Kurangnya akar pohon sebagai pencengkeram tanah dari bahaya longsor. Tiadanya daya isap akar terhadap air yang membuat aliran air di permukaan tanah mengganas dan tergenang. Kurangnya dedaunan hijau penghisap karbon dioksida sebagai racun bioma yang membahayakan organisme bumi.
Tahukah kamu, berdasarkan data yang dikeluarkan Environment Canada, Canada's national environmental agency menyebutkan sebuah pohon dewasa menghasilkan 260 lbs oksigen atau 120-130 kilogram setiap tahunnya. Sedangkan manusia memerlukan 740 kg oksigen setiap tahunnya untuk bertahan hidup. Artinya untuk memenuhi kebutuhan oksigennya, seorang manusia memerlukan 6-7 pohon pertahun untuk memproduksi kebutuhan oksigennya.
Dari perhitungan ini dapat kita cermati betapa pentingnya keberadaan pohon bagi manusia. Bukan hanya sebagai penyedia oksigen, tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan sebagai tempat tinggalnya. Namun, deforestation (penebangan) demi memenuhi bahan baku kertas membawa akibat menurunnya populasi pohon di muka bumi. Meskipun bukan hanya industri kertas saja yang melakukannya.
Tahukah kamu, menurut analisis Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), pada 2020 kebutuhan kertas diperkirakan mencapai 490 juta ton dari 394 juta ton saat ini. Bukan saja sebagai kertas tulis, tetapi tissu dan kertas kemasan. Artinya, kebutuhan kertas meningkat terus dari tahun ke tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan 490 juta ton (490.000 juta Kg) kertas, maka diperlukan batang pohon sebanyak:
= 490.000.000.000 Kg : 36,547 Kg/batang
= 13.407.393. 220 batang pohon
Lebih dari 13 milyar batang pohon yang akan ditebang pertahunnya, 1milyar batang pohon perbulan atau lebih dari 33 juta batang pohon perhari di bumi hanya untuk pemenuhan kebutuhan kertas di dunia. Banyak, bukan?
Jika penebangan pohon ini tidak beriringan dengan penanaman kembali, maka dapat dipastikan pasokan oksigen di muka bumi akan berkurang drastis. Keseimbangan alam terganggu. Kehidupan organisme akan terancam. Dan manusia akan berebut oksigen demi menyambung hidup. Mau?
Saatnya kita berpikir terarah. Karena kehidupan saat ini bukan hanya untuk kita semata. Tetapi untuk dinikmati oleh anak cucu kita kedepannya juga. Mulailah menghemat penggunaan kertas agar tak banyak pohon yang ditebang sia-sia.
Beberapa cara yang biasa saya lakukan untuk paperless kertas antara lain:
- Menggunakan kembali lembar sebaliknya pada kertas bekas sebagai tempat menulis ataupun print out data yang hanya terpakai sementara.
- Menggunakan kembali buku sisa untuk menuliskan catatan kecil sampai habis terisi lembarannya.
- Membuat note book dari kertas bekas yang masih bisa digunakan kembali bagian halamannya.
- Memindahkan pengabadian karya saya pada media elektronik melalui komputer atau pun aplikasi di gawai.
- Mengganti penggunaan tissu dengan kain lap yang bisa dipakai berulang-ulang.
- Mengganti kertas kemasan sebagai tas bawaan dengan tas kain yang lebih kuat dan tahan lama.
- Mengganti kertas sebagai pembungkus kemasan dengan membawa wadah makanan sendiri dari rumah.
- Hal yang pernah terpikirkan namun belum pernah saya coba, melakukan daur ulang kertas bekas menjadi kertas kembali sepertinya akan menjadi hal yang luar biasa.
Jika semua orang memiliki kepedulian dari hal kecil seperti ini, maka kelestarian bumi kita ini dapat terjaga hingga lama. Namun, jika ketidakpedulian kita semakin menjamur, jangan harap kehidupan dapat bertahan lama. Karena itulah, hematlah kertas atau kau akan mati karenanya. Karena dengan menghemat kertas, kita akan menggurangi penebangan pohon di dunia, berarti kita dapat mempertahankan produsen oksigen terbaik untuk beberapa waktu kedepannya. Berubahlah sebelum terlambat.
Salam hangat dalam literasi😊🙏