Beberapa pertandingan, kita menyaksikan ada tim yang menang kendati hanya menguasai bola sebesar 40 atau bahkan 30 persen. Tapi itu hanya kasus per kasus. Tidak untuk satu musim penuh.
Ada juga sebuah tim memenangkan pertandingan kendati dengan penguasaan bola minim. Biasanya ini dilakuikan setelah mereka unggul lebih dahulu. Pelatih kemudian menggunakan strategi lebih bertahan untuk mengamankan hasil, dengan sesekali melakukan serangan balik mematikan. Tapi ini bukan strategi yang berhasil untuk jangka panjang. Intinya, dominasi atas bola harus konsisten sepanjang musim.
Sekadar contoh, musim 2017/2018, City menjuarai Liga Inggris dengan rata-rata penguasaan bola sebesar 68,6 persen, Barcelona  (61,7 persen), dan Bayern Munich mencatat 67,4 persen pada musim 2016/2017.Â
Umpan sukses
Umpan sukses sukses adalah kunci memenangkan pertandingan. Lihat bagaimana para pemain Barcelona dan Manchester City melakukannya. Ingat bahwa pelatih Manchester City saat ini adalah Josep "Pep" Guardiola, yang tak lain pernah sukses besar sebagai pelatih Barcelona. Â
Kemampuan melakukan umpan sukses hingga 55 persen tidak berdampak nyata pada hasil/kemenangan sebuah tim. Menurut penelitian ini, akurasi umpan melebihi 55 persen merupakan kunci sukses memenangkan pertandingan.
Dan yang sangat penting, persentase operan yang diselesaikan oleh tim di sepertiga area lawan. Keberhasilan menyelesaikan umpan di sepertiga area lawan lebih meningkatkan peluang menang dibanding total operan sukses selama pertandingan.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa persentase rata-rata penguasaan bola harus di atas 55 persen. Fakta tim-tim yang keluar sebagai juara adalah mereka memiliki penguasaan bola rata-rata sebesar 57 persen. Bahkan mencapai 59 persen. Tapi ini juga harus ditopang oleh 60 persen umpan sukses di sepertiga lapangan lawan.
Tim yang mampu melakukan 60 persen operan sukses di sepertiga area lawan lebih berpeluang memenangi pertandingan.
Mencapai indikator seperti itu bukan semata kemampuan individu para pemain, tapi juga sangat  bergantung strategi yang diterapkan oleh para pelatih. Bagaimana seorang pelatih menentukan pola permainan serta menempatkan pemain yang tepat setelah menganalisis secara tepat siapa pemain yang paling mungkin diturunkan lawan.
Maka tak heran, terkadang kita melihat perubahan strategi di tengah pertandingan. Misalnya memulai laga dengan formasi 4-4-2, tiba-tiba berubah menjadi 3-5-2 atau lebih menyerang dengan pola 4-3-3.