Akulah buku yang hilang itu. Hilang dari rak berdebu, sukar bagimu menemukanku kembali. Karena akupun memiliki taksirÂ
berjodoh dengan meraka yang merindu dan mencintaiku. Maafkan aku tak bisa hadir dalam hidupmu. Mungkin kau lupa engkauÂ
masih membca bab pertama dan lupa membacaku pada bab berikutnya dan engkau boleh merindukannku
aku bernama " buku keabadian" kisahku lengkap tentang perjalanan  seorang hamba mencari dirinya dan Tuhan dalam banyak kisah-kisah
setiap saat selalu ada hikmah yang kau dapati dariku. Akulah buku suci itu yang telah kau lupakan. Berdebu dan hanya kau pajang di lemari belakang.
Jakarta, 19 Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H