Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apakah Ini Takdir?

14 Oktober 2019   16:00 Diperbarui: 14 Oktober 2019   17:34 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau begitu mintalah maaf pada Tuhan sebelum Tuhan murka pada Budi."

"Siap, Pak ustad." Budi langsung menengadahkan kedua tangannya. Mulutnya komat Kamit mengucapkan doa dengan mata terpejam.

Budi kecil pun pulang ke rumah dengan hati bahagia. Raut ceria terpancar dari paras mungilnya. Harapannya, setelah dia dan keluarganya melakukan usaha nanti, kondisi rumahnya akan lebih baik lagi.

Sesampainya di rumah, Budi langsung menemui Bapak dan Ibunya yang sedang duduk di teras depan.

"Ternyata air laut yang masuk ke rumah kita ini karena kesalahan kita juga, Pak."

"Kata siapa?"

"Kata Pak ustad, karena bumi panas maka es di kutub cair. Jadi isi laut tambah banyak. Makanya rumah kita kebanjiran kalau air pasang datang. Supaya rumah kita tak tenggelam, maukah bapak dan ibu membantu Budi?"

"Mau. Dengan cara apa?"

"Bapak berhenti merokok dan ibu jangan membakar sampah setiap hari lagi, ya. Sedang Budi tak akan main api lagi sama teman-teman."

Bapak tercengang dengan permintaan Budi. Sedangkan ibu tersenyum senang sambil angkat jempol berkali kali.

Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 11 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun