Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Perempuan Terakhir yang Merindu Pulang

1 Juni 2019   12:53 Diperbarui: 1 Juni 2019   12:59 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yona terpikir bertemu salah satu temannya saja, agar bisa buka puasa bersama atau tarawih bareng disekitar masjid seputaran Pondok Indah. daripada pulang ke rumah yang kosong. Padahal saat ramadhan Yona dan keluarga besarnya di Ternate biasanya buka bersama dan sholat tarawih bersama ke masjid. Yona tidak merasakan kehangatan kelurga bersama keluarga kecilnya.

Yona berusaha positif thinking saja. Yona sudah terlanjur menikah dengan Bara meski dalam hitungan bulan serta perkenalan yang singkat. Padahal Ibu sudah  pernah kasih nasihat usianya dengan Bara terpaut jauh, apakah Yona yang masih muda dan berjiwa muda bisa berkomunikasi dengan Bara yang usianya lebih matang.Bahkan budayanya juga berbeda Yona suku bugis dan Bara orang Batak, Ibu berpesan jika menikah nanti Yona sebaiknya mencari sosok pria yang bertanggung jawab dan bersikap ngemong dan melindungi. Karena sebagai anak pertama Yona sudah cukup berkorban untuk keluarga dan membantu adik-adiknya.

Yona saat itu berpikir sederhana saja karena satu keyakinan dengan Bara dan sejauh ini Bara bisa diajak diskusi meskipun sebagai  event organizer musisi Bara tak terlalu mapan dalam finansial, namun sikapnya yang diplomatis kelak akan mencari kerja yang penting halal membuat Yona luluh.Selebihnya setelah menikah Bara sibuk mengembangkan hobinya, begadang sementara siang dia tidur

Yona mencoba mengirim pesan whats up ke temannya lara dna Teguh. Sebulan kemarin bersua dengan mereka tanpa sengaja. Yona memang bergaul dengan siapa aja meskipun dia termasuk cerdas dan berprestasi di kampus dulu. Yona memang sosok idealis, social butterfly,multi tasking, mandiri, dan visioner, inilah yang membuat Yona populer di kalangan teman-teman kampusnya yang juga sesama pekerja dan perantau di jakarta. Namun Yona tahu hanya satu dua teman yang sekarang menjadi teman ngobrol dan diskusinya lara dan Teguh. Lara teman kuliahnya s1 dulu di  Ternate, ketemu di jakarta dalam acara woman gathering, sedangkan Teguh adalah teman S2 nya di Jakarta. Mereka bertemu lagi dalam konfrensi perdamaian. 

"assalamu alaikum. hai lara, mau buka puasa dimana nih, aku baru habis ngajar

kemudian dia kirim pesan lagi ke Teguh "assalamu alaikum, hallo Guh, mau buka puasa dimana, bareng yuk aku sudah whats up in Lara,s emoga kita bisa buka bareng ya"?

Yona mengirim pesan dengan cepat, karena sudah lampu hijau. Mobilnya harus segera jalan. Ujian masyarakat urban di jakarta memang adalah macet, banjir selebihnya dealing with stressful people"Itulah meme yang Yona baca yang dikirimkan mahasiswanya di whats up group. 

Yona mendengar suara pesan what up

""wah tumben nih ibu negara ajakin bukber, ok Yona syg, kita di PIM aja ya", aku siap -siap jalan kesana, ini baru kelar meeting

lalu Teguh Whats Up lagi ": Maaf Yona aku ada client, next wek oke?'Teguh mengirimkan pesan ke Yona

Yona bergegas ke Pim, dia akan bertemu lara, meski teguh lagi berhalanagan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun