Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepak Sayap Rindu dari Zamboanga Del Norte

24 Januari 2022   20:54 Diperbarui: 24 Januari 2022   21:02 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang tidak dapat ditolak. Tujuan tuan rumah memberikan tumpangan sementara ternyata ada maksud lainnya. Ternyata orangtuanya ingin menjodohkan aku kepada salah satu dari 3 anaknya yang masih melajang. Sedang aku tidak merasa jatuh hati barang sedikitpun terhadap anak laki-laki mereka karena sifat yang pemalas dan tidak mau bekerja keras membantu orangtuanya yang hidup pas-pasan tersebut.

Dirumah tersebut jugalah aku berkenalan dengan seorang perempuan bernama Ida kerabat jauh dari istri yang memberikan aku tumpangan hidup sementara. Ida tahu aku dalam kesulitan. Ia merasa iba dan kasihan melihat nasibku. Ida juga berkeinginan membebaskanku dari cengkeraman kawin paksa. 

Kenalan baruku itu mengenalkan seseorang pemuda bernama Fernandez. Ida menceritakan laki-laki yang diperkenalkannya tersebut adalah seorang yang sangat rajin bekerja, tidak pernah terlihat merokok maupun mabuk-mabukan. 

Aku mulai menaruh harapan baru untuk bisa menyelamatkanku dari kawin paksa atau malahan pengusiran karena menolak permintaan untuk dijodohkan. Aku juga berfikir tidak mungkin kembali kekampung halaman dengan kondisiku saat ini yang disebabkan oleh ketiadaan dokumen pasporku serta tidak ada uang sepeserpun yang ada dalam genggaman.

Gayung sepertinya bersambut. Fernandez ternyata mau menyelamatkanku meski dengan resiko aku semakin menjauhi tanah kelahiranku. Saat ini aku tidak dapat mengelak lagi karena sangat takut dengan nasibku yang kapan saja bisa terusir dari rumah tumpangan sementaraku tersebut. 

Aku percaya saja dengan jalan nasibku yang sudah digariskan tuhan. Aku percaya saja dengan semua perkataan Ida yang menyatakan bahwa Fernandez adalah orang baik lagi bertanggungjawab.

Tidak butuh waktu lama bagi Fernandez untuk menguruskan administrasi surat menyuratku untuk berangkat kenegeri kelahirannya  Philipina. Hingga pada hari yang ditentukan aku berangkat bersamanya menuju Zamboanga Del Norte. Laki-laki yang menyelamatkanku itupun langsung menikahiku sesaat sampai dikampung halamannya.

Saat ini Zamboanga Del Norte telah menjadi kampung kelahiran 4 anakku. Perjuangan untuk beradaptasi hidup yang tidak mudah. Aku harus banyak menyesuaikan diri terutama bahasa yang sangat berbeda serta adat dan tata cara hidup yang semua baru bagiku. 

Suamiku membangun rumah kecil sederhana di sekitar bukit Santa Maria untuk keluarga kecil kami sambil aku tetap menunggu kesempatan untuk bisa kembali melihat emak dan ayah yang selalu menungguku dikampung.Ternyata suatu keinginan yang tidak mudah selain jauhnya  jarak sehingga membuatku hanya memelihara angan kerinduan akan kampung halamanku.

Sejak 20 tahun yang lalu aku sampai di Siocon Zamboanga Del Norte.  Zamboanga sebuah propinsi di negeri kepulauan Philipina yang berhawa hangat serta banyak ditemui pohon kelapa melambai dipinggir pantainya. Sebuah negeri yang serupa dengan tanah kelahiranku tetapi tetap berbeda dalam bahasa dan budaya kesehariannya.  Sebuah perjalanan hidup yang tidak bisa kupilih maupun kutolak.

Sering aku masih menyesali diri karena tidak dapat membahagiakan kedua orangtuaku. Bahkan  untuk bertemu sejenak pun aku masih tidak sanggup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun