Sebaliknya, di saat melihat kalian terus asyik dengan penggalian itu, batin Papa seperti berperang. Antara membiarkan atau menyetopnya. Ingin membiarkan karena Papa punya maksud tertentu. Tapi juga ingin menyetop karena kasihan rasanya melihat kalian banting tulang seperti itu (walaupun kalian banyak bermainnya).
Tapi, bukan maksud Papa memaksa kalian bekerja. Itu semua inisiatif kalian sendiri. Tanpa ada yang menyuruh, setelah pulang sekolah, kalian langsung ke sungai untuk menggali. Sementara waktu, kalian sudah lupa dengan acara tivi.
Mengapa Papa memilih membiarkan kalian terus menggali? Papa hanya ingin menunjukkan satu sisi kerasnya kehidupan. Bagi kita dan orang pada umumnya, mencari uang itu jauh lebih susah daripada membelanjakannya. Seperti yang kalian alami, sudah menggali berhari-hari saja kalian belum tentu dapat uang.
Tapi, Nak, mari kita buat pikiran kita pada hal yang senang-senang saja. Semoga maksud Papa tercapai untuk mengajarimu mengenal lika-liku hidup, sementara tujuanmu juga tercapai. Bisa dapat uang.
“Uangnya untuk membeli mainan lego,” katamu. (*)
Kudus, 16 Januari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H