Seharusnya, pemerintah bisa memberikan keistimewaan kepada masing-masing agama untuk mendapat pengakuan tentang hari-hari besar agama masing-masing dengan dicantumkan sesuai dengan kaidah keagamaan yang dianut.
Demikian pula dalam perjalanan sepanjang tahun keamaan dari tiap agama. Dalam hal ini, untuk agama Kristen, sebagai perjalanan dari kelahiran Yesus Kristus atau Natal, Wafat Yesus Kristus, Kebangkitan Yesus Kristus, hingga Kenaikan Yesus Kristus.
Jika rangkaian sakral keagamaan itu kemudian tercantum sesuatu yang beda dari hakikat pemahaman yang diimani karena hegemoni agama lain, tentu menjadi suatu hal yang pantas untuk direnungkan.
Di sisi lain, saat ini, orang tak begitu banyak butuh kalender dinding atau kalender di meja. Era sekarang kalender itu bisa dipasang di gawai masing-masing. Orang bisa menuliskan sesuai keyakinannya untuk memberi nama di tanggal hari libur.
Seperti hari ini, Anda bisa menuliskan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus dan menjadi permenungan. Atau mencantumkannya sebagai Kenaikan Isa Almasih. Asalkan, Anda tidak menuliskannya hari libur dongeng sebagaimana Rocky Gerung menyebutkan Kitab Suci tak lebih sekadar fiksi semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H