Beliau menyatakan bahwa meski mazhab yang penulis ulas sudah berusia satu dekade namun memang pengetahuan ini masih berproses dalam penerapannya di Indonesia, sama halnya dengan undang-undang butuh proses untuk membuatnya sesuai kebutuhan zaman.

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Ir. Bambang Eka Cahyana yang hadir sebagai salah seorang panelis pembanding praktisi, mengapresiasi penulis buku yang memaparkan studi kasus sebagai bahan pembelajaran manjemen strategis. Menambahkan pengalamannya dalam menukangi Pelindo 1 menjadi BUMN yang memperoleh penilaian sangat bagus, mendapat Award Infobank BUMN 2013 mulai dari pertumbuhan aset, penjualan, laba, serta rasio keuangan. 

Kini di tangan dinginnya aset Pelindo I meningkat tajam pada Juni 2016 mencatata pendapatan usaha Rp 1,6 Trilyun dan aset naik mencapai Rp 6,40 Trilyun. Pelabuhan Belawan dengan kapasitas 1,2 Juta twenty-foot equivalent units (TEUs) memberikan Pelindo I arus kas yang stabil dan peringkat nasional senior tanpa jaminan Fitch Rating Indonesia: ‘AA (idn)’ , mencerminkan ekspektasi akan resiko gagal bayar yang relatif rendah terhadap perusahaan atau obligasi yang diterbitkan di negara yang sama. 

Menurutnya, kepemimpinan strategis seyogyanya mampu melahirkan generasi pemimpin yang baik dan juga menyiapkan tradisi yang efektif yang berkesinambungan semacam tradisi atau warisan luhur yang sering disebut sebagai “Leave A Legacy”. Di Pelindo I, kami menerapkan hal ini termasuk mengganti logo baru perusahaan sebagai identitas dan roh dari tujuan perusahaan, bekerja sama dengan pelabuhan kelas Internasional seperti dengan Port of Rotterdam dan membangun terminal penumpang Belawan berwajah baru standar bandara. 

penandatanganan-perjanjian-kerjasama-dengan-port-of-rotterdam-dlm-rangka-pengembangan-pelabuhan-kuala-tanjung-di-kantor-pusat-pt-pelindo-i-580dd8a96123bd624c445b61.jpg
penandatanganan-perjanjian-kerjasama-dengan-port-of-rotterdam-dlm-rangka-pengembangan-pelabuhan-kuala-tanjung-di-kantor-pusat-pt-pelindo-i-580dd8a96123bd624c445b61.jpg
Di lain pihak, Ir. Jamsaton Nababan yang kini menjabat sebagai Development Director PT Pertamina EP (Cepu), alumnus Teknik Mesin USUselaku panelis pembanding lainnya menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hal yang sangat penting dalam melahirkan inovasi dan meningkatkan kinerja usaha perusahaan. 

Beliau mengakui konon menggangap bahwa kepemimpinan adalah hal lahiriah atau cenderung pada kharisma namun seiring berjalannya waktu dan pengetahuan ternyata kepemimpinan dapat dibentuk dan dibuatkan sekolahnya. Meskipun demikian, attitude setiap individu yang menentukan keberhasilan. Proyek pilot dan inovasi migas terkait surface facility dan pencapaian transformasi yang berhasil diterapkannya di Pertamina EP (Cepu) adalah merupakan dedikasi penerapan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kerja keras dari kepemimpinannya.

Ir Jamsaton Nababan, Development Director PT Pertamina EP (Cepu) sedang memaparkan pengalaman dan proses kepemimpinannya di acara bedah buku (Sumber: dokumentasi IKATM-USU)
Ir Jamsaton Nababan, Development Director PT Pertamina EP (Cepu) sedang memaparkan pengalaman dan proses kepemimpinannya di acara bedah buku (Sumber: dokumentasi IKATM-USU)
Dalam kesempatan tersendiri, Ir. Nurdin Tampubolon,MM yang saat ini menjabat sebagai anggota dewan sekaligus komisaris NT Corporation mengutarakan bahwa jiwa seorang wirausaha perlu ditularkan kepada generasi muda khususnya para calon sarjana sehingga kelak tidak lagi lulusan sarjana yang jumlahnya ribuan sekali wisuda hanya menjadi pegawai dan konsumen produk asing.

Fenomena Wirausaha dan Start-Up

Pengetahuan saat ini  di era informasi begitu mudah diperoleh. Begitu derasnya keran teknologi digital dan informasi menghadirkan fenomena “start-up”. Berlomba-lomba generasi muda milenial berhasrat mendirikan bisnis sendiri khususnya di kota-kota Indonesia modern yang memiliki perkembangan urban seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar. Namun kalau kita menyusuri pelosok daerah Indonesia, rata-rata lulusan sarjana Indonesia begitu lulus cenderung jadi pegawai entah pegawai swasta atau pegawai negeri.

Mengapa demikian? Karena resiko kecil dan langsung dapat penghasilan. Banyak kisah usaha yang bangkrut entah itu usaha sekelas pinggir jalan, ruko, mal hingga raksasa seperti Nokia dan RIM. Lebih memilih konservatif dan aman.

Seperti ulasan Bang Mahe, pengetahuan wirausaha belum jaminan untuk usaha sukses. Lalu apa yang perlu ditanam dalam calon wirausaha dan start-up saat ini.  Ada jutaan orang bermimpi untuk berhenti jadi karyawan dan menjadi wirausaha. Mereka menjalankan bisnis mereka sendiri dan menjadi kaya. Ini adalah mimpi yang mulia namun masalahnya bagi sebagian besar orang itu hanya sebuah mimpi dan tak pernah menjadi kenyataan. Pertanyaannya adalah: “Mengapa begitu banyak orang yang gagal dalam meraih mimpinya sebagai seorang wirausaha?”

Berikut ini coba saya kompilasi dari kisah pengusaha yang membangun usaha dari nol lalu gagal, bangkit lagi buka bisnis baru dan sukses kemudian bangkrut terlilit utang lalu bangkit dan sukses membangun bisnisnya. Loh katanya pengusaha kok gagal, terlilit utang dan bangkrut. Ini adalah sekedar gambaran awal kecil, perjalanan menjadi seorang wirausaha. Bangkrut dan punya hutang itu, hal besar loh. Mengapa kok dikecilkan? Itu namanya pelatihan khusus wirausaha agar tahan banting dan kuat menuju perjalanan besarnya yaitu : membesarkan bisnisnya dan memperluas nilai tambah usahanya.

Kunci Calon Wirausaha

Inilah 3 (tiga) karakter kunci yang wajib ditabur dalam jiwa calon wirausaha:

Menjadikan diri bebal(ignorant).Bebal bukan berarti dungu namun lebih kepada jangan biarkan pengetahuan menahan kamu untuk meraih tujuan atau impianmu. Kamu harus mengejar impianmu dengan penuh gairah. Ketika hampir semua orang bilang itu tidak bisa dilakukan, kamu harus menjadi bebal atau mengabaikan nasihat tersebut dan terus melangkah maju. Ketika pikiran kamu sendiri mengatakan untuk berhenti, kamu harus mengabaikan pikiran negatif itu dan terus menekannya. Kamu harus tetapkan hati menjadi bebal untuk percaya tidak ada yang membatasi kamu untuk mencapai impianmu termasuk pikiranmu.

Keberanian untuk gagal. Di dunia nyata, keberanian lebih berharga dari pengetahuan. Mengabaikan pemikiran negatif juga adalah kunci mendapatkan keberanian. Dengan kegagalan, seorang wirausaha belajar pelajaran paling berharga tentang bisnis dan kehidupan. Memahami dan merangkul kenyataan bahwa kesuksesan tidak terwujud tanpa kegagalan. 

Kamu harus berani untuk mengetahui bahwa kamu tidak tahu segalanya, mengabaikan apa yang perlu diabaikan, dan memiliki kegigihan melangkah maju terus mengatasi segala rintangan. Jika kamu gagal, kamu belajar. Ambillah itu sebagai kesempatan untuk meningkatkan pendidikan dan kecerdasan finansialmu. Bila kamu sukses, nikmatilah. Kamu hanya dapat merasakan manisnya kemenangan setelah banyak melalui perjuangan pahit.

Lolos 5 (lima) tanda ketidak-laikan wirausaha. Apa itu tanda-tanda tidak laik jadi calon wirausaha itu:

Tidak punya kulit tebal. Begitu kamu mengumumkan akan menjalankan bisnis sendiri dan tidak semua orang setuju dengan idemu. Kalau kamu tidak  siap menerima kritikan/ pukulan dan menanggapinya secara pribadi maka kamu tidak lolos.

Tidak suka terhubung terus menerus.Bila kamu kerap suka terpisah dari dunia usahamu, hanya normal berhubungan dengan bisnismu secara terjadwal misalnya mulai dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore maka kamu tidak lolos. Mulai dari awal, kamu harus sudah menghidupi dan bernafas dengan bisnismu dan terus menerus berpikir bagaimana meningkatkan sesuatu, mengurangi biaya dan menjual lebih sehingga hampir kamu tidak pernah tidur memikirkannya.

Masih butuh pujianuntuk usahamu. Bila kamu masih butuh pujian layaknya seorang karyawan kepada bosnya maka kamu tidak lolos. Saat jadi pewirausaha, pujianmu datang dalam bentuk berapa banyak kamu menghasilkan uang.

Masih butuh seseorang untuk memberimu motivasi. Sama seperti pujian, bila kamu masih membutuhkan motivasi dari orang lain maka kamu tidak lolos. Bila kamu seorang wirausaha, begitu bangun pagi hari tidak akan ada orang yang berdiri di dapurmu untuk menjabarkan tugas hari ini. Semuanya tergantung pada kamu.

Hanya nyaman memakai satu topi.Banyak orang yang hanya nyaman di satu bidang keahlian atau pekerjaan mereka entah itu seorang akuntan, atau seorang penulis atau seorang spesialis perancang acara. Orang seperti ini hanya nyaman mengerjakan satu pekerjaan dengan demikian mereka tidak lolos. Sebagai seorang wirausaha, apalagi wirausaha perseorangan maka kamu seringkali melakukan berbagai pekerjaan, memutuskan berbagai kebijakan dan harus percaya diri dalam melakukan semuanya itu.

Jadi kamu sudah lolos kelima tanda tersebut, bulatkan tekadmu menjadi seorang wirausaha. Yang jelas keberanian adalah pondasi utama.

Sama seperti: “menulis ada suatu keberanian kata sastrawan, Pramoedya Ananta Toer” , demikian juga dalam membangun bisnis sendiri. Kemuliaan menulis adalah dedikasi yakni bekerja untuk keabadian sseperti ada ungkapan: ““Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pramoedya Ananta Toer” . Maka membangun bisnis atau usaha untuk menciptakan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya untuk melayani manusia, layaknya bekerja untuk keabadian seperti ungkapan seorang industrialis, Henry Ford: “There is one rule for the industrialist and that is: make the best quality goods possible at the lowest cost possible, paying the highest wages possible.”

Mari bersama berani bekerja untuk keabadian entah itu menulis atau berwirausaha. Setelah membaca artikel ini, kamu pasti sudah berani. Ayo Action! Ciyaattt ...!!!

Jakarta, 24 Oktober 2016

Salam Menulis dan Wirausaha,

Edrol 70

Sumber referensi:

1, 2 , 3 , 4 , 5 , 6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun