Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Mati (6. Hewan Purba Bertelur)

29 Januari 2022   22:24 Diperbarui: 29 Januari 2022   22:27 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan sampai penyunya merasa terganggu," sambungku terus mengingatkan.Karena terlihat Fithar yang sedari tadi berada persis dekat lobang dimana telur tersebut satu persatu diletakkan. Ternyata ia menghitung semua telur-telurnya.

"Totalnya ada 130-an butir dengan lama bertelur 40 menit!" layaknya seorang reporter televisi profesional Fithar memberitakan dengan penuh semangat. Setelah lelah bertelur, perlahan dan pasti penyu yang berdiameter 80 sentimeter dan panjang 100 sentimeter itu segera menutup lubang telur dengan tangkasnya menggunakan 2 tungkai kaki belakangnya. Selayaknya cangkul, lubang yang sebelumnya menganga lebar dan dalam sebelumnya telah tertimbun pasir kembali.

Kuatnya dorongan tungkai kaki-kakinya dalam mengais butiran-butiran pasir itu, sehingga tidak jarang pasir-pasir tersebut menghantam keras badan dan wajah kami. Terakhir kali, laku ritual penyu yaitu setelah menutup lobang telurnya, meskipun terlihat sangat lelah, penyu tersebut seolah-olah menyusun kembali daun serta ranting kering disekitar lubang telur, yang persis sama keadaannya dengan permukaan pasir di persekitarannya. Saat ini semuanya kembali sangat alami seperti tidak ada aktifitas apapun sebelumnya.

"Kerja yang sempurna," sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, Kemala seperti terpesona dengan semua apa yang dilihatnya barusan secara langsung.

            Penyu yang kami temui barusan adalah penyu hijau (Chelonia mydas) yang memang banyak mendarat di pulau ini. Sejenis penyu yang bisa bertelur dalam jumlah yang sagat banyak atau rata-rata minimal diatas 100 an butir sekali bertelur. Dalam semalam waktu musim bertelur, tidak jarang belasan ekor penyu hijau naik kedaratan pulau. Dapat dibayangkan jumlah telur yang dihasilkan dalam semalam, artinya akan bisa mencapai ribuan butir.

 Pernah dceritakan oleh ayahku yang sering bermalam dipulau ini saat beliau melaut. Sebenarnya ada jenis-jenis penyu lainnya yang mendarat seperti penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Oleh karena itu pada saat puncak musim bertelur tersebutlah, biasa akan dilaksanakan acara adat perang telur. Agenda yang dimaksudkan sebagai bentuk tanda terima kasih masyarakat kepada tuhan karena penyu-penyu telah secara sukarela mendarat untuk bertelur dipulau indah ini.

"Lihat!, dia mungkin sangat lelah dan air matanya terus menetes," Dewi sepertinya kembali melihat penyu menangis. Segera Kemala memberikan jalan yang lebih leluasa untuk membiarkan penyu tersebut bisa segera menjangkau pantai yang sebelumnya iapun berjalan beberapa meter didepan penyu itu.

          "Jangan dihalangi dan dinaiki penyunya Fithar!" Teriak Dewi sambil tangannya digerak-gerakan untuk memberi aba-aba agar jangan dilakukan. Tampak ia geram melihat kelakuan Fithar yang telah usil terhadap penyu yang ingin kembali ke laut lepas tersebut. Kemudian segera saja Fithar menghentikan kelakuannya tanpa protes. Kemudian ia  kembali mengekor pelan dibelakang penyu yang sebentar lagi akan segera mencapai bibir air dipantai.

         Sesaat kaki kaki penyu itu menjangkau bibir pantai. Penyu terlihat lebih bersemangat dan bergerak lincah. Dorongan gelombang balik dari pantai yang turun kelaut seolah menjadi jalan bebas hambatan bagi penyu untuk menyelinap dan berenang. Kemudian ia menghilang dari pandangan mata karena telah kembali ke rumah samudranya yang maha luas tersebut.

Kami sesaat hening. Pengalaman sesaat melihat penyu bertelur yang sangat mempesona yang tidak akan terlupakan oleh mereka. Aku berharap semua tamuku puas dan menjadikannya sebagai pengalaman yang paling berkesan seumur hidupnya. Mereka telah menjadi saksi sejarah, bagaimana seekor penyu berupaya untuk mempertahankan generasinya.

Dewi terlihat melirikku. Senyumnya dikulum dilemparkannya kepadaku. Matanya menyorotkan arti tanda terimakasih. Meski dibawah cahaya temaram, wajahnya tampak sumringah dan tampak berkilau, karena salah satu misinya telah tunai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun