“Tentu saja tidak ada datanya. Kau sudah membookingnya untuk temanmu orang Indonesia itu,” kata Lawan. “Princess-princess kami yang sudah dipinang sejak sore tadi tak akan ditampilkan di database. Kami menunggumu untuk hadir ke ruang order. Yuk, ikuti saya,” Madame Lawan berbalik, dan minta Mirza dan Chon mengikutinya.
“Cash atau kartu kredit?” tanya Madame Lawan tatkala mereka sampai pada sebuah ruang tamu mirip kantor dengan meja penuh alat-alatpembayaran kartu kredit.
“Kartu kredit,” Chon mengais dompet dari saku dan mengangsurkan kartu kredit. Madame Lawan segera memproses transaksi itu. Mirza sempat melirik nilai transaksi itu : 60.000 baht! Lebih dari 18 juta rupiah!
Madame Lawan tersenyum penuh arti ketika menyerahkan tanda terima dan kartu kredit Chon.
“Dia anak boss dari Indonesia itu?” Madame Lawan menyapa Mirza dengan kerlingnya.
“Ya!”
“Pemuda ganteng dan berbadan tegap. Ratana pasti akan suka! Okay, hotel mana?” tanya Madame Lawan.
“The Chedi Chiang Mai,” jawab Chon.
“Pilihan bagus! Ini nomor HP saya. SMSkan nomor kamar hotelmu. Sejam lagi Ratana akan mengetuk pintu kamar,” ujar Madame Lawan.
***.
Kalau tadi Mirza cuma deg-degan, kali ini dadanya berdentum-dentum. Chon baru saja membantunya check-in di The Chedi dan kini Mirza sendiri mengamati kemewahan ruang kamar bertarif 250 US$ semalam yang baru seumur-umur ia rasakan. Chon juga sempat menyelipkan 10 lembar uang ribuan baht yang nanti bakal diberikan pada Ratana sebagai tips seusai tugasnya.