Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sejuta Kenangan Menggowes Sepeda Saat Musim Salju di Rotterdam

20 Maret 2022   23:54 Diperbarui: 21 Maret 2022   08:12 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parkir sepeda di sekitar kampus_Dok pribadi

Belanda, sepeda akan dapat mengantarkan kemana saja tempat yang ingin kita datangi. Jalur sepeda terhubung sejak dari tempat tinggal kediaman hingga keseluruh titik pusat keramaian dan aktifitas penting seperti pasar, sekolah, taman, stasiun bus, kereta api dan bahkan bandara.  Sebuah model penerapan jejaring transportasi sepeda yang terintegrasi dengan tujuan akhir memberikan efek bergerak massal penduduk sehingga meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup bagi warganya secara berkelanjutan.

Sedang bagi pelajar sepertiku, bersepeda adalah salah satu cara untuk menghemat uang saku beasiswa.Tantangan hanya harus rela menggowes sepeda tanpa henti meski ditengah musim gugur dan dingin bersalju.

Perubahan dari musim panas ke gugur biasanya angin berhembus kencang di kota Rotterdam. Pengalaman mengayuh sepeda saat berlawanan dengan arah angin dimusim saat daun-daun mulai menguning dan kemudian meranggas hebat itu kadang angin tiba-tiba terasa menghentikan sepeda. 

Terlebih lagi angin yang datang tersebut seperti menemukan momentum percepatannya sesaat terkumpul sempurna diantara lorong gedung-gedung tinggi pencakar langit yang tampak modern.   Dimusim itu juga beberapa kali terlihat nenek-nenek di supermarket sesaat akan keluar dari pusat perbelanjaan jatuh terjungkal karena tidak bisa menahan hembusan angin kencang yang secara tiba-tiba datang.

Salah satu kantong parkir bertingkat di Amsterdam_Dok pribadi
Salah satu kantong parkir bertingkat di Amsterdam_Dok pribadi

Berbeda lagi tantangannya disaat musim salju. Bahkan sempat beberapa teman menyarankan untuk tidak bersepeda ke kampus dan naik tram saja yang bisa membuat tubuh terasa hangat dan nyaman disepanjang perjalanannya. 

Tetapi rasa penasaran untuk bersepeda di sepanjang musim salju tidak terelakkan. Dalam benakku menjawab bahwa tidak akan mungkin lagi bisa mendapatkan pengalaman bersepeda di tengah salju lembut yang turun melayang-layang dari langit ketika sudah kembali ke tanah air. 

Ternyata keinginan untuk terus bersepada sambil merasakan sensasi salju turun lebih kuat menarikku untuk terus berpetualang dijalanan yang sering tertutup penuh salju yang dingin terasa menggigit kulit terutama bagian kulit yang terbuka langsung mengenai udara. 

Oksigen juga dirasakan sangat tipis karena sesekali terasa sulit bernafas. Sering juga dengan keisenganku sengaja menghembuskan nafas dalam-dalam demi melihat uap air yang terlihat sangat nyata di udara luar yang sebelumya hanya bisa kusaksikan di film-film.

Biasanya jalanan yang sudah dipenuhi salju tebal di jalur sepeda dibersihkan oleh petugas dengan kendaraan khusus pembersih salju. Jujur saja di musim ini tenaga ektra  diperlukan dalam usaha mengayuh sepeda. Tantangan berikutnya adalah disaat serpihan lembut salju yang menumpuk sebelumnya untuk beberapa hari kemudian akan mulai mengeras menjadi batu es yang melapisi jalan. Disituasi tersebutlah jalanan menjadi sangat licin dan mengendalikan kemudi sepeda sesuai arahnya menjadi tidak mudah dan kemudi sulit dikendalikan.   Kemudian aku menjadi mengerti mengapa tabrakan mobil yang tidak disengaja sering terjadi dimusim salju tersebut.

Kunci keberhasilan  mengayuh sepeda dimusim salju adalah harus dengan kecepatan lamban dan harus segera berhenti disaat sepeda tiba-tiba meluncur tanpa dapat dikendalikan. Mengayuh sepeda dimusim ini memang diperlukan nyali yang lebih besar. Justru dimusim ini jugalah aku melihat seorang pimpinan sekolah terkemuka dikota Rotterdam bersepeda ria bersama menuju kampus ditengah salju turun yang tampak memutih bersih di merata tempat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun