Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Orang Bisa Ultra Kaya Meski Harga Minyak Bumi Dunia Kian Merosot?

24 Januari 2016   02:06 Diperbarui: 24 Januari 2016   05:53 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya mencoba untuk membual tentang analisa ekonomi makro khususnya mengenai penurunan harga minyak bumi dunia yang kian merosot. Berikut bualan saya dan alasan mengapa saya katakan membual?

[caption caption="Manusia Ultra Kaya Tahun 2015 versi Forbes (www.create101goals.com)"][/caption]

 

 

Dari Ekonomi Klasik hingga Ekonomi Modern abad 21

Alasan utama saya karena perkembangan  ilmu pengetahuan Ekonomi Modern abad 21 saat ini bukan lagi seperti teori Ekonomi Klasik atau teori Ekonomi Keynes (ekonomi abad 20) yang menganut hitungan statistik dan matematika ekonomi belaka ditambah sedikit faktor penguatan politik kekuasaan. Para dosen ekonomi, para praktisi ekonomi, para pakar ekonomi makro, para pakar ekonomi mikro, para analis bursa saham dan komoditi, para penasihat ekonomi negara hingga para pemenang nobel ekonomi Modern abad 21 dalam memprediksi pergerakan ekonomi dalam negeri dan global sering menemukan “Gaya” yang lebih kuat dari sekedar teori “Supply and Demand”.  

Mengapa saya sebut “Gaya” karena komponen penggerak ekonomi ini punya kuasa yang lebih sering menjungkir balikkan analisa pakar ekonomi dan bahkan pelaku ekonomi sendiri.  Hingga saat ini, sepengetahuan saya “Gaya” ini belum dapat dikategorikan sebagai sains murni bahkan cenderung bersifat abstrak kalau tidak mau dikatakan magis atau lebih parahnya dibilang tahayul bagi dunia ilmuwan rasional.

Wah pemaparan saya kok jadi malah makin berat yah, padahal saya berencana membuatnya ringan dan bernas.

 [caption caption="Ekonomi Klasik - Ekonomi Keynes"]

[/caption]

 

Sebelum masuk kepada pembahasan Gaya, mungkin saya uraikan singkat dulu pakem teori Ekonomi Klasik , teori Ekonomi Keynes dibandingkan teori Ekonomi Modern Abad 21, terutama pada prinsip Pasar Bebas.

Kegilaan Pelaku Ekonomi

Ekonomi Klasik menganut prinsip pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri jika tidak ada campur tangan dari pihak apapun, tujuannya adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil dan padat karya (penggunaan tenaga kerja penuh) menciptakan keseimbangan alami perekonomian. Teori Supply and Demand yang saya sebutkan di atas termasuk paham ekonomi ini yakni dikenal dengan Hukum Say atau Hukum Pasar: Penawaran Agregat Menciptakan Permintaan Sendiri atau setiap barang yang diproduksi selalu ada yang mebutuhkan atau produksi melimpah akan cukup untuk membiayai semua pengeluaran yang dihasilkan. Simpelnya adalah orang yang mampu berproduksi barang yang dibeli orang lain secara massal atau banyak akan memiliki uang yang cukup untuk bayar tagihan pengeluaran, belanja bahkan hebatnya dengan menabung dan investasi selama suku bunga fleksibel dapat berujung secara otomatis pada kaya raya, tanpa campur tangan pemerintah/negara.

Ekonomi Keynes menganut prinsip bahwa campur tangan berbagai pihak baik negara maupun sektor swasta sangat diperlukan, tujuannya adalah memperbaiki permasalahan aplikasi ekonomi klasik yakni menumpuknya stok barang tak terbeli akibat dari menumpuknya uang masyarakat dalam tabungan sehingga peredaran uang yang tetap dan over-stock menciptakan kemerosotan ekonomi serta penurunan tingkat upah kerja yang sering berujung pada pengangguran karena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Uang untuk membeli barang mempunyai peranan penting dalam Hukum Pasar sehingga ekonomi Keynes menetapkan Hukum Permintaan Uang (Demand For Money) atau pentingnya likuiditas uang ( Uang memiliki harganya sendiri dan memiliki faktor bunga)

atau peningkatan peredaran uang dari waktu ke waktu (kebijakan pemerintah, mencetak uang lebih banyak dan mendorong pertumbuhan tabungan masyarakat dan mengalihkan sebagian tabungan masyarakat kepada investasi obligasi dan saham). Simpelnya adalah orang yang dulunya mampu memproduksi barang banyak tidak otomatis jadi kaya raya namun orang yang punya uang banyak dan memiliki obligasi dan saham bagus dan banyak  walaupun tidak banyak produksi barang bisa jadi mudah untuk kaya raya.  Dengan penerapan Ekonomi Keyness maka secara nyata Ekonomi Klasik tinggal sejarah atau usang.

Ekonomi Modern Abad 21  sungguh saya sayangkan belum bisa dirumuskan hingga kini. Persoalan ekonomi yang dijawab Ekomomi Keynes khususnya kekuatan peredaran uang dan nilai saham menghasilkan persoalan baru yakni gelembung ekonomi dimana memperdagangkan produk atau aset (obligasi & saham) dengan harga lebih tinggi harga fundamentalnya (harga uang bukan lagi dihitung atau diprdagangkan sebagai hasil produksi barang atau jasa dan bunga namun sudah ditambahkan unsur turunan bunga berbunga dan keuntungan imajiner serta lain-lain yang cenderung bersifat akal-akalan (pengetahuan uang sebagai ide ) manusia serakah yang menguasai prekonomian global). Luar biasa bukan, suatu ide ekonomi mampu mencetak uang berjuta kali lipat ganda.  Gelembung ekonomi adalah buah dari keserakahan akan uang.  Seperti ungkapan kitab suci yakni kecintaan akan uang adalah akar dari kejahatan. Jadi gelembung ekonomi adalah hasil kejahatan manusia???

 

Ambruknya nilai harga mata uang, nilai harga aset saham, tingginya angka pengangguran serta krisis keuangan global hingga saat ini belum pulih sepenuhnya. Lebih gilanya lagi adalah prediksi harga berdasarkan  permintaan  dan penawaran entah itu menganut Ekonomi Keynes sudah tidak berguna lagi atau usang.  Sangat gilanya lagi adalah akibat gelembung ekonomi maka memang kejahatan meningkat menjadi skala global. Bukan kejahatan biasa lagi tapi kejahatan lintas negara yang dikenal dengan kejahatan terorisme.

Loh kok jadi balik lagi ngomongin terorisme...??? Mana Teori Ekonomi Abad 21- nya yah??? ... Kok si “Gaya” belum diutarakan???. Hehehe.... belum ada diluncurkan bahkan peraih nobel ekonomi pun belum mampu memecahkan persoalan ekonomi runyam ini. Topik “Gaya” saya utarakan setelah topik Minyak Bumi ya...

Oke, kembali ke topik Ekonomi . Jadi apa akibatnya bila masih menggunakan teori Ekonomi yang usang terus-menerus kemudian berharap hasil yang berbeda?

Jawabannya adalah seperti ungkapan ilmuwan Jerman Albert Einstein.... Kegilaan adalah melakukan sesuatu yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda..

[caption caption="Melakukan Hal Yang Sama Berulang Kali, Berharap Hasilnya Beda (sumber: clip art internet)"]

[/caption]

 

 

 

 

Kegilaan menerapkan prinsip Ekonomi lama tanpa mencoba menciptakan inovasi baru adalah peristiwa Hancur Lebur Ekonomi Dunia.

Lanjut ke topik inti, tentang harga minyak bumi dunia... sabar ya

 

Merosotnya Harga Minyak Bumi Dunia

Menurut kabar yang saya dengar, harga minyak bumi dunia menurut WTI (West Texas Intermediate) atau NYMEX saat ini berada pada kisaran dibawah USD 30,00 per barel.

[caption caption="Grafik Pergerekan Harga Minyak Dunia Hingga Januari 2016"]

[/caption]

 

Kalo merujuk pada hukum pasar ekonomi klasik , harga minyak dunia turun karena over-stock  atau kelebihan produksi minyak bumi mentah.

Kalo merujuk pada hukum pasar ekonomi Keyness, harga minyak dunia turun karena efek domino dari gelembung ekonomi pada obilgasi dan kebijakan penetapan harga, upah kerja dan bank sentral dari pemerintah yang cenderung instan dan menguat.

Kalo merujuk pada asumsi perumusan Ekonomi Modern Abad 21, harga minyak dunia turun dan cenderung merosot terus karena perputaran uang dan modal di seluruh dunia bukan lagi dikuasai oleh bank sentral negara atau pemerintah melainkan oleh beberapa individu berharta dan bermodal besar (individu-individu ini menahan uang atau modalnya untuk membeli ladang atau hasil produksi minyak bumi dunia). Fenomena ini merupak efek dari Ekonomi Keynes yang disebut sebagai Wealth Inequality (Ketidaksetimbangan Kekayaan) dimana pada tahun 2015, kekayaan 1 % individual tersebut sama dengan total kekayaan 99%  populasi dunia. Dunia sekarang yang kita hidupi ini fakta menyedihkan 1 % individu ultra kaya menguasai separuh total kekayaan dunia dan separuh populasi orang paling miskin hanya menguasai 1% dari satu persen dari total kekayaan dunia.

 [caption caption="Piramida Kekayaan Populasi Dunia 2015 (sumber: Credit Suisse)"]

[/caption]

 

 

[caption caption="Penyebaran Kekayaan Individu Ultra Kaya Di 20 Negara Dunia (sumber: Credit Suisse)"]

[/caption]

 

http://www.theguardian.com/business/2014/oct/14/richest-1percent-half-global-wealth-credit-suisse-report

 

http://www.theguardian.com/money/2015/oct/13/half-world-wealth-in-hands-population-inequality-report

 

Jadi kalo begitu karena nilai uang sudah menghasilkan turunan bunga yang kompleks sehingga nyaris tidak terkontrol entah itu berupa obligasi, saham, future trading atau komoditi, bunga bank dan turunan nilai uang yang sudah jauh sekali melebihi nilai fundamental uang yang diperdagangkan  itu sendiri.

Terus kalau sudah terjadi keluarbiasaan ketidakseimbangan kekayaan ekonomi seperti ini, kok pemimpin dunia bisa tenang-tenang saja ya? Sudah ada peringatan kepada para pemimpin dunia dan tentunya solusi sudah ada dikemukakan namun sepertinya langkah restorasi luar biasa bukan pekerjaan mudah.  Proyek global mengembalikan kesetimbangan kekayaan ekonomi akan menciptakan “Gaya” gelombang panik akibat titik kritis atau titik lebur harus tercapai dahulu.  

Nah sampai juga akhirnya kepada Gaya.....

 

 

Gaya Anti Ketidak-seimbangan

Sudah dapat gambaran lengkapnya khan?

Keseimbangan kekayaan perekonomian atau ekuilibrium perekonomian dunia adalah dasar kesejahteraan ekonomi manusia secara utuh dan menyeluruh, Ini sesungguhnya hukum alam Ekonomi mendasar berasal dari Sang Pencipta Kekayaan Ekonomi, yang sudah ada sejak zaman purbakala. Kalau boleh saya menyebut hukum alam Ekonomi ini sebagai Gaya.

Pakar dan Ilmuwan Ekonomi mencoba melahirkan teori alami yach bukan hukum alam seperti teori Ekonomi Klasik, teori Ekonomi Keynes, teori New Keynes, teori Ekonomi Modern Abad 21 (akan menjadi). Semua teori buatan manusia tidak mampu menjadi pelengkap Gaya apalagi menggantikan Gaya.

Sang pencipta menganugerahkan Gaya atau Hukum Alam Ekonomi bersal dari hukum yang kali pertama diungkapkan-NYA kepada Sir Isaac Newton yang dibukukannya secara formal  dengan judul  “Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica” pada 5 Juli 1687.  Coba tebak, pasti sudah tahu namanya... hehehe... The Law of Universal Gravitation. Bunyi hukum ini dari bahasa orisinalnya adalah :

“Any two bodies in the Universe attract each other with a force that is directly proportional to the product of their masses and inversely proportional to the square of the distance between them.”

https://en.wikipedia.org/wiki/Newton%27s_law_of_universal_gravitation

 [caption caption="Hukum Newton (sumber: internet)"]

[/caption]

 

Simpelnya aplikasi hukum gravitasi alam kurang lebih seperti ini : setiap benda di alam semesta menarik setiap benda lainnya; meskipun itu sangat kecil. Kita bisa menyaksikannya lebih jelas dengan benda yang sangat besar, seperti planet Bumi yang kita huni ini. Jika kamu melempar sebuah bola kearah langit atau ke udara, maka bola itu akan jatuh sebab Bumi memiliki suatu berat atau massa yang besar dan suatu  tarikan gravitasi yang besar. Hebatnya gravitasi ini memenuhi dan ada dimana-mana di muka bumi ini.

http://study.com/academy/lesson/newtons-law-of-gravitation-definition-examples.html

 

Hukum Gravitasi Universal  ini menitik beratkan pada Force atau Gaya.

Berdasarkan gaya ini, saya mengkonversinya menjadi Hukum Alam Ekonomi.  Hukum Alam Ekonomi atau saya sebut sebagai GAYA adalah inspirasi dari atau penerapan atau duplikasi Hukum Gravitasi Universal.

Gaya  mewajibkan terlaksananya dua kondisi secara bersamaan yaitu hubungan berbanding lurus secara langsung atau seimbang dan berbanding terbalik atau pelipat gandaan beriringan antara sesama manusia.

Hukum Tabur-Tuai

Hubungan berbanding lurus secara langsung atau seimbang antara sesama manusia secara ekonomi adalah dikenal dengan HUKUM TABUR-TUAI yakni Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit, dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak, sebaliknya jika orang yang tidak pernah menabur, maka dia tidak pernah akan menuai.

 

Dalam hukum tabur-tuai ini bukan hanya perkara jumlah yang ditabur sedikit atau banyak namun keahlian seorang penabur layaknya seorang petani yang cerdas atau berpengalaman harus mengenal dan memeriksa lahan atau tanah yang akan ditaburinya.

Mengapa saya katakan demikian?

 

Perhatikanlah cerita tentang hasil pertanian berikut :

 

“ Katakanlah di daerah A, B, dan C. Petani daerah A, B, dan C memperoleh pelatihan yang standar sehingga saat uji kompetensi di balai pelatihan pertanian hasilnya sama-sama memuaskan. Kemudian kembalilah mereka ke daerah masing-masing dan dipercayakan atau dihibahkan oleh pemerintah pusat dan daerah lahan pertanian atau persawahan untuk penanaman padi sama luas katakanlah 2 (dua) hektare atau sama dengan 20.000 (dua puluh ribu)  meter persegi. Para petani masing-masing diberikan juga bantuan benih padi SRI sebanyak 70 (tujuh puluh) kilogram dan pupuk organik sebanyak 70 (tujuh puluh) ton.  Kemudian para petani di daerah A, B, dan C menanami persawahan 2 (dua)

hektar pada masa tanam dengan menyemaikan 14 (empat belas) kilogram benih SRI (System Rice of Intensification = benih padi organik yang tidak memerlukan banyak air) selama 15 hari hingga bertunas kemudian ditanam  dan menaburkan pupuk organik selama masa penanaman dan pemeliharaan sebanyak 14 (empat belas) ton.  Selama masa penanaman dan pemeliharan atau penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, petani memperhatikan pengairan sawah pada tanah padi tumbuh agar tidak kering. Proses pemeliharaan terus menerus hingga bulan keempat dari awal masa tanam, padi sudah menguning dan siap panen. Hasil panen para petani sebagai berikut:

 

Petani daerah A menuai 8 (delapan) ton GKP (Gabah Kering Pungut) = rendemen beras 50 % (lima puluh persen) sebesar 4 (empat) ton. Dengan harga pokok produksi beras (net)  senilai Rp 20.000 per kilogram, maka penghasilan kotor petani  4000 kilogram dikalikan 20.000 rupiah sama dengan Rp 80.000.000 (80 juta rupiah)

 

Petani daerah B menuai 13 (tiga belas) ton GKP (Gabah Kering Pungut) = rendemen beras 60 % (enam puluh persen) sebesar 8 (delapan) ton. Dengan harga pokok produksi beras (net)  senilai Rp 20.000 per kilogram, maka penghasilan kotor petani  8000 kilogram dikalikan 20.000 rupiah sama dengan Rp 160.000.000 (160 juta rupiah)

 

Petani daerah C menuai 400 (empat ratus) ton GKP (Gabah Kering Pungut) = rendemen beras 80 % (delapan puluh persen) sebesar 320 (tiga ratus duapuluh) ton. Dengan harga pokok produksi beras(net)  senilai Rp 20.000 per kilogram, maka penghasilan kotor petani  320.000 kilogram dikalikan 20.000 rupiah sama dengan Rp 6.400.000.000 (6,4 milyar rupiah).

[caption caption="Perumpamaan Tentang Penabur (sumber: bibleopia.wordpress.com)"]

[/caption]

 

sumber referensi:

https://ceritanurmanadi.wordpress.com/2013/05/22/panen-padi-17-tonha/

http://metodepadisri.blogspot.co.id/p/padi-sri.html

http://alamtani.com/budidaya-padi-organik-metode-sri.html

http://harianjoko.blogspot.co.id/2014/09/jokowi-1-ha-sawah-hasilkan-8-ton-padi.html

 

Pejabat pemerintah pusat, pejabat pemerintah daerah dan kepala balai pertanian terkejut menerima laporan hasil ketiga daerah tersebut. Mereka segera membentuk tim khusus semacam tim panitia kerja (panja) untuk memeriksa kebenaran hasil tersebut. Tim Panja mengunjungi petani di ketiga daerah tersebut dan melakukan penyelidikan dan penelitian sampel tanah, air, benih padi, dan tanaman padi siap panen di laboratorium khusus.  Tim panja kemudian memberikan laporan dan pernyataan pers sebagai berikut:

 

1.    Petani di ketiga daerah menanam benih padi dan pupuk organik dengan tipe dan kualitas sama  yang proses penanaman dan pemeliharaan sesuai standar metode keterampilan balai pelatihan pertanian.

2.    Lahan persawahan daerah A merupakan tanah aluvial kelabu  dikelilingi tanaman semak belukar. Lahan persawahan daerah B merupakan tanah latosol coklat kemerahan yang menghampar luas. Lahan perswahan daerah C merupakan tanah andosol yang bercampur dengan tanah kaya humus yang menghampar luas dan cenderung berbukit.

3.    Ketersediaan air daerah A cenderung kurang akibat curah hujan  rendah dan sedikit dan kualitas air yang rendah unsur oksigen. Ketersediaan air daerah B cukup berlimpah karena dekat dengan anak sungai ditambah dengan curah hujan cukup tinggi, dan kualitas air kaya oksigen. Ketersediaan air daerah B cukup berlimpah karena dekat aliran sungai ditambah dengan curah hujan sedang, intensitas sinar matahari cukup tinggi dan kualitas air kaya oksigen.

 

sumber referensi: 

http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/jenis-jenis-tanah

http://mimbaruntan.com/2014/11/26/tanah-histosol-kaya-akan-bahan-organik/

 

Dari hasil laporan tim panja tersebut, maka petani daerah C diberikan penghargaan oleh pemerintah dan modal yang berlimpah baik dari investor lokal dan luar negeri.  Daerah C menjadi lahan padi percontohan terbaik di dunia.”

 

Panjang juga ceritanya ya....

 

[caption caption="Petani dengan Dua Contoh Hasil Panen Padi"]

[/caption]

 

Simpelnya begini, hukum tabur-tuai adalah pelaksanaan tindakan seseorang yang adalah hasil sebab dan akibat.  Hasil setiap orang tergantung dari kualitas taburan, faktor kesuburan lahan taburan, intensitas dan besaran nilai tambah pendukungnya. Untuk menambah hasil, tinggal ditambahkan faktor kali lebih besarseperti luas lahan taburan atau merangkap menjadi pabrik atau distributor beras atau master franchise beras organik atau mendirikan perusahan terbuka yang terdaftar di bursa efek (menjual saham).

Hukum Belas Kasih-Murah Hati

Hubungan berbanding terbalik atau pelipat gandaan beriringan antara sesama manusia atau dikenal dengan sebutan Hukum Belas Kasih-Murah Hati yakni orang yang sukarela memberikan pertolongan kepada sesama manusia dengan belas kasih akan memperoleh kelimpahan kemurahan hati dan pertolongan tak hanya dari sesama manusia namun ditambahakan kelimpahan yang tumpah ruah oleh Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah, sebaliknya jika orang yang memberikan pertolongan karena motivasi ingin dikenal atau dipuji oleh manusia atau terpaksa keadaan maka hanya memperoleh upah layaknya bagian atau porsi Hukum Tabur-Tuai.

Dalam hukum belas kasih-murah hati ini adalah kebalikan dari prinsip hukum tabur tuai seperti di atas. Bukan melibatkan analisa hitungan berdasar ilmu pengetahuan alam terapan manusia (gabungan fisika, biologi dan matematika). Bukan juga tergantung besar kecilnya jumlah atau faktor kali tindakan atau modal atau investasi atau harta benda. Tidak ada hubungannya dengan CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab perusahaan.

Nah loh.... jadi bagaimana kalau begitu? Kok seperti magis atau tahayul sepertinya. Lah pembaca khan sudah saya peringatkan sudah sejak dari awal tulisan saya....hehehehe.

 

Mau tahu praktek dan ceritanya, gabung dan singkat aja ya.... sudah panjang nih artikelnya hahaha...

 

Ceritanya kurang lebih begini:

Cerita pertama. (Loh katanya singkat, kok pakai cerita pertama ??? Edannn). Simak dulu ya, Cuma ada dua cerita dan saling berhubungan.

 

“ Petani daerah C yang luar biasa sukses tadi memiliki kearifan tradisional yakni :

 

1. Melaksanakan sembahyang dan jamuan syukuran sebelum penanaman padi dan setelah panen padi, mengundang seluruh petani dan masyarakat sekitar dan para pemimpin agama.

 

2. Pada setiap panen padi, petani memerintahkan pekerjanya untuk tidak memotong habis satu jajaran  penuh dengan sabit  bergerigi saat pemotongan padi.  Pekerja panen diwajibkan menyisakan padi bernas untuk dipanen buat orang-orang atau perwakilan keluarga penduduk miskin di sekitar  lahan

 

3. Memberikan secara sukarela sejumlah 10 (sepuluh) persen pertama dari total hasil berasnya kepada keluarga atau anak-anak yatim piatu, kaum fakir miskin atau miskin papa.

 

4. Memberikan secara sukarela sejumlah 10 (sepuluh) persen kedua dari total hasil berasnya untuk pemeliharaan dan peningkatan fasilitas serta tunjangan kesejahteraan bagi pekerja dan pengurus rumah ibadah semua agama daerah lahan pertanian berada.   

 

5. Membagikan contoh benih padi terbaiknya kepada kelompok tani di provinsinya agar semua petani dapat memperoleh padi dan beras berkualitas dan juga meningkatkan penghasilan.

 

Petani C setiap tahunnya makin bertambah produksi berasnya walaupun lahannya tetap sama hingga berlipat kali ganda demikian juga petani daerahnya makin meningkat penghasilannya.”

 

Cerita Kedua.

“ Hidup seorang janda miskin dengan dua orang anaknya, satu lelaki berumur 10 tahun dan satu lagi prempuan berumur 7 tahun di dekat bukit batu dekat hutan sekitar 10 kilometer dari pusat lahan pertanian petani C.  Almarhum suami dan ayah keluarga tersebut, sudah 3 tahun berpulang, semasa hidupnya bekerja sebagai buruh tani atau pekerja lepas di ladang petani C. Untuk menyambung hidup selepas kepulangan suaminya, janda miskin tersebut melanjutkan pekerjaan almarhum suaminya. Janda miskin ini adalah orang yang setia sembahyang dan melakukan persembahan di rumah ibadah.

Suatu hari anak lelakinya mengalami sakit dan harus dirawat di rumah sehingga janda miskin dan anak perempuannya turut tinggal untuk menjaga dan merawatnya. Setelah 3 (tiga) hari merawat anak lelakinya, pagi hari sebelum memasak janda miskin mendapatkan persediaan beras dan minyak sudah menipis dan hanya cukup untuk satu hari makan. Tiba-tiba dia mendengar suara ketukan pintu rumahnya. Dia mendapatkan seorang musafir berpakaian layaknya pengemis memohon untuk menginap semalam dan meminta makanan karena sudah kelaparan.

Karena tergerak belas kasihan maka janda miskin tersebut segera memasak dibantu oleh anak perempuannya dan menghidangkan makanan dan minuman buat tamunya tersebut. Hidangan disantap habis oleh musafir tersebut. Janda miskin bersuka cita karena sang musafir hilang lapar dan dahaganya, dia tak bersusah hati walaupun beras dan minyak di dapurnya hanya cukup untuk tiga kali makan anak lelakinya yang sakit saja. 

Sang musafir sepertinya mengetahui kondisi janda tersebut dan bersedia membantunya. Musafir mengeluarkan botol kecil minyak dan meminta untuk diantarkan ke anak lelakinya yang terbaring sakit. Musafir melihat anak lelaki dan berdoa mengucap syukur sambil mengangkat botol minyak kecilnya. Musafir meneteskan minyak ke dahi dan lidah mulut anak lelakinya. Kemudian musafir minta janda tersebut untuk mengambil karung beras kosong sebanyak yang dia punya dan pinjam ke tetangganya. Janda tersebut memiliki 3 (tiga) karung beras kosong kemudian pergi ke rumah tetangganya meminjam sebanyak 12 (dua belas) karung beras kosong dan kembali dalam 10 menit ke rumahnya.

Musafir kemudian meminta janda tersebut untuk diantar ke dapurnya dan meletakkan 15 (lima belas) karung beras kosong di atas lantai berderet dalam posisi mulut karung terbuka. Janda tersebut dan anak perempuannya kemudian segera melaksanakan permintaan musafir tersebut. Kemudian musafir itu meminta untuk menyediakan tempayan kosong untuk minyak dan janda tersebut menyediakan 3 (tiga) tempayang kosong. Selanjutnya musafir meminta janda tersebut memberikan sisa beras dan minyak yang ada padanya. Musafir menerima satu baskom beras dan satu jerigen minyak dari janda tersebut kemudian berdoa dan mengucap syukur kepada Sang Pencipta.

Musafir menyerahkan kembali satu baskom beras dan satu jergen minyak itu kembali kepada sang janda sambil memintanya untuk menuangkan beras dalam baskom sampai semua karung terisi penuh dan anak perempuannya menuangkan minyak dalam jergen hingga semua tempayan penuh. Setelah selama kurang lebih 30 (tiga puluh) menit semua karung beras dan tempayan minyak terisi penuh dan beras dalam baskom serta minyak dalam jerigen masih utuh sama seperti sebelum dituangkan.

Janda miskin dan anak perempuannya berteriak gembira sambil  mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta dan berterima kasih kepada musafir. Tiba-tiba anak lelakinya sudah hadir di dapur dalam keadaan bugar dan sehat.  Musafir segera pamit tidak jadi menginap karena mendadak ada tugas yang diminta oleh Sang Pencipta ke daerah yang berjarak 10 kilometer jauhnya. Musafir berujar berkat melimpah dan kemurahan hati dari Sang Pencipta datang atas belas kasihan sang Janda dalam menolong orang yang membutuhkan.”

 

Dalam era saat ini kondisi kedua cerita itu masih ada namun langka. Cerita pertama dilakoni oleh orang seperti Bill dan Melinda Gates, Warren Buffet, Anthony Robbins, Richard Branson, Mark Zuckerberg, Dato Sri Tahir. Mereka lebih dikenal sebagai philantrophis.

[caption caption="Bill Gates - Dato Sri Tahir - Melinda Gates (sumber: www.liputan6.com)"]

[/caption] 

Cerita kedua adalah sangat langka dan di dunia ini hanya dapat dilakoni yang saya tahu  oleh  Yesus dan Bunda Teresa. Mereka penolong orang kaum miskin papa dengan  memberikan semua yang ada padanya, total melayani tanpa pamrih dan tanpa kekayaan melimpah serta terutama melayani sesama manusia dengan penuh belas kasih.

 

[caption caption="Yesus dan Bunda Teresa, sosok penuh belas kasihan (sumber: internet)"]

[/caption]

 

Terus masalah ketidak-seimbangan kekayaan hubungan dengan Gaya gimana?...

 

Hal revolusioner yang harus dilaksanakan dengan Gaya adalah

 

1. Memutihkan atau menghapuskan semua hutang atau pinjaman  negara miskin dan berkembang. Kalau perlu semua hutang dan pinjaman antar negara dianggap lunas atau mulai dari nol.

 [caption caption="Penghapusan Hutang (sumber: http://salt.claretianpubs.org/)"]

[/caption]

 

2. Mendorong kekayaan orang ultra kaya untuk menyumbangkan seluruh hartanya kepada kaum papa miskin dengan imbalan keluarga mereka dijaminkan oleh seluruh pemimpin dunia semacam dana abadi sehingga sampai generasi ketujuh keturunannya memperoleh penghidupan, perumahan, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan yang layak.

3. Pemimpin negara-negara maju dan berkembang memberikan secara cuma-cuma atau hibah besar-besaran kepada negara-negara miskin dan berkembang yang memungkinkan semua warganya mendapatkan penghidupan, perumahan, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan yang memadai selama kurun waktu satu daswarsa.

 

4. Pendistribusian kekayaan secara merata diawasi secara melekat dan hanya kepada yang benar-benar lulus seleksi warganya kategori miskin papa.

 

5. Evaluasi setiap semester atau 6 (enam) bulan perkembangan pemerataan yang berjalan hingga mendekati angka pemerataan kekayaan seluruh populasi seimbang.

 

Demikianlah bualan ekonomi saya untuk hari ini... panjang juga ya. Syukur-syukur kalo menjadi cerita ini menjadi berita baik bagi kita semua dan menjadi kenyataan. Semoga bermanfaat.

 

Salam Gaya,

 

Edrol

Pasar Minggu, 24 Januari 2016

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun