Nagasepaha, begitu nama sebuah desa di wilayah Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Desa ini tidak sulit ditemukan. Lokasinya tidak jauh dari Singaraja, ibukota Kabupaten Buleleng di Bali Utara. Dari Singaraja, kita bisa menelusuri jalan ke arah selatan sekitar 7 km untuk tiba di desa yang sejuk ini.
Bertemu Made Wijana
Saya bersama beberapa kawan dosen se kampus berencana datang ke Desa Nagasepaha. Kami yang berjumlah 7 orang bersepakat untuk berangkat bersama dengan dua kendaraan.
Tujuan kami adalah menemui seorang pelukis wayang kaca untuk kami ajak berbincang-bincang mengenai pekerjaan yang ditekuninya ini. Namanya: Made Wijana (30).
Jalan menuju rumah Made Wijana terbilang kecil sehingga mengharuskan kami lebih berhati-hati. Begitu kami berhenti, sudah terlihat sang tuan rumah mengulum senyum dan mencakupkan tangan.
"Selamat datang Bapak dan Ibu," sapanya dan mempersilakan kami memarkir kendaraan dan bersama-sama melangkah menuju rumah sekaligus studio kerjanya.
Studionya terletak di sebuah rumah yang masih belum sepenuhnya selesai dibangun. Tetapi, di semua sisi temboknya sudah terpasang sejumlah lukisan dengan bermotif wayang. Rupanya, karena motif wayang inilah mengapa disebut dengan lukisan wayang kaca.
Seni yang Diwariskan Turun-menurun
Made Wijana menuturkan, kalau kakek-buyutnyalah yang mengawali seni melukis wayang di atas kaca. Nama beliau: Jro Dalang Diah. Sebuah nama pelukis wayang kaca yang sangat terkenal di Bali dengan berbagai penghargaan yang beliau terima.Â
Kemudian, kemampuan melukis wayang kaca itu diteruskan oleh putra almarhum yang bernama Jro Dalang I Nyoman Subrata (alm).
Lalu, diteruskan lagi ke anak dari Jro Dalang I Nyoman Subrata yang bernama I Ketut Santosa (alm).
Nah, I Ketut Santosa inilah yang kemudian mewariskan kemampuan melukisnya kepada putranya yang sekaligus menjadi salah seorang penerus lukisan wayang, Made Wijana, yang kami temui siang iu.
Seperti dituturkan oleh Made Wijana, kemampuan melukis wayang kaca dilakukan secara turun-temurun, tidak melalui kursus atau lainnya. Caranya adalah dengan menyertakan mereka untuk melukis sejak usia muda hingga kemudian menjadi semakin terampil.
Selain keluarga Made Wijana, ada juga beberapa keluarga yang menjadi seniman pelukis wayang kaca di Desa Nagasepaha.
Disebutkan, hingga saat ini jumlah pelukis wayang kaca di Desa Nagasepaha sebanyak 11 orang. Hanya tidak disebutkan berapa jumlah pelukis pada tahun-tahun sebelumnya.
Seperti dituturkan pria lajang ini, tekadnya adalah melanjutkan warisan leluhur, agar seni melukis ini tidak terputus.
Ia selalu berusaha untuk meneruskan kemampuan melukis ini kepada keluarganya atau orang lain yang tertarik melukis. Dia mengatakan, adik sepupunya tertarik melukis dan rajin menyertainya ketika berkarya.
Guru yang Seniman Lukis
Made Wijana yang merupakan generasi yang keempat sejak Jro Dalang Diah, adalah seorang guru seni dan budaya di SMP Negeri 1 Sukasada, Kabupaten Buleleng. Ia lulusan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.
Dia memanfaatkan waktu untuk melukis di sela-sela kesibukannya sebagai pendidik. "Biasanya saya melukis setelah datang dari sekolah," katanya sambil memperlihatkan beberapa karya yang sudah dihasilkannya, juga karya lukis pendahulunya yang masih ada di studio lukisannya.
Berbincang-bincang dengan Made Wijana sungguh menyenangkan. Orangnya ramah, murah senyum, dan terbuka untuk menjelaskan tentang bagaimana ia berkarya, apa masalah yang dihadapi, dan apa harapan-harapannya ke depan.
Made Wijana mengaku masih merasa kekurangan modal untuk bisa lebih produktif lagi. Ia juga menyampaikan bahwa selama ini ia belum mencatat transaksi bisnisnya. Belum pernah menyusun berapa pemasukan dan pengeluaran serta keuntungannya setiap bulan.
Terhadap kondisi ini, kami pun menganjurkan yang bersangkutan untukrutin membuat catatan transaksi keuangan dan menyusun laporan yang sederhana dan mudah.
Bagaimana Melukis Wayang Kaca?
Melukis wayang kaca rupanya sama sekali bukan pekerjaan mudah. Dibutuhkan minat yang besar, kesabaran, dan kehati-hatian. Proses belajarnya pun memakan waktu lama.
Minat yang besar untuk menekuni pekerjaan seni menjadi modal awal. Lalu, kesabaran dibutuhkan dalam proses pengerjaannya.
Selanjutnya, kehati-hatian dibutuhkan ketiga proses pengerjaan berlangsung dan saat pengiriman ke alamat pemesan. Maklum, lukisan ini terbuat dari kaca yang mudah pecah.
Untuk diketahui, lukisan ini dilukis dari belakang media kaca dengan menggunakan cat besi. Tetapi, hasil lukisannya dilihat dari depan.
"Pertama-tama dibuat sketsanya. Kemudian, sketsa itu menjadi mal atau panduan dalam melukis dari belakang media. Perwarnaannya pun dari belakang, dilakukan setahap demi setahap dengan teliti."
 "Biasanya dimulai dari bagian-bagian yang berwarna terang, baru kemudian ke bagian-bagian dari lukisan yang berwarna gelap. Di sini, kami tak menerapkan gradasi warna karena tak mungkin dilakukan," papar pria ini seraya memegang sebuah lukisan dengan media genteng kaca.
Harga Lukisan Wayang Kaca
Berapa harga sebuah lukisan wayang kaca yang dibuat Made Wijana? "Saya tak mematok harga tertentu. Menetapkan besaran harga hanya berdasarkan perkiraan saja. Misalnya, dilihat dari ukuran lukisan, tingkat kerumitan, dan siapa yang membelinya. Kalau sahabat yang membeli, tentu saya tak akan memasang harga tinggi, " paparnya sambil tersenyum.
Karena belum digeluti secara penuh, penghasilan dari melukis belum begitu besar. Tapi, lumayan untuk menutupi kebutuhan keluarga. Ia masih mengandalkan penghasilan dari pekerjaannya sebagai guru PNS.
Namun demikian, Made Wijana bercita-cita, pada suatu saat kelak ia ingin mendirikan sebuah galeri untuk berkarya, menampung, dan memamerkan karyanya sendiri dan karya pendahulunya yang masih ada sebagai warisan yang tak ternilai harganya.
Selamat berkarya Pak Made. Selamat meneruskan seni lukis dari para leluhur. Semoga galeri yang Pak cita-citakan bisa terwujud.
(I Ketut Suweca, 12 Oktober 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H