Kemudian, kemampuan melukis wayang kaca itu diteruskan oleh putra almarhum yang bernama Jro Dalang I Nyoman Subrata (alm).
Lalu, diteruskan lagi ke anak dari Jro Dalang I Nyoman Subrata yang bernama I Ketut Santosa (alm).
Nah, I Ketut Santosa inilah yang kemudian mewariskan kemampuan melukisnya kepada putranya yang sekaligus menjadi salah seorang penerus lukisan wayang, Made Wijana, yang kami temui siang iu.
Seperti dituturkan oleh Made Wijana, kemampuan melukis wayang kaca dilakukan secara turun-temurun, tidak melalui kursus atau lainnya. Caranya adalah dengan menyertakan mereka untuk melukis sejak usia muda hingga kemudian menjadi semakin terampil.
Selain keluarga Made Wijana, ada juga beberapa keluarga yang menjadi seniman pelukis wayang kaca di Desa Nagasepaha.
Disebutkan, hingga saat ini jumlah pelukis wayang kaca di Desa Nagasepaha sebanyak 11 orang. Hanya tidak disebutkan berapa jumlah pelukis pada tahun-tahun sebelumnya.
Seperti dituturkan pria lajang ini, tekadnya adalah melanjutkan warisan leluhur, agar seni melukis ini tidak terputus.
Ia selalu berusaha untuk meneruskan kemampuan melukis ini kepada keluarganya atau orang lain yang tertarik melukis. Dia mengatakan, adik sepupunya tertarik melukis dan rajin menyertainya ketika berkarya.
Guru yang Seniman Lukis
Made Wijana yang merupakan generasi yang keempat sejak Jro Dalang Diah, adalah seorang guru seni dan budaya di SMP Negeri 1 Sukasada, Kabupaten Buleleng. Ia lulusan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.