"Baiklah." Mama mengangguk dan langsung memeluk anaknya.
***
Sejak izin membeli sendiri mainan LOL dengan uang tabungan didapatkannya, Ifa mulai rajin menyisihkan uang jajannya. Sampai akhirnya uang tabungan Ifa cukup untuk membeli mainan impiannya.
Hari ini, Sabtu tanggal delapan belas Januari, Ifa meminta mama untuk menemaninya mewujudkan impiannya.
"Ma, antarin Ifa beli mainan LOL, ya?"
"Boleh. Nanti sore sehabis anak mama sholat dan ngaji, kita ke toko mainan."
Ifa tersenyum bahagia hingga dia meloncat loncat kesenangan.
--- Di Toserba---
Ifa dan mama sudah berkeliling mencari mainan yang diimpikan itu. Tapi sayang, beberapa toko yang mereka datangi ternyata tak menjualnya lagi. Kebetulan mainannya baru saja habis. Dan toserba ini adalah toko terakhir yang akan mereka kunjungi.Â
Suasana pengunjung toserba tampak ramai sekali. Padahal hari sudah  senja. Mungkin karena hujan yang masih deras. Jadi mereka memilih menunggu di sana dari pada basah kedinginan.
Di teras toko, Ifa melihat gadis cilik tanpa alas kaki menggigil kedinginan. Tangan kanannya memegang payung yang tertutup dan sudah basah. Sepertinya anak itu menyewakan payung pada para pengunjung toko. Ifa menghentikan langkah kakinya. Ditariknya tangan mamanya.