Janji kampanye konsep Revolusi Mental, bukan hanya taruhan moral politik kesederhanaan sebuah partai belaka , bukan juga perkara benar atau salah lagi, tapi wujud dan resiko terbesar adalah kepercayaan pada konstituen wong cilik.
Masyarakat elit, petinggi elit poltik, bahkan lapisan masyarakat wong cilik mencatat dengan jelas janji kampanye Pemimpin Besar Revolusi Mental, poin demi poin, kata demi kata, kerja demi kerja, perubahan demi perubahan, dari waktu ke waktu.Â
Satu tahun plus berlalu dengan singkat menuju jelang genap lima tahun akhir periode kepemimpinan sang revolusioner. Satu Kata ada dalam janji kampanye pemimpin revolusioner harus merupakan satu dengan perbuatannya.
Benarkah sejauh ini terwujud?... Koreksi (dalam politik tabu berkata benar atau salah :)... hehehe)  ... Percayakah saudara sejauh ini ada yang terwujud? atau Percayakah saudara ada yang jauh lari dari wujud (perkataan, pernyataan, janji, rencana strategis)? Terpenuhi kah janji kampanye, ada lebih banyak berita menyatakan gagal penuhi  janji A , beda perbuatan B bahkan ingkar tindakan C . Gimana masih percaya atau sudah tidak percaya? .... Media massa bahkan netizen tidak dapat selalu mengangkat tingkat kepercayaan. Seperti ungkapan bijak salah seorang presiden adidaya:Â
"You can fool all the people some of the time, and some of the people all the time, but you cannot fool all the people all the time."
Kepercayaan sederhana awam entah itu dalam berteman, berjualan atau servis jasa apalagi dalam kepemimpinan politik. Menepati janji dan perkataan adalah sumber dasar kepercayaan. Ini seperti pesan sebuah tokoh dalam TED talks, Onora O' Neil tentang kepercayaan, bagaimana kepercayaan tidak dibangun atas dasar jajak pendapat atau pencitraan atau lagi kesopanan bertingkah laku. Kepercayaan seyogyanya dipahami secara sederhana dan mudah dicerna yakni bagaimana memberikan kepada wong cilik bukti yang cukup, berguna dan sederhana yang menunjukkan secara kuat bahwa seseorang dapat dipercaya.
******
Pasar Minggu, 26 Januari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H