"Ya,Tuan Stewart!", jawabnya singkat membalasku masih dengan nafas tersengal-sengal, sekaligus ia berusaha memastikan dugaanku adalah benar adanya.
Â
 Tarian topeng Batavia yang dibawakannya adalah sebuah tarian energik dengan lenggak lenggok gemulai yang diiringi musik dan seorang penyanyi tradisional. Pertunjukan yang mendapatkan tepukan meriah dari semua pejabat kehormatan Inggris di Batavia.
Â
Dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal dan bulir-bulir keringat tampak membasahi keningnya. Wajah Mayang tampak sangat berbahagia dan puas karena telah dapat menampilkan tarian yang sangat dijiwainya sehingga mendapat tepukan meriah dari seluruh hadirin. Dikepalanya tampak hiasan tajuk-tajuk berwarna emas yang terus bergerak seperti tidak mau berhenti menari. Beberapa asesori gelang, kalung dan ornamen baju serta ikat pinggang tampak berlomba untuk menonjolkan warna kemilau kuning keemasannya. Kebaya putih dan sarung berwarna cerah yang dikenakan menambah sempurna setiap gerakan tariannya yang gemulai namun sangat bertenaga dibeberapa bagiannya. Seperti seorang penari profesional
Â
 "Siapa mengantarmu pulang?", sambungku kembali penasaran dan berusaha lebih mendekat.
Â
"Dan aku bisa mengantarmu pulang sekarang, Mayang!"
Â
 "Diantar Dirja, Tuan!" sahut Mayang langsung sambil menunjuk seorang pemuda pengiring musik kendang saat pertunjukan sebelumnya. Pemuda yang ditunjuk kemudian mengangguk-angguk beberapa kali. Kemudian merekapun terlihat segera bergegas meninggalkan ruangan bersama grup keseniannya.