Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Mati (10. Polymesoda Erosa di Hutan Mangrove)

30 Januari 2022   15:49 Diperbarui: 30 Januari 2022   15:57 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nanti terdengar suara beradu antara pisau dengan kulit kerang kepah," kuterus menerangkan memberikan penjelasan. Walaupun aku menyadari apa yang kujelaskan barusan, bukanlah hal mudah bagi seorang pemula. Tetapi setidaknya teknik dasarnya sudah kuberikan untuk bekal mereka mencari kepah sendiri yang melimpah di hutan ini.

 

Memang mencari kepah adalah perpaduan pengalaman dan keahlian yang didapatkan dari praktek yang cukup lama. Aku tidak perlu waktu lama untuk mendapatkan hewan kerang tanah yang berprotein tinggi tersebut. Berbekal pisau kecil dan pengamatan indra mata sudah bisa menandai dimana letak persisnya kepah tersebut bersembunyi. Jadi hanya tinggal mencungkil dari tanah secara langsung aku sudah bisa mendapatkannya. Dengan waktu tidak sampai setengah jam sudah terkumpul kepah hampir seberat 3 kilogram.

 

Berbeda dengan tiga orang tamuku yang pemula. Tentunya diperlukan waktu dan upaya keras meski hanya untuk sekadar mendapatkan sebuah kepah saja. Medan berlumpur dan licin serta banyaknya halangan berupa tonjolan-tonjolan akar mangrove merupakan tantangan lainnya yang harus dihadapi. Ditambah suasana yang temaram karena sinar matahari yang hanya sedikit yang dapat menerobos sampai ke permukaan tanah, sehingga serangan nyamuk ke semua sisi bagian tubuh yang terbuka adalah tantangan lain yang harus bisa ditaklukkan.

 

Tetapi sepertinya ketiga tamuku ini adalah pembelajar yang sangat cepat. Perlahan-lahan Kemala dan Dewi mencoba seperti apa yang harus dikerjakan sesuai arahanku dan berhasil. Perlahan-lahan mereka berhasil menemukan hewan kerang yang dagingnya terasa manis dan agak kenyal jika dimasak. Tampak kegembiraan diwajah mereka saat kepah satu persatu dapat dikumpulkannya.

 

 Karena terlalu asyik mencari dan terus mencari. Sehingga akupun tidak melihat lagi arah pergerakan rute mereka masing-masing. Artinya, kami mengambil jalan masing-masing tanpa melihat keberadaan orang lain disekelilingnya.

 

Aku sendiri asyik dengan arah tujuanku sendiri. Dengan terus mengikuti alur terbanyak kepah yang bisa kuperoleh. Hingga sampai kepada suatu tempat. Secara tidak disengaja terlihat olehku pemandangan yang sangat mengagetkan hanya dari jarak kurang dari 20 meter didepanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun