Sesosok laki-laki setengah abad yang di panggil Ayah itupun mengangguk.
"Kamu hati-hati ya di jalan, banyak baca shalawat dan istigfar !!" Pesannya setiap Adiba akan kembali menempuh perjalanan jauh.
Adiba mengangguk. "Siapp bosss !"
Adiba menyium tangan Ayahnya dengan takzim dan memeluknya, di saat Adiba akan menyium tangan bundanya. Bundanya hanya tersenyum meng-isyaratkan sesuatu.
"Kenapa Bun, senyum-senyum ?" Tanya Adiba penasaran.
Perempuan berumur hampir setengah abad itu hanya menggeleng. "Are you okay kak ?" Tanyanya tiba-tiba dengan setengah berbisik.
Adiba mengernyitkan dahinya. "Why?"
"Sepekan ini bunda selalu denger kamu nangis diam-diam di kamar. Kamu nggak kenapa-napa kan ?" Tanyanya lagi, terlihat wajah khawatir yang mendalam terpancar dari aura wajahnya yang sudah menua.
"I'm okay mom, don't worry !" ucap Adiba.
"Alhamdulillah kalau kamu baik-baik aja. Bunda cuman khawatir saja, jangan banyak di pikirkan ya ! In Sya Allah, Allah ganti dengan yang jauh lebih baik dari dia. Ayah dan Bunda selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan adik-adik kamu !"
Adiba hanya mengangguk dan tersenyum culas. "Iya bunda, pokoknya bunda nggak usah khawatir. Adiba baik-baik aja kok !"