Pertama, kebutuhan berprestasi (need for achievement)
Kebutuhan berprestasi, atau yang sering disebut kebutuhan akan pencapaian, merupakan salah satu kebutuhan penting manusia.
Kebutuhan ini didefinisikan sebagai dorongan untuk mencapai hasil yang lebih baik dan menganggap prestasi sebagai sesuatu yang bernilai. Keberhasilan diukur berdasarkan standar yang ditetapkan individu, dan dorongan berprestasi terjadi ketika seseorang, secara sadar atau tidak, mengarahkan pikiran dan perilakunya untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
Keinginan berprestasi ini sering muncul secara spontan, memotivasi seseorang untuk aktif mencari tantangan, memperoleh umpan balik, serta bekerja secara mandiri tanpa arahan dari orang lain (Wilandouw dkk, 1988).
Kedua, kebutuhan berafiliasi (need for affiliation)
McClelland (Yuwono, 2005) mendefinisikan kebutuhan berafiliasi sebagai kebutuhan untuk merasa diterima dan memiliki hubungan yang positif dengan orang lain.
Menurut Walandouw dkk. (1988), kebutuhan ini juga mencakup keinginan untuk bersahabat dan terlibat dalam hubungan sosial. Orang dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi menunjukkan beberapa ciri perilaku, antara lain:
Lebih menyukai kebersamaan daripada kesendirian.
Sering berinteraksi dengan orang lain, misalnya melalui percakapan telepon.
Memprioritaskan hubungan pribadi di tempat kerja daripada tugas-tugas formal.
Bekerja lebih efektif saat berada dalam kelompok atau tim.