Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Turnover Karyawan, Apa Kaitannya dengan Budaya Perusahaan?

3 Oktober 2024   11:36 Diperbarui: 3 Oktober 2024   16:28 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Budaya Perusahaan | SHUTTERSTOCK

Sementara itu, perusahaan harus terus berupaya untuk mensosialisasikan nilai-nilai perusahaan yang terangkum menjadi budaya organisasi, terlebih-lebih kepada karyawan baru.

Peran Pemimpin Perusahaan

Dalam konteks ini, unsur pimpinan mempunyai peran mensosialisaikan nilai-nilai dimaksud sampai karyawan baru benar-benar mamahaminya dengan baik dan menjadikannya sebagai pedoman dalam bekerja dan berperilaku pada umumnya.

Pemimpin perusahaan harus secara terus-menerus memberikan pemahaman tentang budaya perusahaan kepada karyawan baru, juga mendorong karyawan untuk menerapkan nilai-nilai dimaksud dalam kehidupan berorganisasi.

Yang tidak kalah penting, unsur pimpinan atau para manajer hendaknya mampu menjadi tauladan dalam penerapan budaya organisasi. Dengan menjadi contoh yang baik, maka dapat diharapkan para karyawan akan mengikutinya.

Jangan sampai terjadi, apa yang dikatakan pimpinan bertolakbelakang dengan apa yang dilakukannya. Karyawan akan cenderung mengikuti apa yang dilakukan pimpinannya, bukan apa yang diucapkannya. Tindakan lebih "nyaring bunyi"-nya daripada kata-kata, bukan?

Selain itu, yang perlu juga dilakukan pihak pimpinan adalah memberikan penjelasan betapa pentingnya budaya organisasi bagi penguatan dan kemajuan perusahaan serta bagi tercapainya kesejahteraan bersama.

Pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan budaya perusahaan (company culture) akan dapat meningkatkan komitmen dan kepuasan kerja karyawan. Selain itu, tingkat turnover pun bisa diminimalkan.

(I Ketut Suweca, 3 Oktober 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun