Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Mati (10. Polymesoda Erosa di Hutan Mangrove)

30 Januari 2022   15:49 Diperbarui: 30 Januari 2022   15:57 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjumpaan itu rasanya berlalu sebegitu cepat.

Kucoba melirik Kemala. Ia duduk bersebelahan dengan Fithar. Aku tahu persis, Kemala dan Fithar yang duduk persis didepanku pasti akan sangat memperhatikan detil setiap pergerakan sampan keluarga misterius yang ada didepan kami sebelumnya. Dari awal yang kelihatannya samar, sampai kepada kelima penumpang didalam perahu kecil itu tampak sangat jelas. 

Kupastikan mereka juga mengenal wajah satu persatu masing-masing penumpang yang ada di dalamnya perahu kecil itu. Begitu juga Amarilis Dewi sepertinya tetap diam seribu bahasa. Ia tetap fokus dengan deretan hutan lebat yang berjejer rapi disisi sungai.

Meski dengan situasi bersebrangan dan lebar sungai yang rata-rata tidak lebih dari 10 meter, bagiku dirasakan cukup untuk dapat mengenali orang sampai ke ekspresi wajahnya. Ditambah pagi ini, pukul 10.20 pagi, cuaca terik tanpa halangan awan sama sekali. Juga Fithar, sepertinya tidak tertarik dengan perahu misterius diseberang sungai dan orang-orang yang ada didalamnya. Justru ia kulihat malahan asyik memperhatikan burung-burung sungai yang berterbangan kesana kemari diatas kami.

Perjalanan kami terus berlanjut. Didepanku mulai terlihat dermaga darurat di tepian sungai yang menjadi titik tujuan tempat perahu kami akan disandarkan.

 Setelah sampai didermaga darurat dan sampan diikat sempurna. Aku mulai menaikkan satu persatu mereka ditepi dermaga. Saat terakhir aku membantu menaikkan Dewi kemudian mengikat tali perahu, tak disangka aku harus dikejutkan kembali dengan melihat keluarga misterius yang juga sedang mengikatkan tali perahunya dipohon mangrove yang paling besar dan kokoh. Kemudian laki-laki berwajah tampan itu sibuk menaikkan keluarganya satu persatu.

Dengan sisa-sisa keberanianku serta rasa penasaranku yang teramat sangat. Kucoba terus melirik sekali-sekali apa yang sedang dilakukan oleh keluarga misterius berikutnya. Terakhir terlihat olehku yang mereka naik ke arah daratan yang sama dengan kami. Jarak dengan kami paling hanya  sekitar 50 meteran saja.

Aku berusaha untuk mewaraskan diriku. Ini adalah siang hari yang cerah. Tidak mungkinlah sesuatu yang diluar nalar terjadi seperti malam dan subuh sebelumnya. Sejenakku mencuri pandang. Agak sedikit lama. Kuperhatikan mereka terlihat seperti layaknya manusia biasa saja, meski ekspresi wajahnya saja yang terlihat dingin dan kaku. Mungkin saja mereka lagi lelah karena perjalanan jauh yang melelahkan.

Hanya pakaian yang dikenakannya saja kulihat sedikit berbeda. Dominan warna pakaian yang dipakai mereka menggunakan warna kuning emas di beberapa bagian pakaiannya. Tuan pendayung perahu yang gagah menggunakan kostum pakaian berwarna kuning gading model teluk belanga[1]. Baju khas Melayu yang sering dipakai saat acara-acara adat di kampungku. Tetapi, saat ini beliu tidak memakai kain tapih selutut yang biasa dipakai saat acara-acara resmi. Kemudian perempuan cantik yang mengikutinya juga menggunakan gaun berwarna senada dengan kerudung kuning persis seperti kulihat saat dinihari dipantai tadi malam. 

 

Kembali aku fokus kepada  tiga tamuku. Mereka malah tampak heran dengan tingkahku sebelumnya yang menyerupai orang ketakutan dan tidak tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun