Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Mati (7 Bertemu Keluarga Misterius)

30 Januari 2022   05:28 Diperbarui: 30 Januari 2022   05:29 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka adalah sekumpulan orang yang lagi tergesa-gesa menuju ke arah selatan. Persis menuju kearah, dimana tenda kami didirikan. Ada seseorang pria gagah yang berwajah tegas seperti orang kebanyakan dikampungku. Berambut hitam dan lurus, berhidung mancung dengan warna kulit agak putih. Badannya tampak atletis dengan tinggi lebih kurang 170 sentimeter. Ditangan kanannya tampak ia memegang erat ikatan sebuah karung goni putih yang diletakkan pada bagian pundak kirinya. Jalannya sangat stabil meski terlihat sedang membawa beban sangat berat.

Pria asing yang didepan sekali itu justru menyapaku terlebih dahulu.

           "Mau kemana, Nak?" Ujarnya dengan suara agak berat, tapi sangat jelas terdengar olehku. Meski suara beratnya kadang beradu oleh deru ombak pantai. Saat ini seakan-akan suara gemuruh ombak mengganas tiba-tiba. Ketiga tamuku tampak santai bersaha, mungkin mereka biasa-biasa saja.

 "Sebaiknya segera pulang saja Nak!, karena di sebelah utara cuaca mulai gelap dan sebentar lagi akan turun hujan lebat" sambungnya dengan ekspresi datar dan sepertinya ia tidak mau untuk memperlihatkan wajahnya secara langsung.

"Kami ini sedang bergegas!, langkah kaki dipercepat, agar pakaian kami tidak basah kena hujan saat menuju ke selatan," kuperhatikan telunjuknya mengarah persis kearah Pulau Penyu dengan mantap. Tiada kesempatan waktu lagi kepadaku untuk membalas pernyataannya kembali.

Kejadiannya seperti berlalu dengan cepat. Perhatianku kemudian beralih ke seorang perempuan muda yang selalu mengikutinya dari belakang. Dugaan kuatku yang bersangkutan adalah istrinya. Ia seorang wanita yang cantik rupawan seperti gadis Melayu. Ukuran tubuhnya proporsional. Tingginya semampai dan hampir menyamai tinggi pria didepannya. Dugaan kuatku mereka adalah pasangan suami istri. Istrinya ini berwajah oval, berkulit putih dan juga berhidung bangir. Pakaiannya terlihat sangat padu dengan kerudungnya berwarna kuning gemerlap oleh taburan hiasan benang emas. Kain kerudung yang dipakai tampak berpendar-pendar ditimpa cahaya bulan purnama yang masih mampu menerobos segumpalan awan mendung diatas kepala kami.

Malahan perempuan yang berjalan sedikit di belakang suaminya inilah justru yang sangat memperhatikan kami satu persatu tanpa kecuali. Tetap hening tanpa kata-kata. Tidak ada suara sedikitpun yang keluar dari bibirnya. Hanya tampak senyum tipis dari mimik wajahnya yang cantik natural. Sedang dua anaknya yang berada di depan dan sedari tadi berlarian kecil kurang jelas kulihat. Tetapi terlihat sekilas ekspresi wajah anak-anak mereka sangat bergembira menikmati perjalanan malam itu. Tampak anak itu berlari-lari kecil sambil berpegangan tangan dan kadang berkejar-kejaran layaknya anak-anak seusia mereka.

Rentetan kejadian-kejadian saat pertemuan tersebut terjadi kuperkirakan berlangsung dibawah 1 menit. Kemudian masing-masing berlalu sesuai tujuan perjalanan masing-masing.

Segera setelah semuanya berlalu. Teringat olehku untuk mengucapkan sesuatu kepada keluarga misterius tersebut.

"Terimakasih Pak, telah mengingatkan kami," jawabku singkat namun terlambat. Temanku yang lain juga ikut menggangukkan kepalanya masing-masing sebagai tanda setuju dengan apa yang barusan kuucapkan

Belum lama berlalu. Dewi tiba-tiba berkata-kata sambil menutup hidungnya berkata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun