Mohon tunggu...
Eddi Kurnianto
Eddi Kurnianto Mohon Tunggu... Jurnalis - orang kecil dengan mimpi besar.

orang kecil dengan mimpi besar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kematian untuk Sepak Bola Kami

25 September 2018   19:13 Diperbarui: 26 September 2018   12:59 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengidolakan sebuah klub sepakbola mati-matian memang bukan monopoli masyarakat Amerika Latin dan Eropa yang punya prestasi mengkilat. Di berbagai pelosok, banyak orang yang jatuh cinta pada sepakbola, dan nyaris menjadikan permainan ini seperti agama. Kecintaan mereka pada klub seakan berubah jadi pemujaan sekaligus identitas diri,  yang bahkan terkadang sampai dihargai dengan nyawa.

29 tahun kemudian, di sebuah negara yang tak  punya nama cemerlang di dunia sepakbola, sesosok nyawa juga terenggut. Pertandingan yang digelar antara Persib dan Persija di stadion GBLA, Bandung, Minggu (23/09/2018) berlangsung keras. Terbukti, 44 pelanggaran dan 10 kartu kuning dibagikan wasit. Sayangnya bahkan sebelum pertandingan itu, telah terjadi pengeroyokan terhadap seorang fans Persija hingga tewas.

Haringga Sirla, seorang anggota The Jakmania --sebutan untuk suporter Persija-- meninggal akibat pengeroyokan sejumlah oknum suporter tuan rumah. Haringga yang kelahiran Indramayu, sudah 10 tahun tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat. Kematiannya tentu disesali, enam orang oknum yang memukulinya pun sudah ditangkap.

Tentunya, kematian akibat sebuah hiburan seperti Sepakbola tetap disayangkan. Apalagi kematian Haringga bukanlah kematian pertama akibat perseteruan supporter dari dua kesebelasan ini. Dengan kematian Haringga, tercatat sudah tujuh kematian yang dapat dikaitkan langsung dengan pertandingan antara kedua kesebelasan ini.

Rangga Cipta Nugraha (22), Lazuardi (29), dan Dani Maulana (17) seorang Bobotoh --fans Persib Bandung- tewas ditusuk tahun 2012 dalam pertandingan di kandang Persija. (2012). Gilang (24), Harun Al Rasyid Lestaluhu alias Ambon (30) juga tewas dalam perjalanan pulang usai Persija vs Persib digelar di Stadion, Manahan, Solo Jawa Tengah.

Terakhir yang tewas sebelum Haringga adalah Ricko Andrean. Ricko yang Bobotoh, justru tewas dikeroyok oknum Bobotoh karena salah paham. Dia tewas tahun lalu, 22/07/2017, saat Persib menjamu Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

Perseteruan yang terus mengambil korban jiwa ini tentunya tak boleh dibiarkan berpanjang panjang. Harus diselesaikan dari akarnya. Tentunya bukan sekedar menangkap pelaku, tapi juga menangani perseteruan berbalut darah dari kedua Kesebelasan itu.

Keseriusan semua pihak yang terlibat harus jelas terlihat. Investigasi Hillsborough yang berlangsung panjang, nyaris 30 tahun, hanya untuk mengetahui apa yang salah dan mencegahnya terulang. Bandingkan dengan investigasi di Indonesia. Kepada reporter CNN Indonesia, keluarga Ricko --yang tahun lalu menjadi korban-- mengaku tak pernah lagi dihubungi polisi. Tidak ada pergerakan dalam kasus itu, bahkan saat mereka menanyakan ke petugas berwenang.

Sangat disayangkan, padahal kehilangan nyawa dalam pertandingan sepakbola itu sesuatu yang serius. Sepakbola harusnya adalah seperti yang diungkapkan supporter Liverpool, "the greatest entertainment on earth".  Faktor hiburannya tentu akan menurun drastis jika ada nyawa yang harus dikorbankan dalam pelaksanaannya. 

Saya tidak bilang rivalitas supporter harus dihilagkan, tidak tentunya, justru itu salah satu bumbu dalam pertandingan sepakbola. Tapi rasanya tak perlu mencabut nyawa untuk menunjukkan kecintaan pada klub kesayangan.

Hukuman Klub, Derita Suporter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun