Mohon tunggu...
Edelina Batseran
Edelina Batseran Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa unikama

Mahasiswa unikama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gendre Sastra Menurut Rene Wellek Austin Warren

11 April 2022   00:10 Diperbarui: 11 April 2022   00:21 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Apakah gendre bersifat tetap? mungkin tidak. dengan penambahan beberapa karya baru, kategori bergeser. 

bagi kita, jelas epik oral dan epik sastra berbeda, dimana pun kita memasukan lliad dalam kedua jenis sastra tersebut.

      Memang salah satu ciri penulisan kritik adalah penemuan, dan penyebaran suatu pengelompokan baru, suatu pola generik baru.

versi-versi dari karya pastoral: As You Like lt, The Beggar's Opera, Alice in Wonderland. sedangkan The Brothers Karamazov digolongkannya sebagai karya misteri pembunuhan.

      Tapi paling tidak Aristoteles juga sadar akan adanya perbedaan mendasar lain antara drama, apik dan lirik. kebanyakan teori modern cenderung mengesampingkan perbedaan prosa-puisi, lalu membagi sastra rekaan (Dichtung) menjadi fiksi (novel, cerpan, epik) drama (drama dalam prosa maupun puisi), dan puisi (puisi dalam arti yang sama dengan konsep klasik tenteng "puisi-lirik").

        Vieter menyarankan agar istilah genre tidak di pakai untuk ketiga kategori di atas, dan juga tidak untuk pembagian jenis secara historis menjadi tragedi dan komedi. Plato dan Aristoteles telsh membagi ketiga kategori modern di atas menurut "cara menirukan" (atau mewujudkan): puisi lirik adalah persona penyair sendiri, sebagai narator dan membuat para tokohnya berbicara dalam wancana langsung (naratif campuran), sedangkan dalam drama, pengarang menghilang dibalik tokoh-tokohnya.

        Dalam suratnya kepada Davenant, Hobbes mencoba melakukan ini. mula-mula ia membagi dunia menjadi istana, kota dan desa, lalu ia meneruskannya pada tiga jenis puisi, yaitu puisi heroik (epik dan tragedi), puisi scommatis  (sateri dan komedi), dan puisi pastoral. Tetapi John Erskine, yang pada tahun 1912 menerbitkan bukunya tentang jenis-jenis sastra dari temparamen puitis, mempunyai pendapat lain. Roman Jakobson berusaha menunjukkan kaitan struktur gramatika tetap suatu bahasa dengan jenis-jenis sastra nya. 

        Eksplorasi terhadap jenis-jenis dasar seperti ini, yang mengaitkan nya ke morfologi linguistik atau ke sikap terhadap alam semesta, tidak menghasilkan kesimpulan objektif. 

       Bagi Aristoteles dan orang-orang Yunani, penyampaian secara lisan atau di muka umum adalah ciri epik. Karya-karya Homer adalah puisi yang di narasikan oleh seorang pembaca rapsodi seperti lon. tetapi drama sampai sekarang, paling tidak untuk orang Yunani, masih dianggap sebagai seni campuran. Beberapa cerpen Amerika (misalnya"The Killers" karya Hemingway) hampir menyamai drama karena sifat objektif cerpen yang sebagian besar terdiri dari dialog murni. Kalau epik dan novel adalah bentuk-bentuk gabungan, kita perlu membagi komponen-komponennya menjadi "narasi langsung" dan "narasi melalui dialog" (drama yang tidak dimainkan, untuk mencari defenisi penggolongan jenis yang pokok. 

        Seorang kritikus abad ke-18, Thomas Hankins, menulis tentang drama Inggris yang dibagi nya dalam "beberapa spesies, yakni misteri, moral, tragedi dan komedi". Pada abad ke-18, prosa dianggap sebagai 2 spesies: novel dan romansa.

        Abad ke-17 dan abad ke-18 adalah abad yang menganggap genre sebagai sesuatu yang serius. Bahkan kesadaran akan perlunya membuat dasar rasional untuk pembagian genre pun tidak kita jumpai. Tapi kita bisa mengambil kesimpulan bahwa menurut pemikiran-pemikiran Noe-klasik, pengertian genre sudah sedemikian jelasnya, sehingga bagi mereka tidak ada permasalahan umum sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun