Mohon tunggu...
Edy Supratno
Edy Supratno Mohon Tunggu... Peneliti bidang sejarah -

Pendamping di Omah Dongeng Marwah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pasir untuk Mainan

16 Januari 2016   14:33 Diperbarui: 16 Januari 2016   14:48 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, di saat melihat kalian terus asyik dengan penggalian itu, batin Papa seperti berperang. Antara membiarkan atau menyetopnya. Ingin membiarkan karena Papa punya maksud tertentu. Tapi juga ingin menyetop karena kasihan rasanya melihat kalian banting tulang seperti itu (walaupun kalian banyak bermainnya).

Tapi, bukan maksud Papa memaksa kalian bekerja. Itu semua inisiatif kalian sendiri. Tanpa ada yang menyuruh, setelah pulang sekolah, kalian langsung ke sungai untuk menggali. Sementara waktu, kalian sudah lupa dengan acara tivi.

Mengapa Papa memilih membiarkan kalian terus menggali? Papa hanya ingin menunjukkan satu sisi kerasnya kehidupan. Bagi kita dan orang pada umumnya, mencari uang itu jauh lebih susah daripada membelanjakannya. Seperti yang kalian alami, sudah menggali berhari-hari saja kalian belum tentu dapat uang.

Tapi, Nak, mari kita buat pikiran kita pada hal yang senang-senang saja. Semoga maksud Papa tercapai untuk mengajarimu mengenal lika-liku hidup, sementara tujuanmu juga tercapai. Bisa dapat uang.

“Uangnya untuk membeli mainan lego,” katamu. (*)

Kudus, 16 Januari 2016

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun