"Ma, tunggu!"
"Ada apa, Sayang?"
"Anak itu!" Ifa menunjuk anak kecil tadi.
"Teman Ifa?"
"Bukan, Ma." Ifa mengubah arah langkah kakinya. Dia menuntun mama ke arah anak kecil tadi.
Sesampainya di dekat anak kecil itu, Ifa berbisik pada mamanya. Lalu mama tersenyum dan menganggukkan kepala. Tak lama setelah itu, Ifa dan mama sudah sibuk membujuk anak kecil tadi untuk ikut dengan mereka. Dengan segala upaya, akhirnya anak kecil tadi mengangguk setuju dan berjalan mengikuti Ifa masuk ke dalam toserba.
Beberapa menit kemudian, anak kecil itu keluar dari toserba dengan wajah bahagia. Penampilannya berubah. Ada sepasang sepatu bot cantik berwarna merah muda. Ada jas hujan merah muda cantik bermotif bunga bunga. Dari kejauhan terlihat anak kecil tadi membungkukkan badannya berkali kali. Lalu menyalami Ifa dan mama. Setelah itu dia melangkah pergi bersama seorang ibu yang menyewa payungnya.
"Mama bangga sama kamu, Sayang. Kamu lebih memilih membelanjakan uang tabunganmu tadi untuk membantu anak itu dari pada membeli mainan impianmu." Mama memeluk anak kesayangannya itu.
"Ifa senang, Ma. Kata Bu guru, membelanjakan uang kita untuk kebaikan akan mendapat balasan pahala dari Tuhan. Tuhan akan menggantinya. Tuhan juga akan memberi kita rezeki yang lebih banyak lagi, Ma." Ifa tersenyum tulus.
Anak kecil tadi melambaikan tangan pada Ifa dan mama. Mereka membalas lambaian tangan anak kecil itu dengan bahagia. Langit mulai gelap. Lampu kota mulai dinyalakan. Hari mulai malam. Mungkin saat ini mainan impian Ifa akan tetap menjadi impian. Namun kebaikan yang Ifa lakukan hari ini akan membuat impiannya tercapai suatu hari nanti. Asal dia mau berusaha menabung kembali. Dan tidak pernah lupa berdoa pada Tuhan YME.
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 19 Januari 2020