Di jalan desa ada seorang gadis kecil. Dia sekarang sedang berjalan menuju sekolahnya. Ditemani ransel hitam dipunggung. Jilbab putih, baju putih, dan rok merah serta ada topi merah di kepala. Hal ini menandakan hari ini hari Senin.
Mengingat sudah beberapa tahun sejak pandemi korona. Lana memakai masker hijau dan juga menjauhi kerumunan masyarakat.Â
'Sudah kembali ke sekolah ya? Aku sudah lupa bentukan sekolah seperti apa'Â
Gadis kecil yang tak lain bernama Lana. Dia anak yang unik. Kata orang-orang dia tidak akan berpihak pada siapapun, jika ada orang yang bertengkar dan tau siapa yang benar dan salah dia akan tetap kukuh dengan pilihannya. Dia tidak akan memilih siapapun.Â
Bingung? Tidak. Dia merasa tidak ada hak untuk ikut-ikutan. Bukankah itu perilaku tidak sopan dan melanggar privasi seseorang. Menurut Lana sendiri norak, seperti emak-emak saja. Suka sekali menonton masalah pribadi orang lain. Setelahnya, pasti sok-sokan mihak si ini si itu.
Lana saat ini duduk di bangku kelas 5 SD. Bersekolah di desa tak terlalu menyenangkan karena anaknya sedikit dan teman sekelas yang itu itu aja. Bosan? tidak juga Karena tak perlu menghafal banyak nama orang. Tapi ya gitu, menghadapi teman yang sama selama 5 tahun itu benar-benar melelahkan, tidak seru, dan membosankan.
Lana sebenarnya anak yang heboh tapi karena trauma yang diberikan oleh temannya. Dia akhirnya menjadi pendiam. Dia tak ingin menjadi pilihan kedua oleh temannya, Maksudnya Lana hanya dicari saat mereka bertengkar. Bukankah sama saja seperti tak dianggap. Karena inilah Lana tidak ingin memihak siapapun dalam hidupnya. Dia berpendapat kalau hidup tenang adalah segalanya.
Waktu kelas 1 SD. Lana, Mika, dan Nadia. Mereka itu sahabat yang dari TK selalu bersama. Akan tetapi, Lana ditinggalkan oleh mereka. Namanya juga bersahabat bertiga. Tidak akan ada keadilan untuk seorang pihak yang berlindung dibalik kata "sahabat". Lucu sekali bukan? Lana ditinggal hanya karena tidak ada ruang diantara mereka. Akhirnya, Lana memilih untuk jadi orang yang tidak ingin berteman.
Saat ini, sudah waktunya upacara bendera. Suasana tenang, semua siswa akan tertib di masa ini. Lana juga, dia mengikuti acara dengan sangat khidmat.
Setelah upacara selesai. Lana menuju kelasnya. Ini hari pertama sekolah setelah lamanya libur akibat pandemi.
Mengingat sekarang bisa sekolah tapi dengan masker. Lana sangat tidak ingin banyak bicara karena masker. Sangat susah bernafas dan berbicara dengan masker.
"Lan, bisa bantu cek tugas yang dikasih lewat kemarin ga" Ucap teman sebangku Lana. Sebelum aku menjawab tiba-tiba ada yang menyela.
"Sini aku aja ya" Jawabnya dengan nada arogan dan wajah sombong yang menyebalkan.
Aku melengah terlihat Nadia yang sedang memamerkan kepintarannya. Lana bersyukur karena dia ga jadi harus memeriksa tugas tersebut.
'Malas, aku ingin segera pulang. Aku malas sekali melihat manusia seperti dia.'
Jam istirahat tiba. Nadia baru saja keluar dari ruang guru. setelah itu, Mika dipanggil oleh wali kelasnya. bagi Lana itu bukan urusannya. Tidak usah ikut campur.
Banyak siswa yang berdiri didepan ruang guru. Manusia hobi sekali kepoan. Kalau mau tau, sekalian aja masuk ke dalam sana. 'Menyebalkan banget'
Setelah Mika keluar terjadi kehebohan. Â Suasana kelas menjadi dingin. Semua anak kelas tau apa masalahnya. Lana sih dak ngurus.
Mika langsung menatap tajam Nadia. "Kenapa kau mengadukan aku? Aku tidak pernah menyontek padamu tuh?"
Nadia membalas tatapan tersebut dengan tatapan mengejek. "Bukannya benar ya? Kemarin kamu nyontek UH matematika ke aku loh. Kamu kira aku ga liat?"
Gaduh, Lana paling malas dengan suasana ini. Mereka adu mulut, lalu Nadia kabur ke mejaku. Aku terkejut, 'apa lagi ini?'
"Lan, kamu mihak aku atau Mika? Sudah jelas kan Mika salah" tatapan memohon yang menjijikan terlihat diwajahnya.
"Apa-apaan itu, aku tidak mencontek. Lana pasti berpihak padaku" wajah percaya diri itu juga memuakkan.
Sampai akhirnya jam pulang. 'Aku tak ingin memilih atau berpihak pada siapapun'
Bel berbunyi, menandakan waktu pulang.Â
Melangkah menuju rumah. Penuh pikiran, membuka pintu rumah berjalan menuju kamarnya terasa berat bagi Lana.
'Ketika mereka tak membutuhkanku, mereka mencariku. Saat mereka tak membutuhkanku, mereka membuangku. Sungguh, mereka lucu sekali.'
Bunda datang ke kamar Lana.
"Ada apa Lana? Kamu ingin cerita sama bunda?" ungkapan hangat dari bunda membuatku sadar. Lana sangat ingin cerita.
Lana menceritakan segalanya. Apa yang dilakukan oleh Mika dan Nadia kepada Lana selama ini. Bunda dengan senang hati mendengar ceritaku. Lana lega telah bercerita.
"Lana, itu hak kamu untuk memilih. Pilihlah apa yang menurut kamu benar. Kalau pilihanmu salah, tidak apa. Setiap orang bisa membuat kesalahan dalam memilih."
Mendengar ucapan bunda, Lana tau pilihannya. "Bunda aku tau pilihanku. Aku yakin aku tak akan kecewa dengan keputusanku."
Keesokan harinya, Lana masuk ke ruang guru. Lana akan menceritakan segala keluh kesah yang dia rasakan terhadap kedua temannya itu.Â
"Buk, sebenarnya yang salah bukan hanya Mika. Nadia juga mencontek buk. Dia mencontek kertas ulanganku. Mika mencontek punya Nadia" Lana berkata dengan tegas, terlihat ekspresi lega diwajahnya.
Setelah itu, Mika dan Nadia dipanggil. Mereka mendapatkan hukuman dengan nilai di nol kan. Mereka keluar dari ruangan itu sambil menangis. Setelahnya, mereka berdua saling meminta maaf. Mereka berdua juga meminta maaf kepada Lana.
"Maafkan aku yang mencontek uh mu Lan. Selain itu, aku juga mengabaikanmu selama ini. Padahal kita dulu bertiga bersahabat. Apa kita tak bisa bersama kembali? Aku dan Mika minta maaf kepada kamu." ucapan penyesalan tersebut aku terima.Â
Lana mengangguk. Dia menerima permintaan maaf mereka semua. 'lega rasanya'. Lana bahagia karena bisa kembali bermain dengan mereka.
Jangan pernah mencontek ya. Mencontek itu perbuatan curang. Jangan ragu akan pilihanmu, itu hak kalian untuk mengemukakan pendapat. UU tentang bebas berpendapat ada di UU no. 12 tahun 2005 jadi kita semua bebas memilih dan berpendapat, oke.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H