Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Generasi Z, Work Life Balance, dan Pekerjaan Informal

4 Agustus 2024   18:24 Diperbarui: 4 Agustus 2024   18:39 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi keistimewaan seperti itu sulit didapatkan di dalam pekerjaan formal. Sektor formal cenderung menuntut target, kerja keras, dan disiplin yang ketat.

Pekerjaan yang tersedia malah menghendaki karyawan bekerja keras sebagai bentuk dedikasi terhadap perusahaan sekaligus untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.

Pekerjaan Informal

Salah satu tempat di mana genetasi Z dimungkinkan untuk mendapatkan pekerjaan yang memenuhi syarat untuk work life balance adalah pada pekerjaan informal. Ya, dibandingkan dengan pekerjaan formal, pekerjaan informal tidak atau kurang terikat oleh waktu yang ketat.

Akan tetapi, ada pekerjaan informal yang dilakukan dengan dan tanpa bayaran. Dengan bayaran, apabila mereka melakukan pekerjaan informal atau melakukan usaha mandiri untuk mengisi waktu dan mendapatkan penghasilan.

Tanpa bayaran dimaksudkan ketika generasi Z membantu pekerjaan bersama orangtua atau keluarga tanpa digaji. Hal ini dilakukan kebanyakan dengan bertujuan untuk mengisi waktu sebelum mendapatkan pekerjaan formal atau melanjutkan pendidikan.

Beberapa pekerjaan informal yang menjadi pilihan generasi Z di antaranya menjadi desain grafis, freelancer, dan content creator. Ada juga yang menekuni bisnis dalam berbagai bentuknya.

Ditengarai, pilihan ini terjadi sebagai akibat terjadinya Covid-19 beberapa tahun yang lalu yang membuat banyak karyawan dirumahkan (baca: diberhentikan). Karena dirumahkan, maka alih-alih tidak bekerja, mereka lalu terjun ke sektor informal. Dan, kemudian ini keterusan hingga sekarang dan diikuti pula oleh usia yang lebih muda.

Tetapi, tetap saja ada keinginan sebagian dari generasi Z untuk mendapatkan pekerjaan formal. Namun, untuk mendapatkan pekerjaan formal, mereka menghadapi persaingan ketat yang sulit ditembus.

Belum lagi, beberapa perusahaan yang lebih mengutamakan pekerja yang berpengalaman sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan tersebut enggan mengeluarkan biaya untuk pendidikan dan pelatihan yang harus dikeluarkan bagi karyawan yang baru.

Tiga Alasan Generasi Z

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun