Mohon tunggu...
Edo Media
Edo Media Mohon Tunggu... Jurnalis -

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

RS Biadab Tolak Bayi Sekarat

30 November 2014   21:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:26 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya yakin the founding fathers kita pasti menangis melihat Indonesia saat ini. Pembangunan fisik yang tampak megah dan modern hanya menjadi pemandangan sebagian besar rakyatnya tanpa punya kemampuan menikmati pembangunan.

Lebih ironisnya lagi. Pembangunan fisik yang megah itu tidak seiring pembangunan watak dan mental orang yang ada di dalamnya. Manusia yang ada di dalam gedung mewah tersebut berjiwa kapitalis, otaknya dipenuhi dengan ideologi materialis, menyembah uang..uang dan uang.

Sebuah ironi memang. Karena justru di negara yang pertama menerapkan ideologi kapitalis seperti Amerika, sekarang sedang belajar membangun solidaritas antar warga masyarakatnya. Semangat gotong royong dan mencintai sesama.

Baru saja kemarin ada kejadian seorang pemilik toko roti, hancur dijarah massa gara-gara rusuh di Amerika. Si pemilik toko yang hancur menyampaikan kesedihannya di media sosial.

Tak disangka sumbangan berdatangan dari masyarakat hingga si pemilik toko justru mendapatkan ganti rugi sepuluh kali lipat. Sebuah sikap solidaritas yang patut diancungi jempol. Inilah ajaran Pancasila.

Di Amerika juga ada restauran yang setiap hari Jumat memberikan layanan makanan gratis bagi warga yang tidak mampu.

Ini sebuah solidaritas sosial yang sekarang sedang berkembang di negara maju yang justru dulu adalah pembawa ideologi kapitalis. Saat ini mereka juga membawa semangat kebersamaan dan gotong royong. Sebagaimana diajarkan Pancasila.

Ingat pada 10 Nopember 1945, jutaan pemuda tewas bersimbah darah hanya karena solidaritas untuk berjuang bersama membangun bangsa Indonesia.

Dan 69 tahun kemudian. Bangsa Indonesia sekarang justru jadi bangsa biadab dan raja tega. Ketika ada bayi sekarat nyaris meninggal. Karena orang tuanya dari kalangan tidak mampu, pengelola rumah sakit angkuh dan menolak. Dia hanya berpikir uang.

Mau jadi apa negeri ini. Naudzu Min Dzalik. Membaca berita ini hati dan dada saya marah dan bergetar. Tidak ada gunanya kita merdeka namun kita malah disusahkan oleh sesama bangsa kita sendiri.

Coba Belanda yang selama ini kita sebut sebagai penjajah dan pemeras. Mereka justru memberikan layanan kesehatan dan pendidikan pada pribumi dengan ikhlas dan tulus melebihi jaman sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun