Semua orang pasti sudah tahu bahwa kertas berasal dari kayu. Kayu berasal dari batang pohon. Artinya kertas berasal dari pohon. Akan tetapi tidak banyak yang tahu kalau keberadaan kertas bisa membunuh kita perlahan-lahan. Karena itu, hematlah kertas atau kau akan mati karenanya. Memang sich semua makhluk Tuhan pasti akan mati. Tapi... Tak nyamanlah jika dengan cara disengaja. Mati bunuh diri namanya. Dosa! Entar masuk neraka.
Kertas
Dulunya, sebelum keberadaan kertas itu ada, manusia memanfaatkan daun, kulit kayu, bambu bahkan tulang dan batu sebagai tempat menulis. Kita bisa melihat banyaknya prasasti peninggalan zaman purba yang tersimpan di museum tanah air.
Artinya kebutuhan suatu medium sebagai tempat menuangkan ide untuk kisah atau pun pesan sudah ada sejak zaman purbakala. Tak terkecuali saat ini juga, kebutuhan kertas menjadi hal penting dalam dunia belajar dan kerja kita.
Menurut Wikipedia, kertas adalah bahan yang tipis yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Kertas zaman sekarang memang terbuat dari serat selulosa yang terkandung dalam pulp (bubur kayu) yang dicetak menjadi lembaran tipis melalui sebuah proses teknologi bleaching (pemutihan). Dari mana bubur kayu itu diambil? Pastinya dari batang pohon. Karena itulah kita mengatakan bahwa kertas berasal dari pohon.
Pohon
Pohon merupakan mahkluk hidup heterotorof yang dapat membuat makanannya sendiri. Kemampuan pohon ini merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa melalui proses fotosintesis, yaitu pembuatan makanan melalui mekanisme kimiawi alami pada suatu organisme. Dan hanya pohon saja yang mampu melakukan itu.
Proses fotosintesis ini memerlukan air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) sebagai bahannya, serta sinar matahari sebagai energi utamanya. Dimana ada peran klorofil (zat hijau daun) dalam menangkap energi panas guna berjalannya reaksi kimia di dalam jaringan palisade daun.
Keberadaan fotosintesis ini memberikan sumbangsih udara respirasi (pernapasan) terbesar bagi kehidupan dunia. Bukan saja menyediakan sumber makanan bagi makhluk Tuhan lainnya, tetapi produsen oksigen terbaik di dunia. Gratis dan ramah lingkungan pula.
Hubungan kertas dan pohon
Hubungan kertas dan pohon baik-baik saja. Yang tidak baik itu adalah akibat hubungan mereka. Perekonomian dunia dan isu lingkungan hidup menjadi bergeser ke arah kurang baik. Pabrik pulp dan kertas yang membuka peluang kerja besar justru menimbulkan kerusakan lingkungan yang lebih banyak juga bagi bioma.
Tahukah kamu bahwa sebatang pohon Pinus remaja dengan diameter batang 30 cm dan tinggi 18 meter mampu menghasilkan 80,5 pond (setara dengan 80,5 x 0,454 Kg = 36,547 Kg) kertas atau sama dengan 16 rim kertas. 1 rim kertas berisi 500 lembar, artinya sebatang pohon Pinus mampu menyumbangkan 8000 lembar kertas bagi dunia literasi kita. Banyak, bukan?
Namun dalam proses pembuatannya menghantarkan gas karbondioksida yang banyak di bumi, pencemaran tanah dan air dari limbah bahan kimianya dan jerebu dari cerobong asapnya. Belum lagi penebangan pohon sebagai bahan bakunya, jelas berdampak signifikan bagi kelestarian lingkungan kita.
Kurangnya akar pohon sebagai pencengkeram tanah dari bahaya longsor. Tiadanya daya isap akar terhadap air yang membuat aliran air di permukaan tanah mengganas dan tergenang. Kurangnya dedaunan hijau penghisap karbon dioksida sebagai racun bioma yang membahayakan organisme bumi.
Tahukah kamu, berdasarkan data yang dikeluarkan Environment Canada, Canada's national environmental agency menyebutkan sebuah pohon dewasa menghasilkan 260 lbs oksigen atau 120-130 kilogram setiap tahunnya. Sedangkan manusia memerlukan 740 kg oksigen setiap tahunnya untuk bertahan hidup. Artinya untuk memenuhi kebutuhan oksigennya, seorang manusia memerlukan 6-7 pohon pertahun untuk memproduksi kebutuhan oksigennya.
Dari perhitungan ini dapat kita cermati betapa pentingnya keberadaan pohon bagi manusia. Bukan hanya sebagai penyedia oksigen, tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan sebagai tempat tinggalnya. Namun, deforestation (penebangan) demi memenuhi bahan baku kertas membawa akibat menurunnya populasi pohon di muka bumi. Meskipun bukan hanya industri kertas saja yang melakukannya.
Tahukah kamu, menurut analisis Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), pada 2020 kebutuhan kertas diperkirakan mencapai 490 juta ton dari 394 juta ton saat ini. Bukan saja sebagai kertas tulis, tetapi tissu dan kertas kemasan. Artinya, kebutuhan kertas meningkat terus dari tahun ke tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan 490 juta ton (490.000 juta Kg) kertas, maka diperlukan batang pohon sebanyak:
= 490.000.000.000 Kg : 36,547 Kg/batang
= 13.407.393. 220 batang pohon
Lebih dari 13 milyar batang pohon yang akan ditebang pertahunnya, 1milyar batang pohon perbulan atau lebih dari 33 juta batang pohon perhari di bumi hanya untuk pemenuhan kebutuhan kertas di dunia. Banyak, bukan?
Jika penebangan pohon ini tidak beriringan dengan penanaman kembali, maka dapat dipastikan pasokan oksigen di muka bumi akan berkurang drastis. Keseimbangan alam terganggu. Kehidupan organisme akan terancam. Dan manusia akan berebut oksigen demi menyambung hidup. Mau?
Saatnya kita berpikir terarah. Karena kehidupan saat ini bukan hanya untuk kita semata. Tetapi untuk dinikmati oleh anak cucu kita kedepannya juga. Mulailah menghemat penggunaan kertas agar tak banyak pohon yang ditebang sia-sia.
Beberapa cara yang biasa saya lakukan untuk paperless kertas antara lain:
- Menggunakan kembali lembar sebaliknya pada kertas bekas sebagai tempat menulis ataupun print out data yang hanya terpakai sementara.
- Menggunakan kembali buku sisa untuk menuliskan catatan kecil sampai habis terisi lembarannya.
- Membuat note book dari kertas bekas yang masih bisa digunakan kembali bagian halamannya.
- Memindahkan pengabadian karya saya pada media elektronik melalui komputer atau pun aplikasi di gawai.
- Mengganti penggunaan tissu dengan kain lap yang bisa dipakai berulang-ulang.
- Mengganti kertas kemasan sebagai tas bawaan dengan tas kain yang lebih kuat dan tahan lama.
- Mengganti kertas sebagai pembungkus kemasan dengan membawa wadah makanan sendiri dari rumah.
- Hal yang pernah terpikirkan namun belum pernah saya coba, melakukan daur ulang kertas bekas menjadi kertas kembali sepertinya akan menjadi hal yang luar biasa.
Jika semua orang memiliki kepedulian dari hal kecil seperti ini, maka kelestarian bumi kita ini dapat terjaga hingga lama. Namun, jika ketidakpedulian kita semakin menjamur, jangan harap kehidupan dapat bertahan lama. Karena itulah, hematlah kertas atau kau akan mati karenanya. Karena dengan menghemat kertas, kita akan menggurangi penebangan pohon di dunia, berarti kita dapat mempertahankan produsen oksigen terbaik untuk beberapa waktu kedepannya. Berubahlah sebelum terlambat.
Salam hangat dalam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 19 Mei 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H