"Lan, kamu mihak aku atau Mika? Sudah jelas kan Mika salah" tatapan memohon yang menjijikan terlihat diwajahnya.
"Apa-apaan itu, aku tidak mencontek. Lana pasti berpihak padaku" wajah percaya diri itu juga memuakkan.
Sampai akhirnya jam pulang. 'Aku tak ingin memilih atau berpihak pada siapapun'
Bel berbunyi, menandakan waktu pulang.Â
Melangkah menuju rumah. Penuh pikiran, membuka pintu rumah berjalan menuju kamarnya terasa berat bagi Lana.
'Ketika mereka tak membutuhkanku, mereka mencariku. Saat mereka tak membutuhkanku, mereka membuangku. Sungguh, mereka lucu sekali.'
Bunda datang ke kamar Lana.
"Ada apa Lana? Kamu ingin cerita sama bunda?" ungkapan hangat dari bunda membuatku sadar. Lana sangat ingin cerita.
Lana menceritakan segalanya. Apa yang dilakukan oleh Mika dan Nadia kepada Lana selama ini. Bunda dengan senang hati mendengar ceritaku. Lana lega telah bercerita.
"Lana, itu hak kamu untuk memilih. Pilihlah apa yang menurut kamu benar. Kalau pilihanmu salah, tidak apa. Setiap orang bisa membuat kesalahan dalam memilih."
Mendengar ucapan bunda, Lana tau pilihannya. "Bunda aku tau pilihanku. Aku yakin aku tak akan kecewa dengan keputusanku."