Dengan sedikit cepat Adiva berjalan menuju kelasnya, untung saja jarak kelasnya tak begitu jauh. Jadi bisa terselamatkan jantungnya yang berdegup kencang saat tak sengaja menatapnya.
"Hufttt" ucapnya dengan nafas yang sulit di atur. Adiva menyenderkan tubuhnya di atas bangku kuliah, jantungnya masih belum berdetak dengan normal.
"Sengaja pergi ke kampus agak terlambat biar nggak ketemu dia, malah ketemu dia mulu." Gerutunya.
"Siapa tuh?" Tanya Zara tiba-tiba.
"Manusia." Jawab Adiva singkat padat dan jelas, ia segera mengeluarkan alat tulisnya.
"Pak ketu ?"
Adiva melirik Zara dengan pandangan yang tidak mengenakan. "Kok kamu tau ?" Tanyanya spontan.
Dengan entengnya Zara ketawa terbahak-bahak. "Aku ini sahabatmu Divaa, aku udah kenal kamu dari awal masuk kampus ini sampai sekarang, memangnya tidak ada yang aneh dengan gerak gerik kamu ketika bertemu bahkan tak sengaja melihat dia."
Adiva terdiam, pikirannya kacau saat ini. Ia tak bisa bercerita banyak kepada sahabatnya Zara. Bukan karena apa-apa, hanya saja ia sendiri bingung dengan perasaannya ini. Perasaan tiba-tiba yang entah kapan datangnya.
"Sulit ya mencintai dalam diam ?" Tanya Zara berbisik.
Adiva menghela nafasnya berat, lalu mengangguk perlahan.